Forum HLF MSP 2024: Stabilitas Ekonomi sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan

I Dewa Gede Sayang Adi Yadnya, telisik indonesia
Sabtu, 07 September 2024
0 dilihat
Forum HLF MSP 2024: Stabilitas Ekonomi sebagai Pilar Pembangunan Berkelanjutan
I Dewa Gede Sayang Adi Yadnya, SE, M.Akt, M.M, Analis Pengelolaan Keuangan APBN. Foto: Ist.

" Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, pertumbuhan ekonomi sering hanya dinikmati oleh segelintir elit, sementara mayoritas populasi tetap dalam kemiskinan "

Oleh: I Dewa Gede Sayang Adi Yadnya, SE, M.Akt, M.M

Analis Pengelolaan Keuangan APBN

PRESIDEN Joko Widodo membuka Forum High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 pada 1 September 2024 di Bali. Forum ini menjadi momentum penting bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Di balik agenda ambisius seperti memperkuat kemitraan multinasional Asia-Afrika dan inovasi pembiayaan, ada tantangan mendasar yang perlu perhatian kritis. Tantangan tersebut terutama terkait stabilitas ekonomi dan pertumbuhan inklusif.

Stabilitas ekonomi adalah landasan pembangunan berkelanjutan. Dalam perspektif ekonomi makro, stabilitas mencakup kemampuan negara mengendalikan inflasi, menjaga pengangguran rendah, dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi konsisten.

Milton Friedman, dalam teori monetarismenya, menekankan bahwa kontrol atas jumlah uang beredar adalah kunci menjaga stabilitas harga dan mencegah inflasi. Tanpa stabilitas ekonomi, upaya mencapai SDGs hanya akan menjadi mimpi di siang bolong.

Laporan terbaru mengenai kemajuan SDGs menunjukkan kemunduran global yang mengkhawatirkan sejak 2020. Indonesia memang berhasil memperbaiki peringkat dalam Sustainable Development Report 2024, naik dari posisi ke-102 menjadi ke-78 dari 167 negara. Namun, perbaikan ini lebih banyak karena adanya trend menigkat pada beberapa indikator tertentu, sementara banyak target lainnya justru stagnan atau mengalami kemunduran.

Pertumbuhan Inklusif: Tantangan dan Peluang

Pertumbuhan ekonomi yang tidak inklusif menjadi isu kritis lainnya. Di banyak negara berkembang, termasuk Indonesia, pertumbuhan ekonomi sering hanya dinikmati oleh segelintir elit, sementara mayoritas populasi tetap dalam kemiskinan.

Baca Juga: Perlindungan Anak dari Obesitas dan Kealfaan Regulasi

Fenomena ini menunjukkan ketimpangan signifikan dalam distribusi manfaat ekonomi, yang menghambat pencapaian SDGs. Pertumbuhan yang tidak inklusif ini memperlambat kemajuan SDGs dan mengancam stabilitas sosial dan politik di masa depan.

Tema HLF MSP 2024, "Enhancing Welfare and Sustainability through Sustainable Economy," harus dikritisi dari sudut pandang keberlanjutan sejati. Ekonomi berkelanjutan seharusnya tidak hanya berfokus pada angka-angka pertumbuhan, tetapi juga pada distribusi hasil pertumbuhan yang adil.

Harus lebih mengutamakan kualitas pertumbuhan daripada kuantitasnya.

Tantangan global seperti ketidakstabilan ekonomi yang kian kompleks semakin memperumit upaya mencapai SDGs. Pandemi COVID-19 dan krisis ekonomi yang menyusul menunjukkan betapa rentannya sistem ekonomi global.

Negara miskin dan yang memiliki kerentanan struktural sangat terdampak oleh krisis ini. Dampak perubahan iklim yang semakin nyata juga menambah beban stabilitas ekonomi global. Stabilitas ekonomi tidak bisa dipisahkan dari isu-isu sosial dan lingkungan yang lebih luas.

Masyarakat Indonesia tentu mengharapkan HLF MSP 2024 tidak hanya menjadi ajang berbagi retorika, tetapi juga merumuskan solusi nyata bagi tantangan tersebut. Solusi harus lebih dari sekadar komitmen verbal; harus ada aksi konkret yang memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat global, terutama yang paling rentan.

Kritik terhadap Pengukuran Kesuksesan Ekonomi

Masyarakat juga per pada cara kita melihat dan mengukur kesuksesan ekonomi. Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang tinggi tidak berarti apa-apa jika tidak sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan yang merata. Kemitraan multipihak, seperti yang diusung dalam forum ini, harus inklusif dan transparan, bukan sekadar alat bagi elit global untuk memperkuat posisinya.

Baca Juga: Degradasi Konsil Kedokteran: Siapa Untung?

Sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki tanggung jawab besar memastikan bahwa forum ini menghasilkan perubahan nyata. Langkah strategis yang mendorong pembiayaan alternatif yang tidak hanya fokus pada aspek teknis. Hal ini juga mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan jangka panjang. Pembiayaan inovatif harus mampu menjawab tantangan global seperti ketimpangan ekonomi dan kerusakan lingkungan.

Pencapaian SDGs tidak bisa hanya bergantung pada indikator makroekonomi semata. Stabilitas ekonomi dan pertumbuhan inklusif adalah dua komponen yang harus berjalan beriringan. Tanpa stabilitas, pertumbuhan inklusif tidak mungkin tercapai. Sebaliknya, tanpa inklusivitas, stabilitas ekonomi akan selalu rapuh dan rentan terhadap guncangan.

Oleh karena itu, HLF MSP 2024 harus menjadi forum yang tidak hanya menghasilkan rekomendasi kebijakan, tetapi juga aksi nyata untuk mencapai ekonomi global yang lebih stabil, inklusif, dan berkelanjutan.

Indonesia, dengan perannya sebagai pemimpin di panggung internasional, memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa pembangunan berkelanjutan bukan sekadar agenda, tetapi sebuah komitmen yang harus terwujudkan demi kesejahteraan global. (*)

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga