Cuaca Buruk, Harga Ikan di Busel Melonjak
Deni Djohan, telisik indonesia
Senin, 06 Januari 2020
0 dilihat
Suasana perairan laut Buton Selatan. Terlihat hempasan ombak menghantam kapal Boti yang merupakan ikon Kabupaten Buton Selatan.
" Dari pagi tadi saya jualan baru Rp 40 ribu. Dari jam 10 tadi ini saya menjual. "
BATAUGA, TELISIK.ID - Cuaca buruk yang melanda perairan Buton Selatan (Busel) beberapa pekan terakhir membuat penghasilan para pedagang ikan di pasar Lakambau, Kecamatan Batauga, menurun. Pasalnya, sejumlah nelayan yang berada di Siompu dan Kadatua enggan melaut, lantaran besarnya ombak yang disertai dengan angin kencang.
Kondisi itu membuat harga ikan juga ikut naik. Tadinya, harga setiap boks-nya berkisar Rp 700 ribu sampai Rp 800 ribu, kini melonjak naik menjadi Rp 1,25 juta
"Dari pagi tadi saya jualan baru Rp 40 ribu. Dari jam 10 tadi ini saya menjual," ungkap salah satu pedagang ikan, Tuti (40).
Biasanya, ibu tiga anak ini menjual ikan karang. Hanya karena kondisi cuaca buruk ia terpaksa menjual ikan jenis layang.
"Kalau kita biasanya beli dari Siompu, karena ombak besar mereka tidak menyebrang. Sekarang kita ambil ikan dari Pasarwajo," tambahnya.
Selain faktor cuaca, kondisi pasar tempat mereka menjajakan jualannya juga bermasalah. Pasar yang disiapkan pemerintah di Kelurahan Bandar Batauga, Kecamatan Batauga, dianggap tidak layak dan minim pembeli.
"Pertama saya rugi satu juta lebih. Satu bulan kemudian bukan tambah ada uang tapi makin habis. Makanya kita sabar saja. Kita mau mengeluh sama siapa," keluhnya.
Senada dengan Tuti, Nirfaiza (49) juga keluhkan harga jual ikan yang satu bulan terakhir ini semakin mahal. Biasanya ia membeli ikan jenis layang Rp 150 ribu setiap boks nya, kini naik menjadi Rp 300 ribu.
"Masalahnya mereka (para nelayan, red) di Siompu dan Kadatua tidak bisa menyebrang," pungkasnya.
Baca Juga: Pemprov Sultra Gunakan SMKN Satu Kendari untuk Tes Calon ASN
Gelombang tinggi yang disertai angin kencang, juga merusak proyek reklamasi yang merupakan ikon Buton Selatan. Salah satu pekerja yang enggan disebutkan namanya mengaku, keretakan yang terjadi pada bagian bawah perahu Boti yang terpajang diujung reklamasi itu disebabkan timbunan reklamasi tak kuat dihantam ombak. Akibatnya, tanah timbunan turun.
"Bukan kapalnya yang hancur, tapi timbunannya yang menurun," ungkapnya.
Reporter: Deni Djohan
Editor: Sumarlin