Bulan Menjauh, Bumi Diprediksi Bakal Memiliki 25 Jam dalam Sehari

Merdiyanto , telisik indonesia
Senin, 26 Agustus 2024
0 dilihat
Bulan Menjauh, Bumi Diprediksi Bakal Memiliki 25 Jam dalam Sehari
Para peneliti memprediksi bumi akan memiliki 25 jam dalam sehari karena bulan semakin menjauh. Foto: Repro Merdeka.com

" Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa hari di bumi semakin panjang karena bulan terus menjauh. Gaya gravitasi bulan yang melemah membuat rotasi bumi melambat "

KENDARI, TELISIK.ID - Sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa hari di bumi semakin panjang karena bulan terus menjauh. Gaya gravitasi bulan yang melemah membuat rotasi bumi melambat.

Para ilmuwan memprediksi bahwa durasi satu hari di bumi akan bertambah menjadi 25 jam. Namun, mereka juga mencatat bahwa perubahan ini akan terjadi dalam jangka waktu yang sangat lama, yaitu sekitar 200 juta tahun.

“Saat bulan menjauh, bumi bagaikan seorang atlet seluncur yang berputar dan melambat saat merentangkan tangannya,” jelas ahli geosains Stephen Meyers, seorang profesor di Universitas Wisconsin-Madison,” sebagaimana dilansir Daily Mail.

Baca Juga: Deretan Raja Hacker Paling Ditakuti, Bikin Dunia Ketar-Ketir

Bulan, yang terletak sekitar 238.000 mil jauhnya dari bumi, membutuhkan waktu sekitar 27,3 hari untuk menyelesaikan satu kali orbit mengelilingi planet kita.

Namun, penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa bulan perlahan-lahan menjauh dari bumi dengan kecepatan sekitar 1,5 inci per tahun. Hal ini mengakibatkan waktu yang dibutuhkan bulan untuk mengorbit bumi menjadi lebih lama.

Suatu saat nanti, bulan akan mencapai jarak yang tetap dari bumi dan hanya sisi yang sama dari bulan yang akan selalu menghadap ke bumi.

Dalam penelitiannya, Meyers beserta rekan-rekannya melakukan rekonstruksi mendalam terhadap sejarah hubungan antara bumi dan bulan.

Hasil penelitiannya mengungkapkan bahwa sekitar 1,4 miliar tahun yang lalu, durasi satu hari di bumi lebih pendek, yaitu hanya sekitar 18 jam.

Dikutip dari Merdeka.com, demi memperoleh perhitungan tersebut, para peneliti mengembangkan suatu metode statistik yang mengintegrasikan teori astronomi dengan data geologi untuk merekonstruksi masa lalu geologi bumi.

Hal ini membuat mereka bisa mengungkap sejarah tata surya yang lebih lengkap.

Penelitian menunjukkan bahwa miliaran tahun lalu, hari di bumi lebih pendek karena bulan lebih dekat, sehingga rotasi bumi lebih cepat. Hal ini mengindikasikan bahwa interaksi gravitasi antara bumi dan bulan memiliki pengaruh signifikan terhadap panjang hari di masa lalu.

Sepanjang sejarah geologi bumi dan bulan telah mengalami proses resesi, yaitu pergeseran secara perlahan menjauh dari bumi akibat interaksi gravitasi antara kedua benda langit tersebut.

Rotasi bumi yang lebih cepat dibandingkan dengan revolusi bulan menyebabkan gesekan antara dasar laut dan air laut. Gesekan ini mendorong gelombang pasang bergerak sedikit lebih cepat, melawan gaya tarik gravitasi bulan.

Ini secara bertahap memperlambat rotasi bumi, sementara bulan sendiri mendapatkan energi dan bergerak menjauh. Di sisi lain, perubahan iklim juga turut mempengaruhi kecepatan rotasi bumi.

Baca Juga: Belum Rencana Pisah, Ronaldo dan Georgina Siapkan Harta Gono Gini Rp 1,7 Miliar Per Bulan

Meningkatnya suhu global menyebabkan es di kutub mencair, sehingga massa air di lautan bertambah. Penambahan massa air ini juga berdampak pada perlambatan rotasi bumi.

Alhasil, pencairan es di kutub secara bertahap mengalir ke khatulistiwa, menyebabkan lautan di sekitar tengah bumi membesar. Pembesaran lautan ini, dipengaruhi oleh gaya tarik bulan, membuat bentuk bumi semakin melebar di bagian tengahnya. Akibatnya, rotasi bumi melambat.

Meskipun perubahan ini sangat kecil dan tidak terasa oleh manusia, dalam jangka waktu yang sangat lama, perubahan ini akan semakin signifikan hingga akhirnya menambah satu jam ekstra dalam satu hari. (C)

Penulis: Merdiyanto

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga