Jelang Ramadan, Gubernur Khofifah Jamin Stok Bahan Pokok Aman
Try Wahyudi Ary Setyawan, telisik indonesia
Minggu, 06 Maret 2022
0 dilihat
Gubernur Khofifah saat sidak di pasar di Jatim. Foto: Ist.
" Menjelang bulan Ramadan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memantau langsung harga bahan pokok di sejumlah tempat "
SURABAYA, TELISIK.ID - Menjelang bulan Ramadan, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memantau langsung harga bahan pokok di sejumlah tempat, termasuk proses pendistribusian 6 ton minyak goreng curah bagi pedagang.
"Alhamdulillah, stok relatif aman meski ada beberapa kebutuhan pokok yang naik seperti cabai merah, cabai rawit dan bawang merah. Kenaikan diduga akibat faktor cuaca," ungkap Khofifah, Minggu (6/3/2022).
Di pasar tersebut Khofifah juga memantau harga tempe dan tahu. Diketahui, para pedagang lebih memilih menaikkan harga tahu dan tempe namun dengan ukuran yang sama.
"Berbeda saat di Madiun, pedagang lebih memilih harga sama, sizenya dikurangi. Namun untuk di Kediri dan Nganjuk memilih opsi seperti Kota Pasuruan, yakni size sama harga dinaikkan untuk tahu dan tempe," terangnya.
Khofifah menuturkan, konsumsi kedelai di Jatim untuk sekitar 155 ribu pengusaha tempe dan tahu memang 85% masih import dari luar negeri.
Ia pun mengusulkan solusi Food Estate yang ada di Kalimantan Tengah untuk bisa dimanfaatkan sepanjang tahun sebagai upaya sustainability mengingat di Jatim dan beberapa daerah lain tanaman kedelei biasanya ditanam sebagai penyela.
Baca Juga: Beberapa Bahan Pokok Mulai Naik Jelang Ramadhan di Kota Baubau
Misalnya dalam setahun dua kali tanam padi dan sekali tanam kedelai. Sehingga total produksinya tidak bisa memenuhi total kebutuhan pengrajin tahu tempe di dalam negeri.
Baca Juga: Bantu Masyarakat dan PKL, Pemprov Jatim Distribusi 3.500 Ton Minyak Goreng
"Kita sudah komunikasikan dengan pemerintah pusat bagaimana sustainability kedelai bisa dipenuhi oleh pemerintah, antara lain bisa menggunakan Food Estate di Kalimantan Tengah untuk didedikasikan secara kontinu penanaman kedelainya," kata Khofifah.
Dengan memanfaatkan Food Estate, Khofifah berharap adanya substitusi import dari proses penanaman selingan di Jatim agar tidak memilih langsung opsi import dari luar negeri.
Sebagai informasi, Food Estate merupakan konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Food estate menjadi salah satu program strategis nasional tahun 2020 hingga 2024. Luas lahan yang dijadikan Food Estate di sana meliputi intensifikasi lahan seluas 14.135 hektare dan ekstensifikasi lahan seluas 22.500 ha. (C)
Reporter: Try Wahyudi Ari Setyawan
Editor: Haerani Hambali