Karena Jualan Ini, Keluarga Raja Salman Punya Harta Rp 21.000 Triliun

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Minggu, 14 Maret 2021
0 dilihat
Karena Jualan Ini, Keluarga Raja Salman Punya Harta Rp 21.000 Triliun
Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud. Foto: Repro AFP

" Di sisi lain, Pangeran Alwaleed bin Talal yang merupakan keponakan Raja Salman, juga memiliki segudang properti mewah yang dia jadikan mesin pencari uang. "

SAUDI ARABIA, TELISIK.ID - Keluarga Raja Arab Saudi, Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud menjadi salah satu keluarga kerajaan terkaya di dunia.

Hal tersebut dinilai karena kekayaan mereka melebihi kekayaan keluarga kerajaan Inggris yang dipimpin Ratu Elizabeth II, yang senilai US$ 88 miliar setara Rp 1.232 triliun (kurs Rp 14.000/US$).

Sedangkan, keluarga Saud yang dipimpin Raja Salman memiliki kekayaan mencapai US$ 1,5 triliun. Bila dirupiahkan dalam kurs Rp 14.000, maka jumlah kekayaan keluarga ini mencapai Rp 21.000 triliun.

Harta yang melimpah juga dimiliki oleh kerajaan Arab Saudi. Salah satu di antaranya adalah sederet istana megah nan mewah. Raja Salman saja diketahui memiliki setidaknya empat istana megah nan mewah.

Istana yang pertama adalah Istana Murabba yang memiliki 32 kamar dan sekitar tujuh halaman. Kemudian, istana yang kedua dimilikinya dinamai Istana Al Yamama yang memiliki sekitar 400 kamar.

Berikutnya, Istana Riyadh. Istana yang satu ini juga digunakan sebagai markas kerajaan. Di dalamnya ada kamar-kamar yang memiliki lampu gantung yang indah dan dekorasi emas. Yang terakhir ada Istana Erga, yang terkenal dengan lantai mozaiknya yang menakjubkan dan ukiran unik di langit-langitnya yang tinggi.

Selain itu, Pangeran Mohammad bin Salman yang jadi pewaris Raja Salman juga memiliki sederet istana megah nan mewah. Dia disebut memiliki sebuah istana chateau yang nilainya ditaksir mencapai US$ 300 juta atau sekitar Rp 4,2 triliun di Prancis.

Baca Juga: Penanganan Sampah di TPI Sodohoa Bakal Melibatkan Tiga Dinas

Di sisi lain, Pangeran Alwaleed bin Talal yang merupakan keponakan Raja Salman, juga memiliki segudang properti mewah yang dia jadikan mesin pencari uang.

Dia dikenal memiliki hotel termahal di seluruh dunia, termasuk The Four Seasons, Monte Carlo Grand Hotel Monaco, sebuah hotel mewah di Seychelles, dan Savoy Hotel di London.

Dia juga memiliki sekitar tiga properti istana di Arab Saudi. Salah satu properti ini adalah istana Kerajaan yang bernilai sekitar US$ 130 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun.

Lantas, dari mana saja sumber kekayaan keluarga kerajaan yang menguasai negara Petrodollar tersebut?

Melansir ayahbunda.my.id yang mengutip dari The Richest, Sabtu (13/3/2021), sumber kekayaan keluarga Raja Salman sangat beragam. Namun, pendapatan utama kekaisaran itu berasal dari minyak.

Sebagaimana diketahui, keluarga kerajaan ini mengontrol perusahaan minyak milik negara bernama Saudi Aramco.

Perusahaan itu memiliki cadangan minyak mentah terbanyak kedua dan penghasil minyak harian terbesar di dunia. Inilah yang membuat keluarga Raja Salman kaya melintir sampai 7 turunan.

Kepemilikan aset terbaik kekaisaran ini adalah milik Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud, pewarisnya dan Putra Mahkota, Mohammad bin Salman, dan keponakannya Pangeran Alwaleed bin Talal.

Dikutip dari Economic Times, Aramco ditemukan oleh Standard Oil Company milik keluarga Rockefeller pada tahun 1938. Awalnya perusahaan dinamakan Perusahaan Minyak Amerika Arab dan produksi minyak mentahnya mencapai 500,00 bpd pada tahun 1949.

Pada 1980, pemerintah Saudi membeli semua pemegang saham asli dan memiliki 100 persen saham perusahaan. Delapan tahun kemudian, Perusahaan Minyak Arab Saudi (Saudi Arabian Oil Co/Saudi Aramco) secara resmi didirikan.

Baca Juga: Amien Rais Ungkap Dugaan Akan Ada Skenario Agar Jokowi Bisa 3 Periode

Banyaknya cadangan minyak perusahaan menjamin kemakmuran di Arab Saudi. Kerajaan bahkan menjadi pemimpin de facto dari Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan turut mengendalikan pergerakan di pasar minyak dunia.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman ingin mendiversifikasi pendapatan Saudi dari minyak. Pada 2016 ia mengumumkan rencana IPO Aramco, mengatakan kerajaan itu harus mengakhiri “kecanduan terhadap minyak” untuk memastikan negara tidak lagi berada di bawah tekanan harga komoditas. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga