Kepergok, Seorang Petinggi Facebook Ingin Singkirkan Mark Zuckerberg
Ibnu Sina Ali Hakim, telisik indonesia
Kamis, 18 Maret 2021
0 dilihat
Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg. Foto: Repro google
" Maksud saya, tidak ada raja dalam sejarah yang menguasai dua miliar orang, tapi demikianlah Mark Zuckerberg. Dia baru 36 tahun. Itu terlampai besar bagi orang 36 tahun. Anda tak seharusnya punya kuasa pada 2 miliar orang. Saya pikir itu salah. "
KENDARI, TELISIK.ID - Seorang eksekutif Facebook dalam sebuah bocoran rekaman malah berbicara kurang baik terhadap bos besarnya sendiri, Mark Zuckerberg.
Ia menilai bahwa Facebook sudah menjadi terlampau kuat dan pemerintah harus campur tangan dengan memecah perusahaan ini.
Rekaman itu dipublikasikan oleh media Project Veritas, dan berasal dari Benny Thomas yang jabatannya adalah Facebook's Global Planning Lead.
"Saya bekerja pada sebuah perusahaan yang melakukan banyak kerusakan di dunia. Memang banyak kebaikannya, namun melakukan banyak kerusakan," katanya.
"Maksud saya, tidak ada raja dalam sejarah yang menguasai dua miliar orang, tapi demikianlah Mark Zuckerberg. Dia baru 36 tahun. Itu terlampai besar bagi orang 36 tahun. Anda tak seharusnya punya kuasa pada 2 miliar orang. Saya pikir itu salah," tambahnya.
Seperti dilansir detik.com dari Fox News, Thomas menyarankan supaya beberapa anak perusahaan Facebook seperti Instagram, Oculus dan WhatsApp harus menjadi perusahaan terpisah. Pasalnya kekuatannya terlampau banyak jika terus menjadi satu kesatuan.
Bahkan, ia ingin Zuck dilengserkan dari posisi CEO Facebook. "Saya akan memecahnya dan melengserkan Zuck sebagai CEO," katanya berandai-andai.
Namun demikian, mungkin tidak akan ada campur tangan pemerintah karena sering terjadi ketidaksepakatan antar politisi. "(Padahal) pemerintah perlu bertindak dan memecah Google serta Facebook. Saya akan menghasilkan lebih sedikit uang tapi lebih baik bagi dunia,"
Baca Juga: Perkosa hingga 40 Ekor Anjing, Kakek Ini Ditangkap Polisi
"Facebook dan Google itu terlalu powerful dan itu perlu dikurangi. Mereka bukan lagi perusahaan, mereka adalah negara. Hanya akan lebih berkembang lagi, kecuali dihentikan," tegasnya.
Thomas sudah diberitahu bahwa rekaman itu akan dipublikasikan. Belum diketahui bagaimana komentar Facebook atas pernyataan kontroversial eksekutifnya itu. (C)
Reporter: Ibnu Sina Ali Hakim
Editor: Haerani Hambali