Dari Sampah, Ibu Ini Hidupi Suami dan 9 Anak

Wa Ode Umratul Khazanah, telisik indonesia
Senin, 25 Oktober 2021
0 dilihat
Dari Sampah, Ibu Ini Hidupi Suami dan 9 Anak
Ibu Tina dan ketiga anaknya sedang beristirahat. Foto: Wa Ode Umratul Khazanah/Telisik

" Namun bagi sebagian orang, sampah bisa menjadi sesuatu yang sangat bernilai. Dengan sampah, mereka menggantungkan hidup dan harapan. Tina adalah salah satunya. "

KENDARI, TELISIK.ID - Sampah merupakan barang sisa, berasal dari kegiatan manusia yang tidak digunakan lagi.

Dalam kehidupan sehari-hari, sampah identik dengan sesuatu yang kotor, sumber penyakit dan tidak bernilai.

Namun bagi sebagian orang, sampah bisa menjadi sesuatu yang sangat bernilai. Dengan sampah, mereka menggantungkan hidup dan harapan. Tina adalah salah satunya.

Tina adalah seorang ibu rumah tangga, yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Berkeliling Kota Kendari mencari dan mengumpulkan sampah, lalu dijual kepada pengepul.

Kondisi sang suami yang tak lagi sehat, membuat dirinya harus turun tangan membantu tugas sang suami, mencari nafkah.

Kepada Telisik.id, ia mengaku kondisinya yang tak berpendidikan, membuat dirinya tak ada pilihan lain selain menjadi pemulung.

"Mau diapa hanya ini yang bisa saya kerja. Dulu suamiku yang kerja, tapi sekarang dia sudah tua, sudah tidak kuat lagi jalan jauh," katanya, Minggu (24/10/2021).

Baca Juga : Akibat Pandemi, Pedagang Ini Beralih Profesi Jadi Pemulung

Setiap hari pukul 06.00 pagi, ibu dari 9 orang anak ini pergi meninggalkan rumah, dan akan kembali pada malam hari. Dengan kedua kakinya ia mendorong gerobak, berkeliling mencari dan mengais sampah.

Sedang sang suami menunggu di rumah, membantu memilih dan memilah sampah sebelum dijual kembali.

Ia juga mengaku, pendapatannya tidak menentu. Dalam dua minggu, dari hasil penjualan sampah ia bisa memperoleh uang Rp 1 juta, atau bahkan kurang dari itu.  

Baca Juga : Kisah Sepasang Suami Istri Pemulung, Bahagia Meski Tak Kaya

"Hasil memulung ini, tidak bisa kita dapat harian. Dikumpul-kumpul dulu sampahnya sampai banyak baru bisa ditimbang. Pendapatannya juga tidak menentu, kadangkala dua minggu bisa dapat satu juta, kadang juga tidak cukup satu juta. Ya tergantung rezeki," tambahnya.

Meski demikian, Tina mengaku sangat bersyukur kepada Tuhan, karena dari hasil sampah inilah ia menggantungkan hidup dan harapannya. Dari sampah ia menghidupi keluarganya, menyekolahkan 9 anaknya. (C)

Reporter: Wa Ode Umratul Khazanah

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga