Kemuliaan Akhlak Rasulullah yang Membuat Pengemis Yahudi Masuk Islam
Haerani Hambali, telisik indonesia
Sabtu, 05 Februari 2022
0 dilihat
Rasulullah dikenal sangat dekat dengan orang yang lemah. Foto: Repro padangkita.com
" Kemuliaan akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam salah satunya ditunjukkan pada kisah pengemis buta yang akhirnya masuk Islam "
KENDARI, TELISIK.ID - Kemuliaan akhlak Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam tak diragukan lagi. Ada sebuah kisah saat Rasulullah menyuapi seorang pengemis buta, namun justru dibalas cacian. Putra Abdullah bin Abdul Muthalib itu tak marah dan tidak bosan menyuapi sang pengemis.
Saat itu tahun 627 Masehi, di Pasar Madinah Al-Munawarah, ada seorang pengemis Yahudi yang buta, selalu mencaci dan menghina Rasulullah.
Kepada orang yang mendekatinya ia berkata: "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya".
Hari demi hari pengemis tersebut terus mencela Rasulullah SAW. Kejadian itu terus berlangsung setiap hari. Sebagai Nabi yang diberi wahyu, Baginda Rasulullah SAW tentu tahu apa yang dilakukan pengemis buta itu.
Namun apa yang dilakukan Rasulullah? Melansir akurat.co, Beliau justru mendatangi dan membawakannya makanan. Tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis buta itu. Ketika Rasulullah SAW menyuapinya, seperti biasanya si pengemis tetap saja berkata agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad.
Rasulullah SAW menyuapi pengemis buta itu hingga menjelang Rasulullah SAW wafat. Setelah Rasulullah SAW wafat, maka tidak ada lagi orang yang membawakan makanan dan menyuapi pengemis Yahudi buta itu setiap harinya.
Suatu ketika, sahabat Nabi, Abu Bakar r.a mengunjungi kediaman putrinya yaitu Aisyah r.a yang juga merupakan istri Baginda Rasulullah SAW. Khalifah Abu Bakar kemudian bertanya kepada putrinya: "Anakku, adakah sunnah kekasihku (Nabi Muhammad SAW) yang belum aku kerjakan?"
Aisyah lalu menjawab, “Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja”. “Apakah Itu?”, tanya Abu Bakar.
"Setiap pagi Rasulullah SAW selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana,” jawab Aisyah.
Keesokan harinya, seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis tua itu. Khalifah Abu bakar mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. Pada saat Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, “Siapakah kamu?”. Abu Bakar menjawab, “Aku orang yang biasa”.
"Bukan!, engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, tegas si pengemis buta itu.
Baca Juga: Bacaan dan Zikir yang Dianjurkan Diamalkan di Hari Jumat
Abu Bakar berkata, “Dari mana engkau tahu bahwa aku bukanlah orang yang biasa memberimu makan?” Perempuan itu menjawab, “Makanan yang engkau beri tidak kau haluskan lebih dulu. Orang yang biasa memberiku makan selalu menghaluskan makanan lebih dulu karena ia tahu gigiku sudah tak sanggup lagi mengunyah makanan.”
Abu Bakar sambil terisak berujar, “Ketahuilah, orang yang biasa memberimu makan sudah wafat beberapa hari yang lalu dan aku adalah sahabatnya. Orang yang biasa memberimu makan adalah Muhammad, lelaki yang tiap hari selalu bersabar meski kau hina dan caci, sedangkan ia tak pernah berhenti menyuapkan makanan ke mulutmu.”
Perempuan Yahudi yang buta itu kaget bukan main. Dan, tak lama kemudian tangisannya pun pecah. Ia menyesal belum sempat meminta maaf kepada orang yang sangat peduli dengannya. Padahal, tidak ada seorang keluarganya yang peduli dengan keadaannya
"Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia,". Kemudian pengemis Yahudi buta itu akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar r.a.
Dikutip dari nu.or.id, kisah Rasulullah itu menunjukkan bahwa Islam dibangun atas dasar rahmat, memperlakukan semua makhluk dengan baik dan terhormat, sesuai dengan posisi masing-masing.
Baca Juga: Ini 6 Golongan Manusia yang Masuk Neraka Tanpa Hisab
Misalnya, Islam mengajarkan kepada para pemeluknya untuk memberikan ruang mulia dan luhur dalam bersosialisasi dan membangun hubungan baik dengan sesama manusia, termasuk dengan orang yang berbeda keyakinan.
Demikianlah Islam yang semestinya dipraktikkan oleh para pemeluknya, sebagaimana akhlak yang diteladankan Rasulullah SAW. Bahkan akhlak Rasulullah SAW tidak jarang membuat orang lain tertarik dengan Islam, sebagaimana keindahan akhlak Rasulullah SAW membuat seorang Yahudi masuk Islam.
Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan, tidak menutup mata dari keberadaan tetangga. Anjuran berbuat baik kepada mereka berlaku secara umum, baik kepada orang Islam maupun pemeluk agama lain.
Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda: “Malaikat Jibril senantiasa menasihatiku tentang tetangga, hingga aku mengira bahwa tetangga itu akan mendapatkan bagian harta waris.” (Muttafaqun ‘alaih). (C)
Reporter: Haerani Hambali