In Memoriam Nirwan Arsuka: "Perpustakaan Sebagai Ruh Kebaikan"
Mustaqim, telisik indonesia
Senin, 28 Agustus 2023
0 dilihat
Nirwan Ahmad Arsuka (kiri) dan Nirwan Dewanto, sahabat Nirwan Arsuka, yang juga sebagai budayawan, penyair, penulis esai kritik sastra, aktor, dan pelaku seni rupa (kanan). Foto: Kolase
" Tiga pekan sudah Nirwan Ahmad Arsuka berpulang ke Maha Pencipta. Tak sedikit tokoh nasional, pegiat literasi, seniman, budayawan, dan sudah pasti para sahabat Nirwan yang tak menyangka kepergian pendiri Pustaka Bergerak itu "
JAKARTA, TELISIK.ID - Duka mendalam yang masih dirasakan dan apresiasi yang tinggi diungkapkan oleh para pegiat literasi, seniman, budayawan, dan para sahabat Nirwan Ahmad Arsuka. Ungkapan itu disampaikan dalam “In Memoriam Nirwan Ahmad Arsuka” di Gedung Perpustakaan Nasional RI, Jakarta, Minggu (27/8/2023) sore.
Tiga pekan sudah Nirwan Ahmad Arsuka berpulang ke Maha Pencipta. Tak sedikit tokoh nasional, pegiat literasi, seniman, budayawan, dan sudah pasti para sahabat Nirwan yang pada hari wafatnya tak menyangka kepergian pendiri Pustaka Bergerak itu.
Pustaka Bergerak adalah kegiatan penyebarluasan literasi sampai ke pelosok-pelosok daerah dengan akses transportasi terbatas. Gerakan tersebut dimotori warga secara sukarela. Nirwan mendirikan Pustaka Bergerak pada 2014.
Nirwan Dewanto, satu di antara banyak sahabat Nirwan Arsuka, menceritakan awal perkenalannya. Dia mengatakan kenal Nirwan Arsuka sekitar tahun 1991-1992.
“Nirwan selera keseniannya di atas. Kalau dia merendah, itu bukan dia. Dia pasti mendorong orang untuk mencapai mutu kesenian yang baik, bacaan yang terbaik. Itulah yang dilakukan Pustaka Bergerak,” tutur Nirwan Dewanto yang juga dikenal sebagai budayawan terkemuka, sebagai kurator dan pelaku seni rupa, penyair, penulis esai kritik sastra, aktor, dan aktivis saat testimoni terkait sahabatnya itu.
Baca Juga: Nan, Jurnalis yang Menulis Indah itu Telah Berpulang
Nirwan Arsuka, menurut Nirwan Dewanto, selalu dekat dengan jantung kreasi, para sastrawan, novelis, seniman, tokoh nasional sehingga tak mengherankan jika memiliki pergaulan yang luas. Meski dirinya dikenal juga sebagai penulis esai, namun Nirwan Dewanto tak sungkan menyebut bahwa Nirwan Arsuka-lah sebagai penulis esai terbaik Indonesia.
Nirwan Arsuka juga dinilainya sebagai pustakawan terkenal meski selebihnya adalah sebagai pria pegiat literasi yang misterius. “Misalnya kita tidak tahu di mana kuda-kudanya ditambatkan. Selama ini yang kita tahu dia juga memanfaatkan kuda untuk kegiatan Pustaka Bergerak,” katanya.
Sahabat-sahabat Nirwan Arsuka yang memberikan testimoni umumnya mengungkapkan harapan-harapan besar Nirwan sebelum berpulang. Di antaranya yakni dana desa dialihkan sebagian untuk pengadaan buku di desa dan mengajak para pegiat literasi terus bergerak ke seluruh pelosok Indonesia dalam membangun literasi. Terutama bagi anak-anak agar terus tumbuh kecintaan untuk membaca buku.
Salah satu faktor yang membuat para sahabatnya merasa kehilangan karena Nirwan Arsuka dianggap pribadi luwes yang selalu memberi inspirasi. Dia tak miskin gagasan.
"Dia juga selalu mengingatkan kami bahwa perpustakaan itu bukan buku, jasad, tapi ruh-ruh kebaikan yang harus disampaikan ke banyak orang,” ujar Syafei, pria asal Sumatera Barat yang mengabdikan dirinya sebagai pegiat literasi dari simpul Noken Pustaka Kota Manokwari, Papua Barat.
Baca Juga: Merpati Istana Merdeka Jadi Rebutan Warga
Apresiasi yang tinggi juga disampaikan oleh pihak Perpustakaan RI atas dedikasi yang diberikan Nirwan Arsuka dalam memperjuangkan literasi hingga ke pelosok daerah di Tanah Air. Pria yang juga dikenal sebagai aktivis pers itu kemudian ditahbiskan sebagai sahabat Perpustakaan Nasional.
“Soal literasi ini soal kita bersama, soal bangsa, menjadi bagian kita semua. Kegiatan literasi membawa kemajuan besar bagi bangsa. Keintelektualan Nirwan (Nirwan Arsuka, red) sudah sangat dikenal, meski disiplin ilmunya bukan sebagai pustakawan. Tapi ilmunya tentang literasi sangat bermanfaat bagi Indonesia,” kata Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara Perpustakaan Nasional RI, Agus Sutoyo, yang mewakili Kepala Perpusnas RI Syarif Bando.
Nirwan Arsuka diketahui berasal dari disiplin ilmu Teknik Nuklir di UGM, Jogjakarta. (A)
Reporter: Mustaqim
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS