Dinas Ketahanan Pangan Sultra Jaga Stabilitas Harga di Bulan Ramadan
Andi Nuraisa Harifuddin, telisik indonesia
Senin, 11 April 2022
0 dilihat
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sultra, Aris Sismanto saat menjelaskan tupoksinya di ruang kerjanya. Foto: Aisyah/Telisik
" Memasuki pekan kedua Ramadan, sejumlah harga barang pokok terpantau belum juga turun, bahkan beberapa harga komoditi pangan merangkak naik "
KENDARI, TELISIK.ID – Memasuki pekan kedua Ramadan, sejumlah harga barang pokok terpantau belum juga turun, bahkan beberapa harga komoditi pangan merangkak naik.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Aris Sismanto mengatakan, pihaknya terus berupaya menjaga stabilitas inflasi pangan di Sultra saat Ramadan dan Idul Fitri mendatang.
“Setiap hari kami memantau stok dan harga di pasar-pasar, hari ini terpantau harga daging merangkak naik Rp 140 ribu per kilogram, karena situasinya mendekati hari besar. Padahal di Sultra lumbung daging, jadi jika sudah sampai di ambang batas, pemerintah akan turun tangan,” kata Aris saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (8/4/2022).
Terkait harga minyak yang tak kunjung turun, Ia menjelaskan bahwa sekarang HET yang diatur pemerintah hanya harga minyak curah, sementara harga minyak premium sudah tidak diatur pemerintah, sehingga di lapangan terjadi fluktuasi.
Ia mengatakan, terjadinya kenaikan harga karena adanya spekulan-spekulan yang memanfaatkan kondisi dan memainkan pasar, ditambah lagi kepanikan masyarakat.
"Jika kita sidak di rumah-rumah, pasti ada yang menampung 10 liter, 20 liter," ujarnya.
Contoh lain, lanjutnya, harga gula pasir juga mulai merangkak naik, padahal ketersediaan gula di Indonesia cukup, itulah spekulan yang memanfaatkan kondisi menjelang hari-hari besar.
Aris juga memaparkan, ketersediaan beras di Bulog dihitung oleh Dinas Ketahanan Pangan, pihaknya mengontrol ketersediaan stok beras bertahan hingga berapa bulan, sehingga Sultra bisa dinyatakan aman.
“Di sinilah harus terbentuk Satgas Pangan yang setiap hari memonitor dan memantau ketersediaan dan stabilitas harga, terutama saat ini menjelang hari-hari besar, sekarang Ramadan, tidak lama Idul Fitri, nanti Idul Adha,” paparnya.
Menurutnya, komoditas pangan yang dipantau mulai dari beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, minyak goreng, kedelai, termasuk tanaman lokal seperti sagu, umbi-umbian.
Saat ini, kata Arif, semua masih dalam kategori yang stabil, baik dari segi ketersediaan maupun stabilitas harga, meskipun stok didatangkan dari Sulawesi Selatan, distribusi berjalan lancar dan stabil.
Baca Juga: Penjual Es dan Minuman Dingin Ambil Kesempatan di Tengah Aksi Demo Mahasiswa
Ia mengatakan, pihaknya mengurus mulai dari ketersediaan hingga kerawanan pangan, stok pangan harian dan bulanan dari beberapa komoditi, stabilitas harga dan distribusinya, serta mengeluarkan sertifikasi keamanan pangan segar, di bawah naungan Badan Pangan Nasional sejak Februari 2022.
Pasar Mitra Tani (PMT) yang terletak di Jalan Balai Kota, tepatnya di sebelah selatan rumah jabatan Gubernur Sultra, menyediakan 12 komoditi pangan dengan harga lebih murah.
“Masyarakat belum banyak yang tahu ada toko tani murah bagian dari Dinas Ketahanan Pangan bidang distribusi, sehingga masyarakat bisa beli beras, beli gula dengan HET, bisa beli minyak dengan harga HET, pasti harganya lebih murah dari harga pasar, karena harga langsung dari distributor,” ujarnya.
Di tempat terpisah, analisis Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan Sultra, Hesti mengatakan, tujuan adanya PMT untuk melayani masyarakat dan menstabilkan harga.
“Semua ada 10 komoditi yang tersedia, yang belum tersedia ayam dan daging, dan harganya tentu lebih rendah dari harga di pasar, lebih terjangkau dan berkualitas,” kata Hesti saat ditemui di PMT.
PMT menyediakan gula dengan harga Rp 14 ribu, lebih murah dari harga di pasar yang bervariasi antara Rp 16 ribu-Rp 18 ribu.
“Kalau minyak goreng kita batasi pembeliannya 1 orang minimal 1 liter, kalau gula pasir dibatasi 2 kg per orang, kalau komoditi lain tidak ada batasan, tapi kami tidak melayani pedagang untuk dijual lagi, kami melayani masyarakat, supaya harga tetap stabil dan terjangkau,” ujarnya.
Baca Juga: Mahasiswa Kini Berdiri Tegak Sebagai Oposisi
Saat ini Dinas Ketahanan Pangan Sultra masih menunggu pengiriman minyak, dan diperkirakan tiba pertengahan puasa.
“Stok beras yang kami jual adalah lokal, telur juga lokal, bawang masih didatangkan dari luar Sultra,” tutupnya.
Salah satu penjual daging sapi di Pasar Mandonga, Sainal saat diwawancarai Telisik.id, Senin (11/4/2022) mengatakan, kenaikan harga sapi selalu terjadi setiap tahun.
“Kalau harga normalnya Rp 130 ribu per kilo sebelum Ramadan, sekarang Rp 140 ribu per kilo,” ujarnya.
Menurutnya harga daging sapi selalu naik menjelang hari raya Idul Fitri karena permintaan sangat tinggi, sementara di rumah pemotongan juga melayani bukan hanya di Pasar Mandonga.
“Tahun lalu daging sapi mencapai harga Rp 170 ribu per kilogram,” tutupnya. (A)
Reporter: Andi Nuraisa Harifuddin
Editor: Haerani Hambali