Kejanggalan Kematian Mahasiswi USU, Muncul Surat Diduga Palsu Berhubungan dengan Warisan
Reza Fahlefy, telisik indonesia
Kamis, 15 Juni 2023
0 dilihat
Ayah dan ibu kandung Mahira Dinabila ketika menunjukkan foto Mahira Dinabila semasa hidupnya. Dan surat ditemukan di ruang tamu ketika Mahira Dinabila ditemukan tewas. Foto: Reza Fahlefy/Telisik
" Banyak kejanggalan yang terjadi usai ditemukannya jenazah mahasiswi USU, Mahira Dinabila "
MEDAN, TELISIK.ID - Penyebab kematian mahasiswi USU, Mahira Dinabila, masih misterius. Banyak kejanggalan yang terjadi usai ditemukannya wanita berusia 19 tahun ini dalam keadaan mengenaskan.
Di antaranya muncul surat wasiat atau warisan yang diduga palsu. Lalu ada juga selembar surat yang ditemukan di ruang tamu rumah korban, di saat dia ditemukan tidak bernyawa.
Atas adanya surat wasiat dan ditemukan selembar surat itu, orang tua kandung Mahira Dinabila bernama Parjono resmi membuat laporan dugaan pemalsuan ke Mapolrestabes Medan.
Kuasa hukum keluarga korban bernama Oky Adriansyah mengaku sudah melaporkan M, ayah angkat Mahira Dinabila ke polisi, terkait dugaan pemalsuan surat itu.
"Iya sudah kita laporkan ayah angkatnya berinisial M atas pemalsuan surat pernyataan ahli waris Mahira. Sangat aneh kami rasa surat itu," kata Oky Adriansyah, Kamis (15/6/2023) sekira pukul 10:00 WIB.
Diakuinya, ibu angkat Mahira sudah meninggal dan mewariskan harta rumah kepada Mahira di saat Mahira masih hidup. Akan tetapi, muncul pula surat bahwa warisan itu untuk M. Sehingga, kami laporkan adanya dugaan pemalsuan," tambahnya.
Baca Juga: Sejumlah Kejanggalan Kematian Mahasiswi USU yang Belum Terungkap
Oky menambahkan, dugaan pemalsuan itu karena yang bersabda tangan di surat itu bukan tanda tangan Mahira.
"Sangat janggal isi disurat itu. Selain itu, selembar surat ditemukan di ruang tamu itu juga sangat janggal. Tulisan itu berbeda dengan tulisan Mahira Dinabila yang ada sama kami. Kami punya buku tulisan Mahira. Kami bandingkan, berbeda dengan tulisan di surat yang kami duga palsu itu," tuturnya.
Selain itu, isi di dalam surat itu juga sangat janggal. Sebab Mahira tidak pernah menyebut kata Bapak dan Aku di dalam surat atau maupun dalam lisan kesehariannya.
"Jadi, dalam surat itu ada bahasa Aku dan Bapak. Mahira tidak pernah menyebutkan dirinya dengan sebutan Aku. Dia menyebut kata Saya. Selain itu, Mahira memanggil orang tua angkatnya itu dengan sebutan Papa. Bukan dengan sebutan Bapak. Begitu juga ketika Mahira menulis dengan tulisan. Tidak pernah menyebut kata Aku dan Bapak. Jadi, kami menduga bahwa surat itu surat palsu dan harus diusut tuntas," tambahnya.
Menurut kuasa hukum, kematian Mahira Dinabila ada hubungannya dengan harta warisan yang ditinggalkan oleh ibu angkatnya yang pertama dan sudah meninggal dunia.
"Saat ini, ayah angkatnya ini telah menikah lagi. Dugaan muncul bahwa Mahira diduga dibunuh dikarenakan adanya orang yang ingin menguasai harta warisan yang diwariskan kepada Mahira Dinabila. Jadi, kami sangat yakin Mahira diduga dibunuh dan bukan bunuh diri," terangnya.
Informasi yang dihimpun, laporan Pariono atas dugaan pemalsuan itu tertuang dalam STTLP/1843/VI/2023/SPKT/Polrestabes Medan/Polda Sumatera Utara pada 7 Juni 2023. Pariono melaporkan M dan lainnya dengan dugaan tindak pidana pemalsuan.
Baca Juga: Polda Sumatera Utara Didemo, Penyebab Kematian Mahasiswi USU Misterius
Terpisah, Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Valentino Alfa Tatareda ketika dikonfirmasi mengaku akan menyelidiki dan menindaklanjuti laporan pihak keluarga Mahira Dinabila.
"Laporan itu sedang didalami oleh pihak Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Medan. Laporan ini masih tahap penyelidikan, nantinya tim akan memeriksa sejumlah saksi," terangnya.
Sebagaimana diketahui, Mahira Dinabila ditemukan tewas di dalam rumah orang tua angkatnya di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas. Mayat wanita itu dalam kondisi yang mengenaskan, pertama kali ditemukan oleh keluarga korban, pada Rabu (3/5/2023) lalu.
Selanjutnya, pihak kepolisian dari Polsek Patumbak turun ke lokasi dan melakukan penyelidikan. Dugaan muncul korban dibunuh oleh orang terdekatnya. (A)
Penulis: Reza Fahlefy
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS