Usaha Ternak Bangkrut, Kakek Tua di Kendari Ini Nafkahi Keluarga dengan Memulung

Erni Yanti, telisik indonesia
Jumat, 17 Januari 2025
0 dilihat
Usaha Ternak Bangkrut, Kakek Tua di Kendari Ini Nafkahi Keluarga dengan Memulung
Kakek tua bernama Farlan saat mengangkat karung tempat barang bekas hasil ia memulung. Foto: Erni Yanti/Telisik

" Farlan (60), seorang pria paruh baya asal Punggulaka Puuwatu, Kendari, kini menjalani hidup sebagai pemulung setelah sebelumnya berprofesi sebagai peternak yang memiliki kehidupan lebih mapan "

KENDARI, TELISIK.ID – Farlan (60), seorang pria paruh baya asal Punggulaka Puuwatu, Kendari, kini menjalani hidup sebagai pemulung setelah sebelumnya berprofesi sebagai peternak yang memiliki kehidupan lebih mapan.

Perubahan hidup yang drastis memaksa Farlan beralih profesi demi memenuhi kebutuhan keluarganya.

Dulu, Farlan adalah peternak yang sukses, memelihara banyak ternak dan menggunakan hasilnya untuk membeli tanah serta membangun rumah tinggal. Namun, perubahan kondisi memaksa Farlan menghentikan usahanya.

"Peternakan saya dulu cukup baik, tapi akhirnya saya harus menggunakan tanah untuk membangun rumah. Modal habis, dan usaha pun terpaksa saya hentikan," cerita Farlan dengan nada berat.

Kini, Farlan berjuang sebagai pemulung. Setiap hari, ia mengumpulkan barang bekas seperti kardus, plastik, dan logam dari berbagai sudut Kota Kendari.

Baca Juga: Kisah Ibu Tunggal Mengais Rezeki di Lampu Merah Kota Kendari

Ketika ditemui telisik.id, Farlan sedang beristirahat sejenak setelah mengumpulkan setengah karung barang bekas sejak pagi.

Aktivitas memulung Farlan dimulai dari pagi hingga sore. Meskipun tubuhnya mulai rapuh dan langkahnya melambat, semangatnya tetap kuat.

"Meskipun sudah tua, saya harus tetap bekerja. Saya hanya ingin memastikan keluarga saya bisa makan," ujarnya.

Farlan tinggal bersama istrinya, seorang ibu rumah tangga, dan empat anaknya yang sudah lulus SMA. Meskipun anak-anaknya sudah dewasa, Farlan merasa tanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan keluarga masih ada di pundaknya.

Pendapatan dari memulung biasanya sekitar satu juta rupiah per bulan, cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarganya. Farlan juga mencatat perkembangan pesat Kota Kendari, dari yang dulu sunyi hingga kini ramai dan berkembang. Namun, ia menyadari semakin banyak orang yang harus berjuang keras untuk bertahan hidup.

"Semakin ramai, tapi semakin banyak juga orang yang mencari nafkah seperti saya," ujar Farlan. Meskipun pekerjaannya sebagai pemulung kerap dipandang sebelah mata, Farlan tetap bangga dengan perjuangannya.

Ia juga mengingat masa-masa ketika pemulung sering menjadi sasaran razia Satpol PP. Namun, kini situasinya mulai membaik.

"Pernah saya dikejar-kejar Satpol PP. Tapi sekarang, meskipun ada razia, lebih banyak orang yang mengerti dan tidak menghalangi kami mencari nafkah," jelas Farlan.

Baca Juga: Libur Sekolah, Bocah 13 Tahun Bantu Orang Tua dengan Berjualan Buroncong

Di tengah segala kesulitan, Farlan tetap optimis. Ia berharap suatu hari kondisi ekonomi membaik sehingga orang-orang seperti dirinya bisa mencari nafkah dengan lebih layak.

Meskipun pekerjaan sebagai pemulung penuh tantangan, Farlan tetap berharap dapat terus bekerja dan mencari penghidupan.

Salah seorang warga Kendari, Idham, mengungkapkan, jumlah pemulung di kota ini semakin meningkat.

"Di beberapa titik, terutama di sekitar bundaran gubernur dan Mandonga, kita sering melihat banyak pemulung, mereka biasa duduk di trotoar dengan anak-anak mereka," kata Idham. (B)

Penulis: Erni Yanti

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TAG:
Baca Juga