Cerita Unik Jason Padgett, Mendadak Jadi Jenius Matematika Usai Alami Gegar Otak
Nurdian Pratiwi, telisik indonesia
Minggu, 23 Oktober 2022
0 dilihat
Jason Padgett, menjadi ahli Matematika setelah mengalami penganiayaan. Foto: Repro Idntimes.com
" Terlahir dengan otak yang jenius tentu merupakan salah satu kebanggaan seseorang. Namun, bagaimana jadinya jika kejeniusan tersebut baru muncul setelah seseorang dipukuli? "
WASHINGTON, TELISIK.ID - Terlahir dengan otak yang jenius tentu merupakan salah satu kebanggaan seseorang. Namun, bagaimana jadinya jika kejeniusan tersebut baru muncul setelah seseorang dipukuli?
Sebuah kisah keajaiban tersebut datang dari Pria asal Washington, Amerika Serikat, Jason Padgett.
Mengutip dari Haibunda.com, Jason sendiri awalnya hanyalah seorang salesman dengan kehidupan yang tidak teratur.
Masa mudanya banyak dihabiskan dengan bersenang-senang, pesta, mabuk-mabukan, dan wanita. Dalah hidupnya Dia tak pernah menyukai matematika.
Menurutnya, matematika tak pernah bisa digunakan dalam dunia nyata. Namun, kisah hidupnya berubah drastis pada Jumat malam, 13 September 2002.
Baca Juga: Artis Cantik India Ini Perankan Bintang Porno, Cari Tantangan Baru
Saat itu, dia bersama teman-temannya yang baru keluar dari bar diserang dan dirampok oleh dua orang pria tak dikenal. Salah satu perampok memukul kepalanya. Seketika pandangannya kabur dan seperti melihat kepulan cahaya putih.
"Selanjutnya yang saya tahu, saya berlutut dan semua berputar. Saya tidak tahu saya di mana dan bagaimana keadaannya saya," katanya, dikutip dari BBC.
Dia pun berjalan terhuyung-huyung ke sebuah rumah sakit di seberang jalan. Dokter memberi tahu bahwa dia mengalami gegar otak dan pendarahan ginjal akibat pukulan keras di area perutnya.
Dokter pun memberikan suntikan dan obat penghilang rasa sakit, lalu mengizinkannya pulang.
Tapi begitu di rumah, Padgett mengalami perubahan sikap yang dramatis. Cedera otak traumatis yang dia alami menyebabkan gangguan Obsessive Compulsive Disorder (OCD).
Dalam kasus tersebut, Pagett menjadi takut pada dunia luar dan hanya akan meninggalkan rumahnya ketika akan belanja persediaan dan bahan makanan.
Bahkan dia menutup jendelanya dengan selimut dan handuk. OCD juga telah membuat Padgett merasakan ketakutan berlebihan terhadap kuman, dia menjadi sering mencuci tangan dan segala hal yang dirasa kotor.
Dikutip dari Kumparan.com, disaat yang sama, Padgett juga mulai memperhatikan perubahan pada dirinya yang begitu tampak berbeda. Ia mampu menggambarkan lingkungan di sekitarnya dengan visual-visual geometri.
Dengan imajinasinya itu, Padgett memiliki kemampuan menggambar matematis yang mencengangkan. Lantas ia mulai membuat sketsa lingkaran yang terbuat dari segitiga yang tumpang tindih, yang membantunya memahami konsep pi, rasio lingkar lingkaran ke diameternya.
Menurutnya, tidak ada yang namanya lingkaran sempurna, yang dia tahu karena dia selalu bisa melihat tepi poligon yang mendekati lingkaran.
Lingkaran hasil karya Jason Padgett. Lingkaran yang terdiri atas begitu banyak segitiga ini disebutkan sebagai ilustrasi Pi (Jason Padgett).
Setelah sembuh dari cedera, Padgett mampu menggambar bentuk geometris yang rumit, padahal Padgett tidak memiliki histori pelatihan formal untuk memahami persamaan-persamaan yang diwakili gambar-gambar tersebut.
Pada Suatu hari, seorang fisikawan mendapati Padgett sedang membuat gambar-gambar ini di sebuah mal. Kemampuan luar biasa yang dimiliki Padgett membuat seorang ahli syaraf penasaran ingin memahami bagaimana Padgett mengembangkannya.
Baca Juga: Bukan Saja Wanita Cantik, Ternyata Kazakhstan Punya Keunikan Lain
Berit Brogaard, seorang profesor fislafat di University of Miami, memindai otak Padgett dengan pencitraan resonansi magnetik fungsional (FMRI) guna memahami bagaimana Padgett memeroleh kemampuan matematikanya yang hebat dan sinestesia yang memungkinkan dia memahami rumus-rumus matematika sebagai suatu angka geometris.
Dari hasil pemindaian menunjukkan adanya aktivitas signifikan pada otak kiri Padgett, di mana keterampilan matematika Padgett terbukti dikelola oleh otak bagian kiri. Otaknya menyala paling kuat di korteks parietal kiri, area di belakang mahkota kepala yang diketahui untuk memadukan informasi yang dikirim dari berbagai indra.
Ada juga beberapa aktivasi di bagian lobus temporal (perihal memori visual, pemrosesan sensorik serta emosi) dan lobus frontal (perihal dalam fungsi eksekutif, perencanaan dan perhatian).
Sebelum mengalami cedera, Padgett dikenal sebagai seorang atlet dan juga pelukis. Pria asal Tacoma, Washington ini pun bukan termasuk orang yang menonjol dalam bidang akademis. Bahkan, ia tak lulus dalam ujian pra-aljabar dalam pelajaran matematika.
Namun, setelah cidera kepala akibat dari penganiayaan yang dialaminya, Padgett secara ajaib mampu mengembangkan kemampuan visual matematis dan konsep fisika secara intuitif. (C)
Penulis: Nurdian Pratiwi
Editor: Kardin