Jadi Negara dengan Industri Porno Terbesar, Kenapa Jepang Dilanda Resesi Seks?

Adinda Septia Putri, telisik indonesia
Senin, 27 Februari 2023
0 dilihat
Jadi Negara dengan Industri Porno Terbesar, Kenapa Jepang Dilanda Resesi Seks?
Jepang dikenal sebagai negara dengan industri penghasil film porno terbesar. Di lain sisi, negara sakura ini juga dilanda resesi seks. Foto: Detik.com

" Jika mendengar kata Jepang, mungkin salah satu hal identik yang terlintas di benak kita tentang negara ini adalah industri film pornonya. Jepang dikenal negara yang laris menjual film pornonya hingga punya kontribusi besar terhadap PDB negara sakura tersebut "

TOKYO, TELISIK.ID - Jika mendengar kata Jepang, mungkin salah satu hal identik yang terlintas di benak kita tentang negara ini adalah industri film pornonya. Jepang dikenal negara yang laris menjual film pornonya hingga punya kontribusi besar terhadap PDB negara sakura tersebut.

Meski begitu Jepang baru-baru ini dilabel sebagai negara yang dilanda resesi seks karena tingkat kelahirannya yang sangat rendah. Orang-orang tentu akan berpikir, bagaimana bisa negara industri porno seperti Jepang mengalami resesi seks, yang diartikan masyarakatnya enggan berhubungan seks.

Dilansir dari Inet.detik.com, tak sedikit warganya enggan menikah atau terlibat dalam hubungan intim. Menurut survei tahun 2017 oleh National Institute of Population and Social Security Research, sebanyak 27,6% pria lajang dan 22,6 persen wanita lajang tak tertarik menjalin hubungan dengan lawan jenis.

Baca Juga: Giliran Singapura Dilanda Resesi Seks, Tahun Macan Jadi Alasan

Para peneliti menyebut sebagian orang Jepang tak tertarik pada seks, malah mungkin memiliki keengganan untuk itu.

"Sebanyak 41,6 persen lelaki di usia 20-an tahun tidak pernah berkencan dengan siapa pun," kata Auumu Ochiai, seorang peneliti yang berbasis di Tokyo.

Bukan berarti mereka semua ingin tetap melajang. Ochiai mengatakan penelitiannya menunjukkan bahwa hampir 90% orang lajang pada akhirnya ingin menikah. Akan tetapi mungkin ada halangan dari kondisi finansial atau permasalahan lain.

Yuki Kobari, yang berusia 30-an tahun, mengatakan dia pernah berkencan beberapa tahun lalu, tetapi menurutnya jadi beban. Single malah jadi bebas.

"Saya bisa mencurahkan diri pada hobi saya dan melakukan apa yang saya inginkan," katanya.

Kurangnya minat pada seks pun tak terbatas pada para lajang. Menurut survei yang dilakukan Asosiasi Keluarga Berencana Jepang tahun 2016, 44,6% pasangan menikah mengatakan bahwa mereka berada dalam pernikahan tanpa keintiman. Beberapa alasan utama termasuk kelelahan kerja.

Dilansir dari Travel.detik.com, menurunnya angka kelahiran itu dipengaruhi tingginya biaya hidup di Jepang bagi pasangan yang sudah berkeluarga. Selain itu, biaya perawatan kesuburan tergolong mahal.

Baca Juga: Pemerintah Cina Beri Cuti 30 Hari bagi Pasangan Baru Menikah Demi Atasi Resesi Seks

Faktor lain penyebab Jepang sampai mengalami resesi seks, merujuk dari hasil survei Asosiasi Keluarga Berencana Jepang, adalah warga Jepang kurang memiliki minat untuk berhubungan seks.

Dari 1.134 orang yang berpartisipasi dalam survei itu, sebanyak 49 persen peserta berusia antara 16 hingga 49 tahun mengaku tidak pernah berhubungan seks dalam tempo sebulan.

Dalam survei itu, mereka menyebutkan alasan tidak melakukan hubungan seks karena kelelahan bekerja, sedikit minat pada seks, atau tidak mau menghadapi risiko tindakan yang mengganggu. (C)

Penulis: Adinda Septia Putri

Editor: Kardin

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Artikel Terkait
Baca Juga