Induk Raksasa Nikel Tiongkok Dikabarkan Bangkrut, Punya Smelter di Sulawesi Tenggara PT VDNI dan OSS

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Senin, 05 Agustus 2024
0 dilihat
Induk Raksasa Nikel Tiongkok Dikabarkan Bangkrut, Punya Smelter di Sulawesi Tenggara PT VDNI dan OSS
Suasana industri tambang nikel Morosi PT VDNI dan PT OSS. Foto: Muh. Surya Putra/Telisik

" Kebangkrutan menghantui perusahaan raksasa di industri baja tahan karat, Jiangsu Delong Nickel Industry Co, yang memiliki cabang di Sulawesi Tenggara yaitu PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS) "

KENDARI, TELISIK.ID - Kemungkinan kebangkrutan menghantui perusahaan raksasa di industri baja tahan karat, Jiangsu Delong Nickel Industry Co, merupakan salah satu pemain utama di Tiongkok.

Perusahaan ini memiliki cabang usaha di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tenggara, di mana mereka memiliki smelter nikel yaitu PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS).

Didirikan oleh Dai Guofang pada tahun 2010, Jiangsu Delong telah tumbuh menjadi salah satu pemimpin dalam industri baja tahan karat di Tiongkok. Mereka mengoperasikan tiga pabrik peleburan di Kabupaten Xiangshui di provinsi Jiangsu. Di Indonesia, perusahaan ini memiliki dua anak perusahaan di Konawe, Sulawesi Tenggara, yang juga aktif dalam pengolahan dan pemurnian nikel, seperti dilansir dari CNBC Indonesia, Senin (5/8/2024).

Meskipun memiliki kapasitas produksi baja tahan karat yang besar di Tiongkok dan Indonesia, Jiangsu Delong kini berada di ambang kebangkrutan. Kinerja keuangannya menunjukkan penurunan yang signifikan, terutama setelah ekspansi besar-besaran perusahaan ini di Tanah Air.

Sektor logam dan pertambangan di Indonesia yang berkembang pesat telah menimbulkan tantangan bagi perusahaan, terutama dalam hal meningkatnya biaya dan penurunan harga produk feronikel.

Baca Juga: 7 Jenis Tambang Organik Diproduksi di Tanah Air

Tidak hanya itu, kerugian keuangan yang disebabkan oleh usaha patungan di Indonesia dengan kepemilikan saham 48 persen juga memperparah situasi perusahaan. Usaha patungan ini diperkirakan menyumbang kerugian bersih tahunan yang signifikan bagi Jiangsu Delong.

Sejak awal bulan ini, saham perusahaan di anak perusahaan senilai lebih dari 4 miliar yuan telah dibekukan oleh pengadilan China, menambah kerumitan situasi keuangan perusahaan ini. Upaya restrukturisasi kebangkrutan kini menjadi opsi bagi Jiangsu Delong.

Empat perusahaan yang dikendalikan oleh Kabupaten Xiangshui telah mengajukan permohonan ke pengadilan di sana untuk menyetujui restrukturisasi kebangkrutan untuk Delong dan tiga perusahaan terkait lainnya. Keputusan akhir akan bergantung pada kelayakan restrukturisasi ini dan pengadilan Xiangshui tengah dalam proses pemeriksaan terhadap permohonan tersebut.

Baca Juga: Tipidter Ditreskrimsus Polda Sulawesi Tenggara Patroli Tambang Ilegal di Kolaka Utara

Kreditur dan pihak terkait lainnya saat ini sedang memantau perkembangan kasus Jiangsu Delong dengan cermat. Dampak kebangkrutan perusahaan ini akan sangat signifikan bagi sektor manufaktur besar di China dan pasar nikel global, bersumber dari m.bisnis.com.

Pabrik-pabrik mereka di China dan Indonesia yang memproduksi lebih dari 10 juta ton baja tahan karat dan produk logam lainnya per tahun dapat berhenti beroperasi jika kebangkrutan tidak diatasi dengan segera.

Mereka juga bermitra dengan PT Gunbuster Nickel Industri (GNI) di Morowali, Sulawesi Tengah, untuk proyek-proyek smelter nikel. Kolaborasi dengan perusahaan tambang besar seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga menjadi bagian dari strategi bisnis Jiangsu Delong di Indonesia. (C)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga