Festival Kaghati Kolope 2025: Warisan Budaya Leluhur yang Dihidupkan Kembali di Muna
Gede Suyana Sriski, telisik indonesia
Selasa, 17 Juni 2025
0 dilihat
Koordinator Umum Gerakan Turun Tangan Kendari, La Ode Faykun Maidhani bakal menggelar Festival Kaghati Kolope 2025 di Muna. Foto: Ist.
" Festival yang akan digelar merupakan simbol yang sangat penting dalam upaya untuk merawat dan menghidupkan kembali warisan budaya leluhur yang kaya dan bernilai tinggi "

MUNA, TELISIK.ID - Semangat pelestarian budaya dan jejak sejarah kembali digaungkan melalui gelaran Festival Kaghati Kolope 2025 yang akan berlangsung pada 11-18 Juli 2025, di Desa Liangkobori, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Festival yang akan digelar merupakan simbol yang sangat penting dalam upaya untuk merawat dan menghidupkan kembali warisan budaya leluhur yang kaya dan bernilai tinggi.
Mengusung tema "Lestarikan Budaya Leluhur: Daseise Lalo Damowanu Liwu". Festival ini mengambil tempat di kawasan bersejarah Penataran Gua Liangkobori, salah satu situs prasejarah terpenting di Sultra yang terkenal dengan ratusan lukisan dinding purba.
Festival ini diinisiasi oleh Gerakan Turun Tangan Kendari yang berkolaborasi dengan Pemerintah Desa Liangkobori.
Koordinator Umum Gerakan Turun Tangan Kendari, La Ode Faykun Maidhani mengatakan, kurang lebih sudah 50% persiapan yang dilakukan oleh kepanitiaannya di lapangan.
Baca Juga: Mengenal Layang-Layang Tertua di Dunia Bakal Diterbangkan Juli dalam Even Kaghati Kolope Muna
"Insya Allah, kerja-kerja kepanitiaan akan tetap berlangsung sampai selesainya kegiatan," ujar Faykun saat dihubungi via WhatsApp, Senin (16/6/2025) malam.
Ketua Panitia Festival Kaghati Kolope 2025, Rusmin menambahkan, persiapan yang dilakukan sampai saat ini masih terfokus pada pembersihan lapangan penerbangan layang-layang kolope dan juga sekitaran Gua Liangkobori.
"Kemudian pada Rabu, rencana bersih-bersih di sekitaran Gua Liangkobori tempat festival diadakan, di mana yang ikut turun berpatisipasi juga seluruh OPD kabupaten," beber Rusmin.
Di festival nantinya akan diramaikan dengan berbagai kegiatan, seperti pembuatan dan penerbangan Kaghati (layang-layang dari daun kolope), pentas seni tradisional (silat Muna, gambus tradisional dan tari lakadandio), pameran tenun dan kerajinan lokal, diskusi budaya, berbagai lomba tradisional serta tur edukatif ke dalam Gua Liangkobori. Para pengunjung nantinya juga akan diajak untuk menyaksikan langsung kearifan lokal.
Festival ini telah mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Pemda Muna, Pemprov Sultra, komunitas adat, akademisi, media serta dukungan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Baca Juga: Kemenparekraf Siap Promosikan Kaghati Kolope Muna di Luar Negeri
Koordinator Umum Gerakan Turun Tangan Kendari menegaskan bahwa festival ini bukan sekedar perayaan seremonial, melainkan bentuk nyata dari gerakan kebudayaan akar rumput yang bersifat partisipatif dan inklusif.
"Festival Kaghati Kolope bukan hanya tentang kesenian dan hiburan, tapi tentang memaknai ulang siapa kita sebagai masyarakat Muna. Kami ingin membuka ruang perjumpaan antara generasi muda dan warisan leluhur, agar sejarah tidak hanya tinggal di masa lalu, tapi hidup dalam praktik kehidupan sehari-hari," tegas Faykun.
Melalui festival ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang mampu mengangkat citra budaya Muna ke tingkat nasional bahkan internasional, sekaligus menguatkan posisi Desa Liangkobori sebagai pusat edukasi sejarah dan budaya di Sultra. (B)
Penulis: Gede Suyana Sriski
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS