BKKBN Dorong Penggunaan Kartu Kembang Anak di Posyandu Baubau untuk Deteksi Dini Stunting
Riksan Jaya, telisik indonesia
Jumat, 17 Mei 2024
0 dilihat
Orientasi penggunaan KKA, di aula Dinas PP dan KB Kota Baubau. Foto: Ist.
" BKKBN Sulawesi Tenggara menggelar kegiatan bertajuk Orientasi Penggunaan KKA, di aula Dinas PP dan KB Kota Baubau pada Jumat (17/5/2024) "
BAUBAU, TELISIK.ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Tenggara terus mendorong penggunaan Kartu Kembang Anak (KKA) di Posyandu secara benar.
Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinas PP dan KB) Kota Baubau, BKKBN Sulawesi Tenggara menggelar kegiatan bertajuk Orientasi Penggunaan KKA, di aula Dinas PP dan KB Kota Baubau pada Jumat (17/5/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh 60 peserta yang terdiri dari kader Bina Keluarga Balita (BKB), Penyuluh KB, pengelola fasilitas kesehatan (faskes), PIK Remaja, serta keluarga yang memiliki anak di bawah usia dua tahun (baduta). Orientasi ini bertujuan membekali para kader dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mendampingi kelompok BKB.
Dalam arahannya saat membuka acara, Kepala Dinas PP dan KB Kota Baubau, Fanti Frida Yanti, menekankan pentingnya pola asuh yang tepat untuk anak usia 0-24 bulan. Ia mengimbau agar ibu yang memiliki bayi dapat memberikan stimulasi penuh guna meningkatkan perkembangan motorik halus, kasar, sosial, dan bahasa pada bayi.
Fanti menjelaskan bahwa orang tua dan keluarga perlu mendapatkan keterampilan dan pengetahuan dalam pengasuhan yang bisa diperoleh melalui kegiatan kelompok BKB.
"Penyuluhan oleh kader BKB kepada orang tua dan keluarga lain bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang anak," ujarnya,
Baca Juga: BKKBN Dorong Penggunaan KKA di Posyandu Buton Selatan untuk Deteksi Dini Stunting
Menurut Fanti, Kartu Kembang Anak berisi panduan sederhana bagi orang tua atau pengasuh untuk membimbing anak dengan memberikan stimulasi yang tepat sesuai usianya.
"KKA dapat digunakan untuk memantau perkembangan anak setiap bulannya dan mendeteksi dini adanya penyimpangan atau gangguan perkembangan anak," terangnya.
Selain itu, Fanti menyoroti tiga masalah utama gizi di Indonesia, yaitu kekurangan gizi, kekurangan gizi mikro, dan kelebihan gizi (obesitas).
"Stunting yang dialami lebih dari 7 juta anak Indonesia merupakan beban nasional yang masih harus dipikul. Kartu Kembang Anak bisa menjadi alat deteksi dini untuk masalah ini," kata Fanti.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Tenggara yang diwakili oleh Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga dan Pencegahan Stunting BKKBN Sultra, Agus Salim, menambahkan bahwa KKA berfungsi untuk menampung kegiatan pengasuhan orang tua dan tumbuh kembang anak serta memantau penyerapan nutrisi anak.
"Melakukan asah, asih, dan asuh sesuai usia anak berdasarkan KKA dapat menjadi alat deteksi dini penyimpangan perkembangan anak," jelas Agus.
Baca Juga: Demi Generasi Berkualitas BKKBN Edukasi Gizi dan Cegah Anemia Remaja Buton Selatan
Ia juga mengingatkan pentingnya memantau perkembangan anak selain mengukur berat dan tinggi badan.
"Perkembangan kemampuan anak sesuai usianya tak kalah penting dengan aspek pertumbuhan. Penting untuk rutin memeriksa anak tiap bulannya," ujarnya.
Orientasi ini juga dihadiri oleh Kepala Bidang KS, Hasrin Amin, Ketua IPeKB Sultra, Hasrul Hasti, serta jajaran Dinas PP dan KB Kota Baubau. (C-Adv)
Penulis: Riksan Jaya
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS