Dua Video Syur Tiga Menit dan 36 Detik Sepasang Anak SMP Martapura, Pakai Seragam Pramuka dan Baju Batik
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 11 Oktober 2024
0 dilihat
Beredar dua video adegan tak senonoh yang dilakukan dua siswa di bawah umur. Foto: X (Twiter) @hariini2024
" Kasus video kembali hebohkan dunia pendidikan Indonesia. Kali ini video syur sepasang pelajar SMP di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan "
BANJAR, TELISIK.ID - Kasus video kembali hebohkan dunia pendidikan Indonesia. Kali ini video syur sepasang pelajar SMP di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Dalam video berdurasi 3 menit 39 detik yang beredar di media sosial, sepasang pelajar SMP yang mengenakan pakaian seragam pramuka tersebut melakukan hubungan suami istri. Video esek-esek itu pun viral.
Dikutip dari Rebublika, Jumat (11/10/2024), ada dua video yang beredar. Pertama video bedurasi 36 detik, yang memperlihatkan dua sejoli berseragam batik salah satu SMP di Martapura, sedang melakukan adegan dewasa di kamar.
Dalam rekaman video kedua, tampak sepasang pelajar itu melakukan adegan tidak senonoh. Keduanya mengenakan seragam Pramuka lengkap, bahkan masih pakai kaus kaki sekolah.
Baca Juga: Heboh Skandal Video Syur Guru dan Murid, Begini Respons Kemenag
Dari informasi yang beredar, video tersebut beredar pada September 2024. Sekolah pun sudah menyelesaikan kasus tersebut dan para orang tua akhirnya memindahkan anak-anak mereka dari sekolah asal.
Sementara mengutip radarbanjarmasin.jawapos.com, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Banjar, Liana Penny, meminta netizen agar bijak dalam menanggapi video beredar.
"Harapan kami, netizen bijak dalam berkomentar dan tidak perlu dicari-cari identitasnya. Ini demi menjaga kesehatan mental dan masa depan yang bersangkutan," ucap Liana saat dikonfirmasi awak media, Kamis (10/10/2024).
Liana menjelaskan, kejadiannya dilakukan di luar jam sekolah dan sudah lama. Masalahnya pun sudah diselesaikan secara baik-baik bersama orangtua masing-masing siswa pada bulan lalu.
"Pihak sekolah kala itu memanggil orangtunya dan diselesaikan secara kekeluargaan. Orang tuanya mangambil langkah memindahkan anak tersebut demi menghindari bullying dan tetap mendapat pendidikan dengan lancar," papar Liana.
Liana menuturkan, pelajar apalagi masih di bawah umur merupakan tanggung jawab bersama, yakni sekolah, orangtua, dan masyarakat.
Baca Juga: Oknum Guru dan Murid Viral Gegara Video Syur: Jalin Hubungan Terlarang Sejak Kelas Satu SMA
Di sisi lain, kata Liana, pihak sekolah juga tidak dapat mengawasi para siswanya ketika sudah berada di luar lingkungan sekolah.
Juga upaya sekolah juga sudah maksimal dalam pencegahan. Sudah sering digelar sosialisasi materi cyber crime maupun kenakalan dengan narasumber dari kepolisian hingga instansi perlindungan anak.
Menurutnya, keputusan yang diambil dalam musyawarah antara pihak sekolah dan para orangtua itu sudah yang terbaik.
"Sayangnya, meski masalahnya sudah clear, namun ada pihak yang menyebarkan kembali. Kalau di-blow up, kasian orangtua anak-anaknya. Saya berharap tidak perlu dicari-cari sekolah barunya, kasian nanti trauma dan tidak mau sekolah lagi," tegas Liana. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Fitrah Nugraha
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS