Kabar Baik untuk Petani Jambu Mete di Buton Utara, Ini Kata Kadis Pertanian
Aris, telisik indonesia
Senin, 06 Desember 2021
0 dilihat
Salah satu tanaman jambu mete yang tidak produktif. Foto: Aris/Telisik
" Jambu mete pernah menjadi komoditas unggulan di Buton Utara (Butur). Dan kejayaan petani jambu mete harus dikembalikan seperti 20-30 tahun lalu "
BUTON UTARA, TELISIK.ID - Jambu mete pernah menjadi komoditas unggulan di Buton Utara (Butur). Dan kejayaan petani jambu mete harus dikembalikan seperti 20-30 tahun lalu.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas (Kadis) Pertanian Kabupaten Buton Utara (Butur), Ir. Yusuf, M.AP.
"Tidak berselang lama setelah saya dilantik, saya mempresentasikan ke pimpinan, termasuk ke anggota TAPD bahwa untuk prioritas bidang perkebunan di Buton Utara adalah bagaimana kita mengembalikan kejayaan jambu mete di sini, seperti 20-30 tahun lalu," tulis Kadis Pertanian Butur ini di akun media sosial Facebook-nya, Yusuf La Sea-Sea Minggu (6/12/2021).
Menurutnya, salah satu kegiatannya adalah dengan melakukan peremajaan jambu mete yang sudah rata-rata berumur tua.
Baca Juga: Ikan Parende, Sajian Authentic Chef Marinka di Festival Kuliner Maritim Wakatobi
Sebelumnya, Ketua Nahdlatul Ulama Butur periode 2021-2026 ini menerangkan, produktifnya umur jambu mete itu di bawah 20 tahun. Kata dia, di atas 20 tahun, pohon jambu mete sudah stagnan. Apa lagi usia jambu mete sekarang ada yang sudah di atas 40 tahun.
Karena itu, banyak pohon jambu mete di Butur sudah tidak produktif. Karena itu, akan disosialisasikan ke masyarakat agar menebang tanaman tua dan diganti dengan tanaman yang benihnya lebih recommended. Kata dia, memilih benih tidak sembarang, harus memilih benih yang berkualitas.
"Kita tebang dan kita ganti dengan yang baru, Itu namanya rehabilitasi tanaman. Itu yang saya mau lihat," kata Yusuf belum lama ini.
Kendati demikian, Yusuf mengaku, ada beberapa hal yang harus dipenuhi agar program atau kegiatan itu bisa berjalan dengan baik.
Pertama, dukungan petani itu sendiri. Tanpa kesediaan petani, upaya ini akan sia-sia. Sebab sementara ini ada keengganan petani untuk menebang pohon jambu metenya yang sudah tua untuk diganti dengan tanaman baru.
"Butuh sosialisasi yang intens untuk meyakinkan petani bahwa jambu tua mereka sudah tidak produktif lagi dan karenanya sudah waktunya diremajakan," jelasnya.
Kedua, kesiapan dinas, yakni siap anggaran dan personel untuk mendata calon petani, calon lahan dan kemampuan melakukan pendampingan selama kegiatan berjalan dan beberapa waktu sesudahnya.
Ketiga, keberpihakan anggaran. Karena hal ini adalah kegiatan yang sedikit 'keluar dari pakem', tentu memerlukan dana yang relatif besar.
"Misalnya kita butuh dana kompensasi untuk petani yang bersedia menjadi pelaku awal kegiatan ini. Dana pendampingan dan untuk menyiapkan sarana dan prasarana," ujarnya.
Baca Juga: Diduga Mengidap Tumor Ganas, Gelandang Terbaik Persematim FC Meninggal Dunia
"Keempat, tersedia benih jambu mete yang berkualitas. Ini yang paling pokok," sambungnya.
Hal itu dimaksudkan agar tidak terlalu membebani anggaran daerah. Menurutnya hal-hal yang bisa dimintakan bantuan di tingkat provinsi atau pusat, dapat dimaksimalkan.
Yusuf mengaku, jika tidak ada perubahan, Kabupaten Butur mendapat bantuan benih jambu mete untuk luasan 100 hektare dari DIPA Kementan RI tahun 2022 ini. Itu adalah benih yang berkualitas karena tersertifikasi oleh lembaga yang berwenang dan kompeten.
"Saya menantang petani jambu mete yang mau meremajakan jambu metenya untuk melaporkan luas lahannya dan kebutuhan benihnya. Semoga gayung bersambut dan upaya kita mengembalikan kejayaan petani jambu mete di Buton Utara bisa kita wujudkan bersama," ujarnya di media sosial resminya. (C-Adv)
Reporter: Aris
Editor: Haerani Hambali