Kelurahan Jati Mekar Terus Berupaya Tangani Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
Sigit Purnomo, telisik indonesia
Senin, 30 September 2024
0 dilihat
Selain stunting, Kelurahan Jati Mekar Kota Kendari juga komit dalam menurunkan angka kemiskinan ekstrem. Foto: Ist.
" Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, menunjukkan komitmen kuat dalam mengatasi isu stunting dan kemiskinan ekstrem "
KENDARI, TELISIK.ID – Kelurahan Jati Mekar, Kecamatan Kendari, Kota Kendari, menunjukkan komitmen kuat dalam mengatasi isu stunting dan kemiskinan ekstrem. Pada Agustus lalu, kelurahan ini menggelar rembuk stunting sebagai langkah awal dalam menangani dua anak yang teridentifikasi stunting.
Lurah Jati Mekar, Ld Sahidin, mengambil peran aktif dalam program orang tua asuh dengan menjadi orang tua asuh bagi salah satu anak tersebut. Program ini merupakan bentuk nyata perhatian pemerintah kelurahan dalam menangani masalah kesehatan yang mengancam masa depan anak-anak.
Selain penanganan stunting, Kelurahan Jati Mekar juga menyelenggarakan serangkaian sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran warga mengenai kemiskinan ekstrem dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
Sosialisasi ini melibatkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), seperti Bappeda dan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari, serta dilengkapi dengan pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga.
"Program ini bertujuan tidak hanya untuk menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga untuk meningkatkan kesehatan keluarga, yang sangat berhubungan erat dengan pencegahan stunting," ujar Sahidin, Sabtu (21/9/2024).
Dalam hal ini, kesadaran terhadap kebersihan lingkungan sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit yang dapat memperburuk kondisi kesehatan anak-anak.
Aktivitas rutin seperti kerja bakti di tingkat RT pun menjadi bagian dari upaya menjaga kebersihan lingkungan.
"Kami ingin memastikan bahwa setiap keluarga di Jati Mekar terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan. Ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan mendukung perkembangan anak-anak secara optimal," lanjut Sahidin.
Ia menambahkan, sinergi antara pemerintah kelurahan, OPD, dan masyarakat, menjadi pondasi bagi pemberdayaan warga dalam rangka mengatasi stunting dan kemiskinan ekstrem.
Salah satu contoh konkret adalah pelatihan pengelolaan sampah rumah tangga yang membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, selain juga meningkatkan kualitas lingkungan.
"Kerja sama ini sangat penting untuk merancang strategi jangka panjang yang dapat mengentaskan kemiskinan ekstrem dan meningkatkan taraf hidup warga," kata Sahidin.
Selain itu, Kelurahan Jati Mekar juga berkolaborasi dengan Puskesmas dan tim kesehatan untuk memantau anak-anak yang berisiko stunting. Pemeriksaan rutin dan edukasi kepada orang tua menjadi bagian dari intervensi yang dilakukan secara terintegrasi, agar penanganan dapat dilakukan lebih dini dan tepat.
PKK Kelurahan Jati Mekar juga berperan besar dalam upaya penanggulangan stunting. Melalui Dasa Wisma, mereka mengedukasi ibu-ibu tentang pola asuh yang benar dan pentingnya asupan gizi yang cukup. PKK juga berkolaborasi dengan puskesmas dan kader posyandu untuk memantau kesehatan anak-anak di wilayah tersebut.
“Melalui pelatihan pengolahan makanan bergizi berbahan lokal, PKK berusaha memberikan solusi bagi keluarga dalam pemenuhan gizi anak-anak mereka,” ujar Sahidin.
Tidak hanya stunting, Kelurahan Jati Mekar juga aktif dalam menangani kemiskinan ekstrem. Pemerintah kelurahan mencatat ada 421 jiwa yang tergolong miskin ekstrem, dengan 83 Kepala Keluarga (KK) yang membutuhkan bantuan.
Sementara itu, Pj. Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup, menekankan pentingnya kerja sama antara Dinas Sosial, Perumahan, serta Tenaga Kerja dan Perindustrian dalam memberikan bantuan sosial rumah layak huni dan program peningkatan kapasitas bagi masyarakat miskin, terutama yang berada pada usia produktif.
"Kemiskinan ekstrem ini harus menjadi perhatian kita bersama. Kita harus memastikan bahwa kondisi ini tidak terjadi di Kendari," tegas Yusup.
Yusup juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap tingginya angka kemiskinan ekstrem di Sulawesi Tenggara, meskipun wilayah ini kaya akan sumber daya alam.
"Kemiskinan ekstrem seharusnya tidak terjadi di daerah yang kaya dengan sumber daya alam. Ini harus menjadi perhatian serius kita semua," ujar Yusup. (C-Adv)