Keutamaan Wudu dan Zikir Sebelum Tidur
Irawati, telisik indonesia
Sabtu, 17 Juli 2021
0 dilihat
Berwudu sebelum tidur memiliki banyak keutamaan. Foto: Repro Oase.id
" Allah SWT akan memberikan cahaya pada setiap anggota tubuh yang dikenakan wudu pada saat hari kiamat "
KENDARI, TELISIK.ID - Wudu adalah salah satu cara untuk bersuci saat akan menunaikan ibadah.
Dikutip dari Kumparan.com, berwudu sebelum tidur disunnahkan dengan tujuan agar setiap umat Islam dalam kondisi suci, meskipun saat tidur, sekaligus agar terhindar dari mimpi buruk.
Allah SWT akan memberikan cahaya pada setiap anggota tubuh yang dikenakan wudu pada saat hari kiamat.
"Tahukah kalian bila seseorang memilki kuda yang berwarna putih pada dahi dan kakinya di antara kuda-kuda yang yang berwarna hitam yang tidak ada warna selainnya, bukankah dia akan mengenali kudanya? Para sahabat menjawab: "Tentu wahai Rasulullah." Rasulullah berkata: "Mereka (umatku) nanti akan datang dalam keadaan bercahaya pada dahi dan kedua tangan dan kaki, karena bekas wudu mereka." (HR. Muslim).
Bara’ bin Azib RA menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudu terlebih dahulu sebagaimana wudumu untuk melakukan salat.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Rasulullah SAW juga bersabda: “Sesungguhnya aku tidak menyukai berzikir kepada Allah kecuali dalam keadaan suci.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i dari sahabat Ibnu Umar dan dishahihkan Asy Syaikh Al-Albani).
Dilansir dari Umma.id, berikut adalah keutamaan wudu sebelum tidur:
1. Didoakan Oleh Malaikat
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudu) maka malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap "Ya Allah ampunilah hamba mu si fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci". [HR. Ibnu Hibban dari Ibnu Umar ra]
2. Bersih dari Dosa
“Apabila seorang muslim atau mukmin berwudu kemudian mencuci wajahnya, maka akan keluar dari wajahnya tersebut setiap dosa pandangan yang dilakukan kedua matanya bersama air wudu atau bersama akhir tetesan air wudu.
Apabila ia mencuci kedua tangannya, maka akan keluar setiap dosa yang dilakukan kedua tangannya tersebut bersama air wudu atau bersama akhir tetesan air wudu. Apabila ia mencuci kedua kaki, maka akan keluar setiap dosa yang disebabkan langkah kedua kakinya bersama air wudu atau bersama tetesan akhir air wudu, hingga ia selesai dari wudunya dalam keadaan suci dan bersih dari dosa-dosa.” (HR. Muslim no. 244).
3. Anggota Wudu Bercahaya saat Kiamat
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudu’.” (HR. Al Bukhari no. 136 dan Muslim no. 246).
4. Mengangkat Derajat di Sisi Allah
Rasulullah bersabda: “Maukah kalian aku tunjukkan suatu amalan yang dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan mengangkat derajatnya! Para sahabat berkata: “Tentu, wahai Rasulullah. Kemudian Rasulullah Shalallahu‘alaihi Wasallam bersabda: “Menyempurnakan wudu walaupun dalam kondisi sulit, memperbanyak jalan ke masjid, dan menunggu salat setelah salat, maka itulah yang disebut dengan ar ribath.” [HR. Muslim no. 251].
5. Dikabulkan Permintaannya
Rasulullah SAW telah menjelaskan dalam sabda beliau yang diriwayatkan dari sahabat Al Barra’ bin ‘Azib, bahwasannya beliau berkata: “Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudulah sebagaimana wudumu untuk salat.” [HR. Al Bukhari no. 6311 dan Muslim no. 2710].
Dalam riwayat sahabat Mu’adz bin Jabal juga dijelaskan jika, “Rasulullah Shalallahu‘alaihi Wasallam bersabda: “Tidaklah seorang muslim tidur di malam hari dalam keadaan berzikir dan bersuci, kemudian ketika telah terbangun dari tidurnya lalu meminta kepada Allah kebaikan dunia dan akhirat, melainkan pasti Allah akan mengabulkannya.” [Fathul Bari juz 11/124].
6. Disunahkan Nabi
Rasulullah SAW bersabda: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudu terlebih dahulu sebagaimana wudumu untuk melakukan salat.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Wudu tidak hanya dilakukan ketika akan melakukan ibadah salat saja, namun ada banyak keutamaan menjaga wudu. Berwudu haruslah dijadikan kebiasaan sebagai salah satu cara kita beribadah pada Allah SWT.
Zikir sebelum tidur merupakan amalan yang sangat dianjurkan agar tidur menjadi tenang tanpa gangguan.
Keutamaan berzikir bahkan melebihi dari berinfak emas dan perak.
"Maukah aku tunjukkan perbuatanmu yang terbaik, paling suci disisi Raja-mu (Allah) dan paling mengangkat derajatmu lebih baik bagimu dari infak emas atau perak? Para sahabat yang hadir berkata: Mau (wahai Rasulullah) Beliau bersabda: Zikir kepada Allah Yang Mahatinggi." (HR Tirmidzi).
Secara etimologi, zikir berarti puji-pujian kepada Allah yang diucapkan berulang-ulang.
Baca Juga: Ini Beberapa Perilaku yang Menyebabkan Bencana dan Musibah
Dilansir dari Tribun Style.com, berikut 13 zikir yang bisa diamalkan sebelum tidur:
1. Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An- Naas
Sebelum tidur, seorang muslim dapat mengawali zikirnya dengan mengumpulkan dua telapak tangan. Lalu ditiup dan dibacakan surat Al- Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas.
Kemudian dua telapak tangan tersebut mengusap tubuh yang dapat dijangkau, dimulai dari kepala, wajah dan tubuh bagian depan. Semisal itu diulang sampai tiga kali.
2. Membaca Ayat Kursi
Dikutip dari rumaysho.com, siapa yang membaca ayat kursi sebelum tidur, maka ia akan terus dijaga oleh Allah dan terlindungi dari gangguan setan hingga pagi hari.
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya. Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah: 255)
3. Membaca Surah Al-Baqarah ayat 285-286
Siapa yang membaca dua ayat tersebut pada malam hari, maka dua ayat tersebut telah memberi kecukupan baginya.
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabb-Nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami ta’at”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali”. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): “Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir“. (QS. Al-Baqarah: 285-286)
4. Membaca: Bismika robbi wadho’tu jambii, wa bika arfa’uh, fa-in amsakta nafsii farhamhaa, wa in arsaltahaa fahfazh-haa bimaa tahfazh bihi ‘ibaadakash shoolihiin.
Artinya:
“Dengan nama Engkau, wahai Rabbku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan namaMu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi, apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah (dari kejahatan setan dan kejelekan dunia), sebagaimana Engkau memelihara hamba-hambaMu yang shalih.” (Dibaca 1 x).
Apabila akan tidur, maka hendaklah tempat tidur tersebut dibersihkan karena siapa tahu ada kotoran yang membahayakan di situ, lalu membaca zikir di atas.
5. Membaca: Allahumma innaka kholaqta nafsii wa anta tawaffaahaa, laka mamaatuhaa wa mahyaahaa, in ahyaytahaa fahfazh-haa, wa in ammatahaa faghfir lahaa. Allahumma innii as-alukal ‘aafiyah.
Artinya:
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau menciptakan diriku, dan Engkaulah yang akan mematikannya. Mati dan hidupnya hanya milik-Mu. Apabila Engkau menghidupkannya, maka peliharalah (dari berbagai kejelekan). Apabila Engkau mematikannya, maka ampunilah. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keselamatan.” (Dibaca 1 x)
6. Membaca: Allahumma qinii ‘adzaabak, yawma tab’atsu ‘ibaadak.
Artinya:
“Ya Allah, jauhkanlah aku dari siksaanMu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hambaMu (yaitu pada hari kiamat).” (Dibaca 1 x).
Apabila Rasulullah Shallallahu’alaihi Wa Sallam hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya, kemudian membaca zikir di atas.
7. Membaca: Bismika allahumma amuutu wa ahyaa.
Artinya:
“Dengan namaMu, ya Allah! Aku mati dan hidup.” (Dibaca 1 x)
8. Membaca: Subhanallah (33 x), Alhamdulillah (33 x), Allahu Akbar (33 x)
Artinya:
“Maha suci Allah (33 x), segala puji bagi Allah (33 x), Allah Maha Besar (33x).”
Bacaan di atas lebih baik daripada memiliki pembantu di rumah. Demikian dikatakan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada puterinya, Fatimah dan istri tercintanya, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhuma.
9. Membaca: Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih. Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.
Artinya:
“Ya Allah, Rabb yang menguasai langit yang tujuh, Rabb yang menguasai ‘Arsy yang agung, Rabb kami dan Rabb segala sesuatu. Rabb yang membelah butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah, Rabb yang menurunkan kitab Taurat, Injil dan Furqan (Al-Qur’an). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala sesuatu yang Engkau memegang ubun-ubunnya (semua makhluk atas kuasa Allah). Ya Allah, Engkaulah yang awal, sebelum-Mu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang terakhir, setelahMu tidak ada sesuatu. Engkaulah yang lahir, tidak ada sesuatu di atasMu. Engkaulah yang batin, tidak ada sesuatu yang luput dari-Mu. Lunasilah utang kami dan berilah kami kekayaan (kecukupan) hingga terlepas dari kefakiran.”
Baca Juga: Puasa Sunnah di Bulan Dzulhijjah: Pahala dan Keutamaannya
10. Membaca: Alhamdulillahilladzi ath’amanaa wa saqoonaa wa kafaanaa wa aawaanaa, fakam mimman laa kaafiya lahu wa laa mu’wiya.
Artinya:
“Segala puji bagi Allah yang memberi makan kami, memberi minum kami, mencukupi kami, dan memberi tempat berteduh. Berapa banyak orang yang tidak mendapatkan siapa yang memberi kecukupan dan tempat berteduh.”
Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy-syahaadah faathiros samaawaati wal ardh. Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta. A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy-syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.
Artinya:
“Ya Allah, Rabb yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb yang menguasai segala sesuatu dan merajainya. Aku bersaksi bahwa tiada Rabb yang berhak disembah kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku, kejahatan setan dan balatentaranya, atau aku berbuat kejelekan pada diriku atau aku mendorongnya kepada seorang Muslim.”
Do’a ini diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam pada Abu Bakar Ash Shiddiq untuk dibaca pada pagi, petang dan saat akan tidur.
12. Membaca Qur'an Surah As-Sajdah dan Surat Al-Mulk.
13. Membaca: Allahumma aslamtu nafsii ilaik, wa fawwadh-tu amrii ilaik, wa wajjahtu wajhiya ilaik, wa alja’tu zhohrii ilaik, rogh-batan wa rohbatan ilaik, laa malja-a wa laa manjaa minka illa ilaik. Aamantu bikitaabikalladzi anzalta wa bi nabiyyikalladzi arsalta.
Artinya:
“Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu, aku menyerahkan urusanku kepada-Mu, aku menghadapkan wajahku kepada-Mu, aku menyandarkan punggungku kepada-Mu, karena senang (mendapatkan Rahmat-Mu) dan takut pada (siksaan-Mu, bila melakukan kesalahan). Tidak ada tempat perlindungan dan penyelamatan dari (ancaman)Mu, kecuali kepada-Mu. Aku beriman pada kitab yang telah Engkau turunkan, dan (kebenaran) Nabi-Mu yang telah Engkau utus.”
Jika seseorang membaca zikir di atas ketika hendak tidur lalu ia meninggal, maka ia meninggal di atas fithrah (mati di atas Islam). (C)
Reporter: Irawati
Editor: Haerani Hambali