Kecanduan Game Online, Ratusan Anak Dilarikan ke Rumah Sakit Jiwa

Fitrah Nugraha, telisik indonesia
Rabu, 17 Maret 2021
0 dilihat
Kecanduan Game Online, Ratusan Anak Dilarikan ke Rumah Sakit Jiwa
Sejumlah anak asyik main game online di ponsel. Foto: Repro Merdeka.com

" Adiksi internet yang besarnya, kemudian di dalamnya ada adiksi game. "

JAWA BARAT, TELISIK.ID - Ratusan anak dari berbagai daerah di Jawa Barat terpaksa menjalani rawat jalan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Jawa Barat, akibat kecanduan game online di telepon seluler.

Rinciannya, sepanjang tahun 2020 ada 98 orang dan tahun 2021 bulan Januari dan Februari sudah ada 14 orang yang menjalani rawat jalan. Mereka kecanduan atau adiksi terhadap internet, termasuk game di ponsel.

Direktur Utama RSJ Cisarua, Elly Marliyani menjelaskan, belasan pasien tersebut merupakan anak berusia 11-15 tahun yang murni mengalami gangguan adiksi atau kecanduan terhadap internet dan game.

"Adiksi internet yang besarnya, kemudian di dalamnya ada adiksi game," ungkap Elly saat ditemui di RSJ Cisarua, Jalan Kolonel Masturi, Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, dilansir dari Suara.com jaringan Telisik.id, Selasa (16/3/2021).

Sementara untuk tahun 2019, pihaknya belum memisahkan data pasien khusus adiksi akibat kecanduan game. Pihaknya hanya menangani pasien komorbid, yakni anak yang mengalami gangguan jiwa dengan adiksi game.

Baca juga: Sepasang Remaja Nekat Bercinta di Kafe Ramai Pengunjung

"Jadi 2019 itu belum ada data murni, gabungan itu sebulan ada 11-12 (pasien)," terang Elly.

Sementara itu, Sub Spesialis Psikiater Anak dan Remaja RSJ Cisarua, Lina Budiyanti menambahkan, mayoritas orang tua membawa anak-anaknya untuk diberikan perawatan lantaran mudah tersulut emosi apabila dilarang menggunakan ponsel.

"Ketika dilarang langsung ekspresi emosinya sangat tinggi. Bisa melempar barang, bahkan bisa mengancam dengan senjata tajam kalau tidak dituruti permintaannya, seperti ponsel dan kuota," jelasnya.

Lina membeberkan, faktor pandemi COVID-19 juga turut menyumbang kecanduan anak-anak terhadap gawai, sebab sejak setahun terakhir muncul kebijakan sekolah secara daring. Sehingga anak lebih banyak memegang ponsel.

"Sebagian yang datang ke kami, diperberat dengan kondisi ini (pandemi COVID-19). Jadi pandemi mereka tidak kemana-mana. Orang tua awalnya memberikan kelonggaran, karena berpikir kalau enggak main game, mau ngapain. Awalnya dari situ, tapi lama-lama pemakaian enggak terkendali, akhirnya jadi adiksi," beber Lina. (C)

Reporter: Fitrah Nugraha

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga