BNPB: Banjir, Bencana Alam Mematikan Hingga Agustus 2020

Marwan Azis, telisik indonesia
Senin, 31 Agustus 2020
0 dilihat
BNPB: Banjir, Bencana Alam Mematikan Hingga Agustus 2020
Saat banjir merendam Luwu Utara beberapa waktu lalu. Foto: Ist.

" Banjir menjadi salah satu bencana hidrometeorologi yang mendominasi kejadian bencana hingga Agustus. "

JAKARTA, TELISIK.ID - Banjir menjadi bencana alam paling mematikan dari awal Januari 2020 hingga Agustus 2020.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, lebih dari 100 jiwa meninggal akibat banjir dan 17 lainnya hilang.

Tak hanya mematikan, banjir merupakan bencana alam yang dominan terjadi hingga Agustus 2020. BNPB mencatat 726 kejadian banjir yang mengakibatkan lebih dari 2,8 juta mengungsi sampai dengan 30 Agustus 2020.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Raditya Jati mengatakan, banjir masih melanda wilayah di Tanah Air meskipun sudah memasuki bulan ke delapan, seperti banjir di Kabupaten Agam, Sumatera Barat pada Minggu (30/8/2020).

"Banjir menjadi salah satu bencana hidrometeorologi yang mendominasi kejadian bencana hingga Agustus," kata Raditya, Senin (31/8/2020).

Banjir mengakibatkan kerugian pada sektor perumahan rumah hingga ratusan ribu unit, dengan rincian rusak berat 4.581 unit, rusak sedang 2.784, rusak ringan 9.833 dan terendam 540.739.

Sedangkan infrastuktur fasilitas umum, kerusakan fasilitas pendidikan 496 unit, peribadatan 581, kesehatan 112, perkantoran 109 dan jembatan 299.

Dalam kurun Januari hingga Agustus 2020, BNPB mengidentifikasi 1.927 kejadian bencana alam. Dari jumlah tersebut, 99 persen merupakan bencana hidrometerologi, seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, angin puting beliung dan kekeringan.

Jumlah kejadian bencana tersebut mengakibatkan 290 orang meninggal dunia dan hilang, 421 mengalami luka-luka dan 3,8 juta mengungsi.

Baca juga: Di Ruang Siber, Data Pribadi Jadi Bagian Penting Kedaulatan Negara

Raditya mengungkapkan, adapun jumlah kejadian berdasarkan jenis bencana alam hingga bulan kedelapan, banjir 726 kejadian, puting beliung 521, tanah longsor 367, kebakaran hutan dan lahan 256, gelombang pasang dan abrasi 24, kekeringan 16, gempa bumi 12 dan erupsi gunung api 5.

Sementara itu, bencana geologi, seperti gempa bumi, perlu menjadi perhatian bersama. Di tengah pandemi COVID-19, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat total kejadian gempa 804 kali selama Agustus 2020. Dari jumlah tersebut, gempa dengan magnitudo 7 terjadi sebanyak 27 kali, dan kurang dari magnitudo 777 kali. Sebanyak 49 kali gempa dirasakan oleh warga.

Sementara itu,Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan, pada Agustus 2020 hanya terjadi satu kali gempa merusak di Desa Sungai Gerong, Kabupaten Lebong, Bengkulu.

“Gempa ini merupakan gempa kembar atau doublet earthquake yang terjadi pada 19 Agustus 2020 lalu dengan M6.6 dan M6.7,” ujar Daryono.

Berdasarkan analisis BMKG sepanjang Agustus 2020, sejumlah wilayah yang berada di dekat zona aktif gempa perlu diwaspadai.

Wilayah-wilayah tersebut antara lain Banda Aceh, Bengkulu, Selat Sunda, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumba, Sigi dan Matano, Maluku Utara dan Sarmi.

Menyikapi kejadian bencana, Daryono mengimbau, masyarakat terus waspada dan siap siaga dalam menghadapi ancaman bahaya, khususnya di tengah pandemi COVID-19. Setelah musim penghujan mereda, potensi bencana asap berupa kebakaran hutan dan lahan yang akan dihadapi.

"Meski demikian, ancaman erupsi gunung api dan bencana geologi lainnya, seperti gempa bumi yang dapat memicu tsunami, dapat terjadi setiap saat," pungkasnya.

Reporter: Marwan Azis

Editor: Kardin

Artikel Terkait
Baca Juga