Jembatan Buton-Muna akan Menjadi yang Terpanjang di Asia Tenggara

Iradat Kurniawan, telisik indonesia
Selasa, 12 Januari 2021
0 dilihat
Jembatan Buton-Muna akan Menjadi yang Terpanjang di Asia Tenggara
Desain jembatan yang menghubungkan antara Pulau Buton dan Muna. Foto: Ist.

" Jembatan Buton-Muna akan dibangun dengan tipe jembatan gantung dengan bentang utama sepanjang 762,5 meter. "

BUTON, TELISIK.ID - Jembatan yang akan menghubungkan Pulau Buton dan Pulau Muna  akan menjadi yang terpanjang di Asia Tenggara.

Jembatan bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antara Pulau Buton dan Muna serta kedepannya direncanakan menghubungkan Pulau Sulawesi.

Desain jembatan Buton-Muna tersebut ditampilkan oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sultra saat rapat koordinasi persiapan pembebasan lahan pembangunan jembatan di Rujab Wali Kota Baubau, Senin (11/1/2021).

"Rencana pembangunan jembatan tersebut akan dibangun Kementerian PUPR bila Pemerintah Kota Baubau dan Buton Tengah sudah menyiapkan lahan untuk pembangunan  jalan pendekat, rest area, fasilitas umum, wisata laut, dan kantor pengelola," ungkap Nasrun Nasiu, Kepala Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan (BPJN) Sultra.

Dia menambahkan, Kementerian PUPR tidak akan melelang pembangunan jembatan ini kalau lahannya belum siap, karena  khawatir jangan sampai pembangunan mengalami hambatan seperti pernah terjadi di daerah lain.

Nasrun juga menerangkan bahwa  penyiapan lahan akan menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, karena nantinya akan dimanfaatkan oleh pemerintah daerah sendiri.

"Jembatan Buton-Muna akan dibangun dengan tipe jembatan gantung dengan bentang utama sepanjang 762,5 meter," ungkapnya.

Baca juga: Direktur PT FMW Angkat Bicara Soal Tudingan Kapal BBM Tanpa Segel Pertamina

"Setelah dihitung oleh perencana, lebih efisien dengan menggunakan jembatan gantung dari pada Cable Stayed. Tadinya panjang bentang utama 600 meter, tapi dengan kondisi setelah diteliti tanahnya dan segala macamnya menjadi 700 meter, dan jembatan tersebut terpanjang se-Asia Tenggara," lanjutnya.

Sementara itu terkait dengan rencana pembangunan jembatan penghubung antara Pulau Buton dan Pulau Muna, Wali Kota Baubau Dr. H. AS Tamrin, MH menegaskan agar dinas terkait beserta stakeholder serius dalam penanganannya, walaupun dalam rencana pembangunan jembatan penghubung antara Pulau Buton dan Pulau Muna akan banyak hambatan yang dihadapi.

“Banyak hal yang harus dilakukan yang menyertai liku-liku daripada rencana pembangunan jembatan tersebut. Apalagi harus ada sinkronisasi antara dua daerah, dimana kedua daerah ini harus siap dan komitmen. Selain itu segala sesuatunya juga harus dipersiapkan," ujarnya.

Yang paling utama dalam mempersiapkan pembangunan jembatan adalah pembebasan lahan. Untuk itu, Wali Kota Baubau berharap agar apa yang menjadi pembicaraan dalam rapat koordinasi tersebut dapat ditindaklanjuti, baik oleh Pemerintah Kota Baubau maupun Kabupaten Buton Tengah.

Selain itu, AS Tamrin juga menekankan agar titik koordinat dari rencana pembangunan jembatan dapat diperjelas untuk memudahkan pemerintah dalam melakukan langkah-langkah untuk pembebasan lahan.

Baca juga: Belum Ada Pemutihan Pajak Kendaraan

“Segala yang dijelaskan oleh perencana harus diperjelas titik koordinatnya. Di lapangan sudah diberi patok agar apa yang kita sudah tetapkan jangan lagi bergeser. Karena kalau bergeser, dikhawatirkan akan muncul hambatan baru,” tandasnya.

Pihak terkait diminta lebih serius dan tidak main-main, dan masyarakat juga tidak menghambat rencana pembangunan jembatan.

"Saya menegaskan agar peta lokasi sesuai dengan kondisi di daerah tersebut. Untuk itu, koneksitas antara peta dan kondisi di daerah harus diperjelas agar dalam proses pembebasan lebih mudah dilakukan serta tidak menimbulkan kebingungan bagi masyarakat," imbuhnya.

Rencana pembangunan jembatan ini harus ditangani secara serius. Wali kota berjanji akan turun tangan, demikian pula Sekda, camat dan lurah juga harus turun tangan untuk melakukan persiapan-persiapan, terutama dalam persoalan pembebasan lahan. (B)

Reporter: Iradat Kurniawan

Editor: Haerani Hambali

Baca Juga