Dulu Jual Koran di Jalanan, Begini Jalan Panjang Dr Damhuri Pimpin FKIP UHO Kendari dengan Visi Besar

Ana Pratiwi, telisik indonesia
Selasa, 14 Oktober 2025
0 dilihat
Dulu Jual Koran di Jalanan, Begini Jalan Panjang Dr Damhuri Pimpin FKIP UHO Kendari dengan Visi Besar
Mantan Rektor UHO, Prof Zamrun, mengenakan kalung jabatan kepada Damhuri saat dilantik sebagai Dekan FKIP UHO, di Aula Rapat Senat UHO, Kendari. Foto: Ist.

" Siapa sangka, di balik senyum tenang dan tutur lembut Dr. Damhuri, S.Pd., M.P., tersimpan kisah panjang perjuangan hidup yang berliku "

KENDARI, TELISIK.ID - Siapa sangka, di balik senyum tenang dan tutur lembut Dr. Damhuri, S.Pd., M.P., tersimpan kisah panjang perjuangan hidup yang berliku.

Kini sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Halu Oleo (UHO). Namun, perjalanan menuju posisi itu tidak semulus yang terlihat.

Ia tumbuh dari keluarga sederhana, berjuang menempuh pendidikan, dan menjadikan doa seorang ibu sebagai bahan bakar seluruh langkah hidupnya.

“Mama itu luar biasa. Kami sering berjalan kaki dari Watuputih ke Raha hanya untuk berjualan. Pengalaman itu membentuk mental, fisik dan cara berpikir saya,” kenang Doktor Damhuri, Selasa (24/9/2025).

Bagi Damhuri, ibunya bukan hanya orang tua, tapi guru kehidupan. Nilai kejujuran, kerja keras dan keikhlasan yang diwariskan sang ibu menjadi fondasi karakter yang ia bawa hingga kini.

“Mama selalu bilang, pendidikan itu jalan utama memperbaiki hidup. Dari beliau saya belajar bahwa kesuksesan sejati bukan soal pangkat, tapi manfaat,” ujarnya.

Damhuri saat menjalankan hobbynya bermain bola. Foto: Ist

 

Sang ibu juga menanamkan nilai spiritual yang kuat tidak meninggalkan salat, rajin mengaji, belajar sungguh-sungguh, dan bekerja dengan tulus.

“Itu yang selalu saya ingat sampai sekarang,” ujarnya dengan mata berbinar.

Baca Juga: FKIP UHO Kendari Bekali Calon Guru Pemahaman Kebhinekaan Global

Sejak muda, Damhuri dikenal aktif dan disiplin. Saat SMP, ia menjadi anggota pramuka Gudep Harimau Kontu, tempat ia belajar tentang kepemimpinan dan tanggung jawab. Setelah SMA, ia memilih kuliah di Jurusan Pendidikan Biologi UHO, meski harus berjuang keras untuk biaya hidup.

“Selama kuliah, saya membantu ibu dengan menjual koran. Jalan kaki mengantar koran tapi kuliah tetap jalan. Ia juga mendapatkan Beasiswa dari kampus dan Yayasan Insan Cita KAHMI, Banyak teman yang lulus enam tahun, saya empat tahun saja,” ujarnya tersenyum.

Setelah lulus, ia sempat menjadi guru kontrak sebelum akhirnya diterima sebagai dosen di UHO, setelah menyelesaikan Program Magister (S2) di Universitas Padjadjaran Bandung. Sejak itu, langkahnya tak pernah berhenti: Kepala Laboratorium, Ketua Prodi, Ketua Jurusan, Wakil Dekan II, Sekretaris Rektor, hingga kini dipercaya sebagai Dekan FKIP.

Menjadi dekan di fakultas terbesar UHO bukan perkara mudah. FKIP memiliki 21 program studi dan ribuan mahasiswa. Namun, Dr. Damhuri menjalankannya dengan tenang dan terbuka.

“Saya ingin fakultas ini jadi rumah yang nyaman bagi dosen dan mahasiswa,” katanya.

Ia menekankan pentingnya kerja ikhlas dan manajemen waktu. “Kalau kita bekerja dengan hati, semua terasa ringan. Akhir dari keikhlasan itu keberkahan,” ujarnya.

Di bawah kepemimpinannya, dua program studi di FKIP, yakni Pendidikan Biologi dan Pendidikan Matematika, berhasil meraih akreditasi internasional dari ASIIN (The Accreditation Agency for Study Programmes in Engineering, Informatics, Natural Sciences and Mathematics). Selain itu, tiga program studi lainnya juga memperoleh akreditasi Unggul, sehingga total program studi berstatus Unggul di FKIP kini berjumlah enam.

“Itu semua hasil kerja tim. Saya hanya berperan mengarahkan dan memberi semangat,” ujarnya dengan rendah hati.

Merawat anggrek adalah kegiatan pavorit lainnya yang dilakukan oleh Damhuri. Foto:Ist

 

Meski kesibukannya padat, keluarga tetap menjadi prioritas utama. Seusai jam kerja, waktunya hanya untuk istri dan anak-anak.

“Quality time bersama keluarga itu penting. Di situlah semangat hidup diperbarui,” ujarnya.

Dalam mendidik anak, ia meneladani pola asuh ibunya: memberi kebebasan disertai tanggung jawab. “Saya tidak memaksa anak harus ikut bidang saya. Yang penting mereka jujur dan bertanggungjawab serta amanah,” katanya.

Baca Juga: KBM FKIP UHO Kendari Tolak Efisiensi Anggaran Pendidikan dan Kesehatan

Selain akademik, Damhuri dikenal hobi bermain sepak bola dan merawat tanaman hias, terutama anggrek.

"Main bola itu bagian dari keseimbangan hidup. Tapi kalau butuh ketenangan, saya rawat anggrek di rumah,” katanya.

Lebih dari 30 jenis anggrek tumbuh di halamannya. “Anggrek itu simbol kesabaran. Ia tumbuh pelan, beradaptasi, lalu berbunga di saat yang tepat sama seperti manusia. Hasil tak akan mengkhianati proses,” tuturnya penuh makna.

Ketika ditanya bagaimana ingin dikenang, jawabannya sederhana. “Saya ingin tetap jadi Damhuri yang dulu yang sederhana, penjual koran, guru, dan teman yang apa adanya. Jabatan itu hanya amanah tambahan.”

Tiga hal menjadi prinsip hidupnya hingga kini berdoa, ikhlas, dan amanah. "Kalau tidak ikhlas, pekerjaan tidak akan tuntas. Tapi kalau ikhlas, hasil akan datang sebagai bonus,” tutupnya dengan senyum khas seorang pendidik sejati.

Penulis: Ana Pratiwi

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga