Hamtramck, Kota Pertama Berpenduduk Mayoritas Muslim di Amerika
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Senin, 06 September 2021
0 dilihat
Penduduk muslim di Kota Hamtramck, Amerika. Foto: Repro google.com
" Sekitar 22 ribu penduduknya merupakan warga asli campuran. Mereka warga keturunan Polandia, Pakistan, Yaman hingga Bangladesh "
HAMTRAMCK, TELISIK.ID - Hamtramck menjadi satu-satunya kota di Amerika yang penduduknya mayoritas memeluk agama Islam, bahkan termasuk para anggota dewan di kota itu.
Dikutip dari Merdeka.com, toleransi beragama di kota terbesar Muslim di Amerika, tepatnya di Kota Hamtramck (baca Haemtremik), negara bagian Michigan ini begitu luar biasa.
Sekitar 22 ribu penduduknya merupakan warga asli campuran. Mereka warga keturunan Polandia, Pakistan, Yaman hingga Bangladesh.
Dilansir dari kanal YouTube VOA Indonesia, awalnya, kota Hamtramck banyak dikunjungi oleh warga keturunan Polandia. Kemudian seiring berjalannya waktu, banyak pendatang muslim dari keturunan Pakistan, Yaman dan Bangladesh yang berbisnis di sana.
Tak sedikit dari mereka yang kemudian memilih menetap di kota itu. Alhasil, warga kota itu mayoritas beragama Islam. Bahkan sekitar 40 persen anggota dewannya kini beragama Islam.
"Tidak ada yang berbeda walaupun sebagian besar Dewan Kota Muslim. Kami hanya menyelesaikan seluruh pekerjaan," ungkap seorang anggota dewan.
Wali Kota Hamtramck, Karen Majewsky, merupakan wanita keturunan Polandia. Ia menceritakan sejarah kota tersebut.
"Wajah, bahasa dan negara asal berubah. Tapi itulah kami dari sedari dulu. Kami adalah kota dengan banyak usaha kecil, bahkan dimiliki pendatang. Itulah identitas kami sebagai kota kecil dunia," ujar Karen.
Suara adzan dapat berkumandang dengan indah dan terdengar hingga di luar masjid selama empat kali sehari di kota ini yakni azan Zuhur, Ashar, Magrib dan Isya. Terkecuali saat subuh, suara azan hanya di dalam masjid saja.
Sebabnya, warga muslim tak mau mengganggu warga nonmuslim yang masih lelap tertidur.
"Kesadaranmu adalah imanmu. Kalau pun kita kumandangkan adzan dengan keras jam 5 atau 6 pagi. Karena ada muslim dan non muslim, ada umat Kristiani, umat Yahudi, umat Hindu dan umat Buddha. Mereka mungkin baru pulang kerja jam 4 pagi dan baru saja tidur ," kata pemimpin Masjid Al-Falah.
Baca Juga: Ini Deretan Negara yang Mulai Lirik Taliban di Afghanistan, dari China hingga Indonesia
Baca Juga: Taliban Berkuasa, Mullah Baradar Bakal Pimpin Pemerintah Afghanistan
Toleransi yang kuat inilah yang membuat sejumlah warga Amerika Serikat datang dan menetap. Sebagian kecil dari 22 ribu penduduk, adalah warga asli AS yang berasal dari berbagai negara bagian lainnya.
"Komunitas yang saya inginkan, di mana penduduknya bisa menikmati. Bisa menikmati masak-masakan khas yang berbeda," papar seorang profesor sejarah seni yang pindah dari New York.
Sebelumnya, sempat beredar isu mengenai dewan kota hendak membuat hukum Islam di Hamtramck. Namun, nyatanya kota tersebut tetap mengikuti aturan yang ada. Tak ada perubahan demi menjaga toleransi umat yang telah terjaga selama ini.
"Tidak ada hukum Islam di sini, di Amerika Serikat bahkan di negara asal saya Bangladesh. Kalau orang bilang tidak ada kebebasan beragama," ungkap seorang warga. (C)
Reporter: Fitrah Nugraha
Editor: Haerani Hambali