Kenali Perbedaan Abses Payudara dan Masitis pada Ibu Menyusui

Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Minggu, 21 Agustus 2022
0 dilihat
Kenali Perbedaan Abses Payudara dan Masitis pada Ibu Menyusui
Abses payudara disebabkan adanya infeksi bakteri. Biasanya muncul sebagai komplikasi dari masitis dan akan menyebabkan nyeri di bawah lapisan kulit. Penyakit ini sering dialami oleh ibu menyusui. Foto: Repro Kumparan.com

" Abses payudara merupakan komplikasi dari infeksi payudara yang disebut mastitis "

KENDARI, TELISIK.ID - Abses payudara atau bisul payudara adalah benjolan pada payudara yang berisi nanah, yang biasanya disebabkan oleh infeksi. Abses payudara merupakan komplikasi dari infeksi payudara yang disebut mastitis.

Abses juga disebabkan adanya infeksi bakteri. Biasanya, abses muncul sebagai komplikasi dari mastitis dan akan menyebabkan nyeri di bawah lapisan kulit. Penyakit ini sering dialami oleh ibu menyusui.

Dilansir dari alodokter.com dan ciputrahospital.com, berikut ini penjelasan lengkap mengenai abses payudara, antara lain:

1. Tanda dan gejala abses payudara

Jika anda menderita abses payudara, beberapa gejala berikut ini mungkin anda rasakan:

- Produksi ASI rendah

- Nyeri dan sakit di bagian payudara

- Kulit memerah dan hangat

- Keluarnya cairan dari bagian payudara

- Pembengkakan

- Suhu tinggi

- Sakit kepala

- Mual atau Muntah

Jika Anda menderita infeksi, Anda mungkin akan mengalami demam, kedinginan, dan kelelahan secara bersamaan. Temui dokter jika Anda mengalami gejala-gejala ini. Anda juga harus mencari perawatan medis jika saat ini annda sedang dirawat dengan antibiotik untuk infeksi payudara, tetapi kondisi tidak kunjung membaik dalam 2 hari.

2.Perbedaan mastitis dan abses

Abses payudara dapat terjadi jika Anda mengalami mastitis (infeksi payudara) dan tidak segera diobati. Mastitis adalah kondisi nyeri pada payudara yang ditandai merah, panas, dan perih (meradang). Sedangkan abses adalah kumpulan nanah yang menyebabkan benjolan keras, merah, dan lunak. Mastitis paling sering menyerang wanita menyusui. Meskipun wanita yang tidak menyusui juga dapat terserang mastitis.

Baca Juga: 4 Tips Atasi Anak Susah BAB, Penyebab dan Tips Mengobatinya

Jika semua pengobatan telah diusahakan  untuk mengatasi mastitis dan area payudara ibu menyusui tetap keras, menjadi merah dan menyakitkan abses mungkin telah terbentuk. Pengobatan untuk mastitis sesegera mungkin dapat membantu mengurangi risiko terkena abses.

3. Kapan harus ke dokter

Abses payudara terbentuk akibat mastitis yang tidak segera diobati. Oleh sebab itu, ibu menyusui perlu waspada dan memeriksakan diri ke dokter jika merasakan ada benjolan di payudara, serta bila payudara kemerahan, terasa sakit, dan bengkak.

Setiap wanita juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari). Sadari dilakukan tiap 7 hari setelah menstruasi. Tujuannya adalah sebagai agar bila ada kelainan di payudara bisa diketahui lebih awal.

Wanita juga dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan payudara klinis (Sadanis) oleh dokter. Sadanis disarankan dilakukan setiap 1-3 tahun mulai usia 20 tahun. Setelah usia 40 tahun, Sadananis perlu dilakukan secara rutin minimal satu kali dalam setahun.

Sadari dan Sadanis dilakukan sebagai bentuk antisipasi dan pemeriksaan dini terhadap penyakit pada payudara, terutama bila terdapat riwayat kanker payudara dalam keluarga.

4. Penanganan abses payudara

Langkah awal dalam penanganan abses payudara adalah dokter perlu mengeluarkan cairan nanah dari dalam benjolan terlebih dahulu. Dalam prosesnya, mereka mungkin akan mengeluarkan cairan nanah tersebut menggunakan jarum atau membuat sayatan kecil di kulit.

Aspirasi jarum akan digunakan jika pasien sedang menyusui atau ukuran benjolan lebih kecil dari 3 cm. Pada penderita yang tidak menyusui, proses pengeluaran cairan nanah dapat dilakukan lebih dari satu kali, karena abses dapat terbentuk berulang.

Jika abses yang sudah dikeringkan meninggalkan rongga besar, dokter akan menutupnya untuk membantu proses pengeringan serta penyembuhan.

Untuk membantunya, dokter juga akan memberikan resep antibiotik yang dapat dikonsumsi selama 5-7 hari. Obat-obatan yang dijual bebas, seperti parasetamol atau ibuprofen, dapat membantu meringankan keluhan rasa sakit.

5. Komplikasi abses payudara

Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat abses payudara, yaitu:

- Infeksi payudara kambuh

- Timbulnya bekas luka atau jaringan parut

- Ukuran payudara menyusut sehingga terlihat tidak seimbang

- Abses payudara yang berkepanjangan (kronis)

- Penyebaran infeksi ke bagian tubuh lain

- Munculnya saluran tidak normal pada payudara

- Kelainan saluran getah bening yang membuat pembengkakan pada lengan (limfedema)

6. Pencegahan abses payudara

Mastitis merupakan salah satu penyebab abses payudara. Oleh sebab itu, penting untuk mengetahui cara untuk mencegah mastitis, terutama pada ibu menyusui, di antaranya:

Baca Juga: Sudah Makan Tapi Masih Merasa Lapar? Bisa Jadi Tanda Penyakit Ini

- Selalu mencuci tangan sebelum menyusui, untuk menghindari kemungkinan penyebaran bakteri

Memastikan puting dan bagian kecoklatan di sekitarnya (areola) menempel sempurna dengan mulut anak saat menyusui.

- Menyusui dengan kedua payudara secara bergantian dan tidak dalam posisi menyusui yang sama terus-menerus

- Menyusui secara rutin dan menghindari jeda yang lama di antara waktu menyusui.

- Mengenakan bra yang ukurannya pas dan tidak mengenakan pakaian yang ketat.

- Tidak menggunakan krim dan obat oles di puting susu.

- Tidak menggunakan bantalan puting susu dalam jangka panjang.

- Minum banyak air untuk mencegah dehidrasi.

- Melakukan Sadari dan Sadanis secara rutin untuk mendeteksi adanya kelainan di payudara lebih dini. (C)

Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan

Editor: Haerani Hambali

Artikel Terkait
Baca Juga