Hortikultura Potensi Andalan Pangan Sultra, Cek Lokasi Sentra Penghasil Komoditas Unggulan

Ana Pratiwi, telisik indonesia
Jumat, 13 Juni 2025
0 dilihat
Hortikultura Potensi Andalan Pangan Sultra, Cek Lokasi Sentra Penghasil Komoditas Unggulan
Kadis Perkebunan dan Holtikultura Sultra, Rusdin Jaya. Foto: Ana Pratiwi/Telisik

" Ketahanan pangan di Sulawesi Tenggara tak hanya bergantung pada beras. Sub sektor pertanian, khususnya hortikultura, juga menyimpan potensi besar yang bisa jadi tulang punggung suplai bahan pangan bagi masyarakat "

KENDARI, TELISIK.ID – Ketahanan pangan di Sulawesi Tenggara tak hanya bergantung pada beras. Sub sektor pertanian, khususnya hortikultura, juga menyimpan potensi besar yang bisa jadi tulang punggung suplai bahan pangan bagi masyarakat.

Data terbaru dari Dinas Perkebunan dan Hortikultura Provinsi Sultra mencatat sejumlah komoditas hortikultura yang produktivitasnya menjanjikan, mulai dari sayur semusim, buah tahunan, hingga tanaman biofarmaka.

Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sultra, Rusdin Jaya, menjelaskan bahwa pemetaan potensi hortikultura dilakukan untuk memperkuat ketersediaan pangan lokal, sekaligus menekan risiko inflasi dari sektor pangan.

“Kalau kita lihat, produksi lokal sebenarnya mampu memenuhi kebutuhan konsumsi. Tinggal bagaimana kita mendampingi kelompok tani agar lebih produktif dan teredukasi,” ujar Rusdin, Jumat (13/6/2025).

Baca Juga: NGO CCC Perangi Polusi Plastik di Pantai Nambo Kendari untuk Selamatkan Bumi

Untuk komoditas sayur buah semusim, kubis mencatat produktivitas tertinggi sepanjang 2024, mencapai 55,04 kuintal per hektare. Namun, dari sisi luas panen dan volume produksi, kangkung dan terung yang mendominasi.

Kabupaten Konawe Utara mencatatkan produktivitas kubis tertinggi, yakni 175 kuintal per hektare dari 10 hektare lahan. Sementara Buton menjadi pemilik luas panen terbesar dengan 27,25 hektare.

Adapun terung menjadi sayur dengan produksi terbanyak, mencapai 48.141 kuintal, sedangkan kangkung menyumbang 43.045 kuintal dari lebih dari 1.800 hektare lahan.

Tanaman lain seperti bawang merah dan cabai rawit juga menunjukkan tren positif. Bombana menjadi produsen bawang merah terbesar, sementara Wakatobi mencatat produktivitas cabai rawit tertinggi dengan 129 kuintal per hektare.

Pisang menempati urutan pertama dalam produksi buah tahunan, dengan total produksi mencapai 460.286 kuintal. Kabupaten Muna menjadi kontributor terbesar, disusul Kota Baubau.

Sementara itu, nanas tak kalah dominan, khususnya dari Kabupaten Konawe Selatan yang menghasilkan lebih dari 125.000 kuintal, atau sepertiga total produksi nanas Sultra tahun ini.

Untuk komoditas tanaman biofarmaka, rimpang masih jadi primadona. Total produksi mencapai hampir 1,9 juta kilogram. Konawe Selatan memimpin dengan hampir 1 juta kilogram, diikuti Muna dengan lebih dari 450 ribu kilogram.

Baca Juga: Update Jadwal KMP Bahteramas Periode Juni 2025 Rute Kendari-Langara

Jeruk nipis juga masuk dalam daftar unggulan, dengan produksi lebih dari 1,4 juta kilogram. Lagi-lagi, Konawe Selatan jadi penyumbang terbesar.

Menurut Rusdin, salah satu kunci menjaga kestabilan pangan dan menekan laju inflasi adalah dengan memperkuat rantai pasok dari produksi lokal.

“Setiap komoditas punya karakter sendiri. Kita perlu mitigasi yang tepat untuk mencegah kekurangan pasokan, apalagi untuk jenis tanaman yang jadi penyumbang inflasi seperti cabai atau bawang,” tuturnya.

Dengan penguatan petani lokal dan peningkatan produktivitas hortikultura, pemerintah berharap masyarakat bisa lebih mandiri secara pangan, tanpa terlalu bergantung pada pasokan dari luar daerah. (C)

Penulis: Ana Pratiwi

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga