Inginkan Perubahan di Kampus, Dosen STAI Syarif Muhammad Raha Malah Dipecat
Sunaryo, telisik indonesia
Selasa, 07 September 2021
0 dilihat
Kampus STAI Syarif Muhammad Raha. Foto: Sunaryo/Telisik
" Gegara sikapnya yang menginginkan adanya perubahan di kampus, ia malah dipecat dari kampus tempat ia mengajar. "
MUNA, TELISIK.ID - Apes dialami Laode Abdul Alim Rahmad Ishak, salah seorang dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Syarif Muhammad Raha, Kabupaten Muna.
Gegara sikapnya yang menginginkan adanya perubahan di kampus, ia malah dipecat dari kampus tempat ia mengajar.
Alim yang telah mengajar di STAI Syarif Muhammad Raha sejak tahun 2014 silam mengaku, sudah berusaha semaksimal mungkin sebagai Kepala Unit Penjaminan Mutu (UPMP) agar mutu dan kualitas kampus tersebut bagus.
Namun dari segi fisik saja seperti pagar, misalnya, sampai sekarang belum ada hingga sapi berkeliaran bebas dalam areal kampus. Padahal, ada dana untuk pembangunan yang dibayarkan oleh mahasiswa saat pertama kali masuk kuliah. Belum lagi dana SPP, pendaftaran KKN/PPL, ujian proposal, ujian skripsi dan wisuda.
Mirisnya lagi, kurang lebih 3 tahun terakhir ini, beberapa mahasiswa semester akhir kerap datang mengeluh padanya terkait transaksi jual beli skripsi.
Kemudian, yang ia tidak terima ketika dituding telah menggelapkan dana SPP mahasiswa dan disebut sebagai penyebab peringkat institusi kampus STAI Syarif Muhammad Raha tidak terakreditasi oleh BAN-PT.
Baca juga: Diterpa Gelombang Tinggi, Nelayan di NTT Selamat dari Maut
Baca juga: Vaksinasi Tak Jadi Syarat Ikut Tes, Namun Peserta CPNS Kolaka Wajib Lakukan Ini
"Tudingan-tudingan itu semua tidak berdasar. Saya mau mencoba untuk memberikan penjelasan, tapi tidak diberi kesempatan," ungkap Alim, Selasa (7/9/2021).
Dalam video keributan di kampus STAI Syarif Muhammad Raha yang terjadi, Senin (6/9/2021), Alim membeberkan, bila para mahasiswa akhir, kerap dibebankan untuk membayar uang skripsi sebesar Rp 2,5 juta. Praktek itulah yang salah satunya, ia akan coba hilangkan.
Namun mahasiswa bahkan alumni takut menyampaikan kebenaran praktek jual beli skripsi tersebut.
Tim Telisik.id berusaha melakukan konfirmasi, namun hingga berita ini dibuat belum ada pihak kampus yang memberikan keterangan.
Pasca keributan, kampus dalam keadaan kosong.
Sementara itu, Ketua STAI Syarif Muhammad, L. Irian, saat dihubungi melalui sambungan telepon belum memberikan jawaban terkait pemecatan dosen dan dugaan jual beli skripsi itu.
"Saya masih dikedukaan pak," kata mantan Kepala BKD Muna itu. (B)
Reporter: Sunaryo
Editor: Fitrah Nugraha