Kekerasan Perempuan dan Anak di Buton Selatan Meningkat Tahun 2024

Ali Iskandar Majid, telisik indonesia
Kamis, 16 Januari 2025
0 dilihat
Kekerasan Perempuan dan Anak di Buton Selatan Meningkat Tahun 2024
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Buton Selatan, La Ode Heryanto. Foto: Ali Iskandar Majid/telisik

" Sepanjang tahun 2024, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, mengalami peningkatan signifikan, yang menjadi masalah serius dan memerlukan upaya bersama untuk dicegah dan diberantas "

BUTON SELATAN, TELISIK.ID – Sepanjang tahun 2024, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, mengalami peningkatan signifikan, yang menjadi masalah serius dan memerlukan upaya bersama untuk dicegah dan diberantas.

Berdasarkan data yang tercatat, terdapat sebanyak 27 kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak-anak di Buton Selatan pada tahun 2024. Angka tersebut sudah termasuk kasus anak yang bermasalah dengan hukum (ABH).

Dari total kasus tersebut, kasus pemukulan terkait ABH menduduki urutan teratas dengan 8 kasus. Disusul oleh kasus kekerasan seksual yang tercatat sebanyak 6 kasus dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 4 kasus.

Korban kekerasan seksual dan pencabulan terhadap anak didominasi oleh perempuan, dengan 7 orang korban, sementara 5 korban lainnya adalah laki-laki. Sementara itu, kasus ABH sepenuhnya melibatkan laki-laki, dengan jumlah mencapai 9 orang sepanjang tahun 2024.

Baca Juga: Dinas PUPR Muna Barat Siap Bangun Kembali Drainase Rusak Desa Kombikuno

Kasus kekerasan terhadap perempuan tercatat sebanyak 6 kasus, dengan rentang usia korban antara 25 hingga 37 tahun. Sedangkan untuk anak-anak, usia korban kekerasan berkisar antara 6 hingga 17 tahun.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Buton Selatan, La Ode Heryanto, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Buton Selatan menjadi peringatan bagi orangtua dan guru di sekolah.

"Jumlah kasus di tahun 2024 mengalami peningkatan, yaitu 27 kasus, sementara pada 2023 hanya 23 kasus," ungkap Heryanto, Kamis (16/1/2024).

Meskipun jumlah kasus di Buton Selatan relatif sedikit jika dibandingkan dengan skala nasional atau provinsi, Heryanto menilai kualitas kekerasannya sangat memprihatinkan. Beberapa kasus berujung pada korban yang kehilangan nyawa atau mengalami gangguan kejiwaan.

Pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Buton Selatan terus melakukan berbagai upaya pencegahan, salah satunya melalui sosialisasi di lingkungan sekolah.

Baca Juga: Ratusan Peserta Seleksi PPPK Muna Diharuskan Punya BPJS Urus SKCK

Selain itu, mereka juga memberikan respons cepat terhadap setiap kasus yang terjadi, dengan pendampingan, penjangkauan kasus, asesmen psikologi korban, serta manajemen kekerasan.

Puncak tertinggi kasus kekerasan terjadi pada periode November 2024, dengan 5 kasus yang melibatkan perempuan, anak, dan ABH. Selanjutnya, pada periode Juni, Agustus, dan Oktober, tercatat masing-masing 3 kasus, yang mayoritas melibatkan pemukulan dan pelecehan seksual.

Pada periode Februari, Maret, April, dan September, masing-masing tercatat 2 kasus yang melibatkan KDRT, pemukulan, persetubuhan anak di bawah umur, pelecehan seksual, dan pencabulan.

Sementara itu, pada periode Januari hanya tercatat 1 kasus KDRT yang menimpa seorang perempuan berusia 33 tahun. Tidak ada kasus kekerasan pada bulan Mei dan Juli 2024. (C)

Penulis: Ali Iskandar Majid

Editor: Mustaqim

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

TAG:
Baca Juga