Deretan Raja Hacker Paling Ditakuti, Bikin Dunia Ketar-Ketir
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 25 Agustus 2024
0 dilihat
Berkembangnya dunia digital memicu kejahatan tak hanya terjadi di dunia nyata, melainkan di dunia siber. Foto: Repro kibrispdr.org
" Para peretas, dengan kemampuan luar biasa, telah menyasar berbagai target strategis, mulai dari institusi keuangan hingga fasilitas negara, membuat banyak negara, termasuk Amerika Serikat, harus mengambil tindakan serius "
JAKARTA, TELISIK.ID - Ketika berbicara tentang keamanan siber, ada nama-nama yang tidak bisa dianggap sepele. Mereka adalah para peretas yang berhasil mengguncang dunia dengan aksinya yang sangat merugikan. Dikenal sebagai Raja Hacker, mereka tak hanya meretas, tapi juga banyak negara harus menghadapi kerugian tak terhitung nilainya.
Para peretas ini, dengan kemampuan luar biasa mereka, telah menyasar berbagai target strategis, mulai dari institusi keuangan hingga fasilitas negara, membuat banyak negara, termasuk Amerika Serikat, harus mengambil tindakan serius.
Telisikers, berikut adalah deretan raja hacker dunia yang paling ditakuti saat ini:
1. LockBit
Dikenal sebagai pengembang ransomware paling produktif, LockBit adalah alias dari Dmitry Yuryevich Khoroshev, seorang warga negara Rusia berusia 31 tahun, seperti dikutip dari CNBC Indonesia, Minggu (25/8/2024).
LockBit terkenal karena telah menyebabkan kerugian hingga miliaran dolar melalui serangan siber yang dilakukannya di seluruh dunia. Badan Kejahatan Nasional Inggris mengungkap identitasnya dan menuduhnya terlibat dalam berbagai kejahatan komputer, termasuk penipuan dan pemerasan.
Departemen Kehakiman Amerika Serikat (AS) bahkan menawarkan hadiah sebesar 10 juta dolar AS bagi siapa saja yang berhasil menangkap Khoroshev.
2. Brain Cipher
Mengutip BleepingComputer, Brain Cipher adalah kelompok ransomware baru yang mulai beroperasi pada awal Juni 2024. Kelompok ini langsung membuat kegemparan di Indonesia setelah berhasil meretas Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya, menyebabkan gangguan besar pada layanan vital seperti imigrasi.
Baca Juga: 4,7 Juta Data Pribadi ASN Bocor, Dijual Hacker di Dark Web Rp 150 Juta
Operasi Brain Cipher tak hanya terbatas di Indonesia, mereka juga menargetkan organisasi-organisasi di seluruh dunia. Taktik mereka termasuk mencuri data sebelum mengenkripsi perangkat korban dan mengancam akan mempublikasikan data tersebut jika tebusan tidak dibayarkan.
3. Lazarus
Lazarus, kelompok hacker yang berafiliasi dengan Korea Utara, telah melakukan berbagai tindak kejahatan siber yang membuat banyak negara waspada. Kelompok ini dikenal menggunakan taktik phising untuk mengelabui korban dan mencuri data sensitif.
Salah satu operasi terbesar mereka termasuk pencucian uang melalui firma pembayaran Huione Pay di Kamboja, di mana mereka berhasil memindahkan kripto senilai lebih dari 150.000 dolar AS.
Lazarus juga terkenal karena serangan mereka terhadap perusahaan-perusahaan kripto dengan mengirim malware yang disamarkan sebagai email dari investor.
4. APT42
APT42 adalah kelompok hacker asal Iran yang dikenal karena serangan mereka terhadap kampanye kandidat presiden AS dari Partai Republik maupun Demokrat. Google mengungkapkan bahwa APT42 juga menargetkan militer, pemerintah, dan organisasi diplomasi Israel.
Baca Juga: Hacker Bjorka Retas Website Pemprov Sulawesi Tenggara, Singgung Kenaikan BBM
Kelompok ini dipercaya bekerja untuk Revolutionary Guard Corps Iran (IRGC) dan memiliki kepentingan besar dalam politik AS. Salah satu target utama mereka adalah orang-orang yang berafiliasi dengan Trump dan Presiden AS Joe Biden.
5. Radar/Dispossessor
Radar/Dispossessor adalah kelompok hacker yang didirikan pada Agustus 2023 dengan pemimpin yang dikenal dengan moniker online 'Brain'. Mereka menargetkan perusahaan kecil dan menengah di seluruh dunia, termasuk rumah sakit.
Serangan mereka telah menyebabkan kerugian besar bagi setidaknya 43 perusahaan di berbagai negara. Para pihak berwenang dari Amerika Serikat dan Jerman memperkirakan bahwa masih banyak korban yang belum teridentifikasi, dengan banyak perusahaan yang mungkin terkena dampak dari serangan mereka. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS