Ini Alasan Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Walau Dilarang FIFA
Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Senin, 03 Oktober 2022
0 dilihat
Tragedi Kanjuruan merupakan imbas dari kerusuhan dalam lanjutan Liga 1 antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya. Laga itu berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Foto: Repro Antara
" Tragedi Kanjuruhan merupakan imbas dari kerusuhan dalam lanjutan Liga 1 antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya "
MALANG, TELISIK.ID - Tragedi Kanjuruhan merupakan imbas dari kerusuhan dalam lanjutan Liga 1 antara Arema FC dengan Persebaya Surabaya. Laga itu berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Singo Edan menelan kekalahan 2-3 dari Bajul Ijo dalam laga itu. Kekalahan itu membuat penonton masuk ke lapangan, memicu petugas keamanan menembakkan gas air mata. Karena kepanikan di tribun, situasi menjadi tak terkendali dan berujung tragedi.
Korban jiwa dalam tragedi Kanjuruhan terus bertambah. Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak mengungkapkan, kini sudah ada 174 orang meninggal.
"Data BPPD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Jatim pada jam 09.30 tadi masih 158, tapi pas jam 10.30 tadi jadi 174," kata Emil dilansir dari detik.com.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD membeberkan alasan polisi menggunakan gas air mata ke arah penonton di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam.
Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruhan Jadi Rekor Kematian Kedua di Dunia
Mengingat gas air mata tidak boleh digunakan untuk meredam massa di dalam pertandingan sepak bola seperti diatur dalam ketentuan FIFA pada Bab III dan pasal 19 soal Steward di pinggir lapangan.
Menurut Mahfud, penggunaan gas air mata pada pertandingan tersebut semata-mata karena penonton mengejar pemain Persebaya dan Arema.
Baca Juga: Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Langgar Aturan FIFA
Ia menyebut, sekitar 2.000 orang turun mengejar para pemain, baik dari Arema FC maupun Persebaya. Oleh sebab itu, polisi menembakkan gas air mata agar situasi kembali kondusif.
"Ada yang mengejar Arema karena merasa kok kalah. Ada yang kejar Persebaya. Sudah dievakuasi ke tempat aman. Semakin lama semakin banyak, kalau tidak pakai gas air mata aparat kewalahan, akhirnya disemprotkan," kata Mahfud dilansir dari CNNIndonesia.com.
Mahfud menuturkan, tindakan aparat di Magelang akan menjadi evaluasi ke depan. Ia juga berjanji bakal mencari tahu peristiwa di balik tragedi ini. (C)
Penulis: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali