Hamas Sebut Israel Rusak Gencatan Senjata, 104 Warga Gaza Tewas dalam Semalam
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Sabtu, 01 November 2025
0 dilihat
Seorang warga Palestina terlihat di sebuah jalan yang dipenuhi bangunan yang hancur di kamp pengungsi Jabalia, Jalur Gaza utara, pada 27 Oktober 2025. Foto: Rizek Abdeljawad/Xinhua
" Di tengah ketegangan yang kembali meningkat di Jalur Gaza, Hamas menegaskan bahwa mereka masih memegang komitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata, meskipun menuduh Israel telah melanggarnya melalui serangan-serangan terbaru yang menewaskan puluhan warga sipil "

YERUSALEM, TELISIK.ID - Di tengah ketegangan yang kembali meningkat di Jalur Gaza, Hamas menegaskan bahwa mereka masih memegang komitmen terhadap kesepakatan gencatan senjata, meskipun menuduh Israel telah melanggarnya melalui serangan-serangan terbaru yang menewaskan puluhan warga sipil.
Pernyataan itu disampaikan pada Rabu (29/10/2025) setelah bentrokan dan tudingan pelanggaran gencatan senjata kembali mencuat di kedua pihak.
Dalam pernyataannya, Hamas menilai serangan udara yang dilakukan Israel di beberapa wilayah Gaza menunjukkan upaya untuk merusak kesepakatan damai yang sudah disepakati.
“Serangan terbaru Israel di Gaza menunjukkan niatnya untuk merusak kesepakatan gencatan senjata dan memaksakan realitas baru dengan kekerasan, di tengah keterlibatan pemerintah Amerika Serikat,” demikian bunyi pernyataan resmi Hamas, sebagaimana dikutip dari Xinhua, Sabtu (1/11/2025).
Baca Juga: Kerja Sama Antariksa China-Pakistan, Satu Astronaut Siap Jalankan Misi ke Orbit
Sebelumnya, Israel menyampaikan bahwa jasad yang diserahkan Hamas pada Senin (27/10/2025) malam merupakan bagian tubuh dari seorang sandera yang telah dievakuasi oleh militer mereka dua tahun lalu.
Hamas melalui sumber internalnya menyebut, Israel menolak izin masuknya tim dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) dan faksi Palestina ke Gaza City bagian timur untuk mencari sisa jasad tawanan Israel tersebut.
Tak lama setelah itu, media Army Radio melaporkan bahwa pasukan Israel menembakkan artileri ke Kota Rafah, Gaza bagian selatan, dengan alasan Hamas telah menargetkan dan menembak mati seorang tentara Israel.
Namun, Hamas membantah tuduhan tersebut dan menilai klaim itu sebagai dalih untuk melakukan serangan balik.
Setelah insiden itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer untuk kembali melancarkan operasi udara di beberapa titik Gaza. Serangan pada malam hari tersebut menewaskan 104 warga Palestina, termasuk 46 anak-anak dan 20 perempuan, menurut keterangan otoritas kesehatan setempat pada Rabu.
Baca Juga: AI jadi Mesin Uang Baru, Laba Microsoft Naik Dua Digit di Awal Tahun Fiskal 2026
Sebagai respons, Hamas menunda penyerahan jenazah sandera Israel yang sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada Selasa malam. Pihaknya menyebut tindakan Israel sebagai pelanggaran nyata terhadap kesepakatan gencatan senjata yang telah disepakati kedua belah pihak.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump turut menanggapi perkembangan situasi tersebut dengan menegaskan bahwa gencatan senjata tetap berlaku. Namun, ia juga menambahkan bahwa Israel “harus membalas” setelah salah satu tentaranya dilaporkan tewas.
Setelah pernyataan Trump, militer Israel mengatakan bahwa mereka telah “memulai kembali pemberlakuan gencatan senjata” usai serangkaian serangan udara yang menimbulkan korban besar di pihak Palestina.
Kondisi di Gaza kini kembali tegang dengan kekhawatiran munculnya eskalasi baru, meski kedua pihak menyatakan masih berada dalam kerangka gencatan senjata. (Xinhua)
Penulis: Ahmad Jaelani
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS