Kebudayaan Lokal jadi Bagian Kurikulum Merdeka

Wa Ode Ria Ika Hasana, telisik indonesia
Sabtu, 03 Desember 2022
0 dilihat
Kebudayaan Lokal jadi Bagian Kurikulum Merdeka
Para pelajar SMPN 2 Kendari saat menari kreaasi tarian tradisional Sulawesi Tenggara. Foto: Wa Ode Ria Ika Hasana/Telisik

" Memperkenalkan kebudayaan lokal kepada anak-anak didik menjadi teman dari gelar karya di satuan pendidikan sebagai implementasi kurikulum merdeka "

KENDARI, TELISIK.ID - Memperkenalkan kebudayaan lokal kepada anak-anak didik menjadi teman dari gelar karya di satuan pendidikan sebagai implementasi kurikulum merdeka.

Gelar karya ini dilaksanakan sebagai bentuk implementasi kurikulum merdeka. Di dalamnya ada program proyek penguatan profil pelajar pancasila (P5) di satuan pendidikan.

Gaya hidup berkelanjutan, kearifan lokal dan kewirausahaan menjadi tema gelar karya di SMPN 2 Kendari. Gaya hidup berkelanjutan itu tentang pertamanan atau tumbuhan yang ditanam oleh anak didik, kearifan lokal tentang musik dan tari tradisional Sulawesi Tenggara dan kewirausahaan tentang pembuatan bakso ikan dan abon ikan.

Baca Juga: Kendari Gagal Raih Kota Sehat Tahun 2021

Hasil praktek pertamanan yang dilakukan anak didik yaitu jenis-jenis sayuran, sedangkan kearifan lokal yang diperkenalkan yaitu musik tradisional dan tarian lokal Sulawesi Tenggara.

Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kota Kendari, Saemina mengatakan, adanya gelar karya dapat membuat bakat peserta didik yang awalnya terpendam jadi berkembang, sehingga potensi mereka ke depannya menjadi bagus.

"Ada kepercayaan diri dari siswa, walaupun mungkin tidak bisa menari, tapi karena diberi kesempatan untuk tampil maka dia tampil, berani tampil dulu itu yang penting," ucap Saemina, Sabtu (3/12/2022).

Baca Juga: Dinkes Sulawesi Tenggara Genjot Pemberian Imunisasi pada Anak

Selain itu, Kepala SMPN 2 Kendari, Abdul Wahid, S.Pd., M.Pd mengatakan, anak didik bukan hanya menari, tapi mereka diberikan waktu untuk membaca dan belajar apa sih budaya yang ada di Sulawesi Tenggara.

"Yang paling utama adalah bagaimana bisa membuat mereka paham tentang budaya mereka sendiri dulu," ujar Wahid.

Dia menambahkan, dalam P5 ada literasi dan lumerasi, jadi ketika anak-anak menari, mereka bukan hanya menari tapi juga diberikan waktu untuk membaca dan belajar tentang budaya. (B)

Penulis: Wa Ode Ria ika hasana

Editor: Kardin 

BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga