Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa saat melakukan live streaming disalah satu TV Nasional. Foto: Muh. Surya Putra/Telisik
" Tapi TKA yang masuk harus betul-betul steril. "
KONAWE, TELISIK.ID - Informasi mengenai kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China ke industri smelter PT VDNI di Kecamatan Morosi, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) mendapat perhatian penuh Bupati Konawe.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dalam hal ini telah menyatakan sikap, menolak dengan tegas kedatangan para TKA. Lalu, bagaimana tanggapan Bupati Konawe, Kery Saiful Konggoasa selaku kepala pemerintah tempat VDNI beroperasi?
Saat melakukan live streaming di salah satu TV swasta nasional, Kery mengungkapkan, sebagai bupati dirinya jelas menolak rencana kedatangan 500 TKA asal China. Menurutnya, penyelesaian masalah COVID-19 adalah hal yang sangat penting dan mendasar untuk saat ini.
Namun demikian, Bupati Konawe juga mengaku tetap akan mengikuti perkembangan sikap dari Pemerintah Pusat. Katanya, kalau pemerintah pusat tidak ada masalah, pihaknya juga akan mengikut.
"Tapi TKA yang masuk harus betul-betul steril ," ujarnya saat melakukan wawancara di kediamannya, Rabu (29/04/2020).
“Saya sebagai bupati ,emolak sebenarnya, karena kita sudah sepakat, bahwasanya dengan Covid, Corona kita selesaikan terlebih dahulu baru masuk tenaga kerja asing” lanjutnya
Mantan Ketua DPRD Konawe itu menjelaskan, di sisi lain keberlangsungan operasi PT.VDNI sangat membantu ekonomi negara. Termasuk daerah yang dapat meraup Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Bupati Konawe dua periode ini juga sempat mengutarakan kekecewaanya terhadap PT VDNI. Ia mengungkapkan, selama pandemi, dia sudah melayangkan surat permintaan bantuan, bahkan hingga ke negara asal perusahaan, China. Kery juga sempat komunikasi dengan Menko Kemaritiman terkait hal tersebut namun tidak membuahkan hasil.
"Tapi sampai sekarang tidak terima bantuan. Kemarin ada bantuan, tapi dari komunitas masyarakat Tionghoa. Dari VDNI ini belum ada," imbuhnya.
Kery juga kembali mengungkapkan, bahwa rencana kedatangan TKA itu ia tahu dari media. Sebelumnya tidak ada informasi yang masuk kepadanya, termasuk dari Pemerintah Pusat.
“Kedatangan 500 TKA ini saya tidak tahu dari pemerintah pusat melainkan dari media” lanjutnya
Hal yang dikhawatirkan Kery terkait rencana kedatangan TKA adalah masuknya mereka secara diam-diam. Diam-diam yang dimaksud adalah masuk lewat jalur laut.
Menurutnya, kalau lewat jalur udara saat ini sudah tidak mungkin karena sudah ditahan dan dapat terdeteksi. Akan tetapi, beda halnya jika lewat jalur laut yang sulit terdeteksi.
"Kami harapkan ada pemantauan dari pihak Danlanal terkait persoalan ini," ungkapnya.
Kery kembali menegaskan, pada dasarnya ia juga sangat peduli dengan perekonomian daerah. Terlebih selama dampak pandemi COVID-19, dirinya mengatakan sudah ada karyawan VDNI yang dirumahkan.
"Kita harus berpikir dan tidak boleh emosional. Harus menguntungkan kedua belah pihak," tuturnya.
Sebelumnya, beberapa waktu lalu Bupati Konawe tersebut telah meminta agar pengiriman Tenaga Kerja Asing (TKA), khususnya warga China, dihentikan. Pernyataan itu ia sampaikan di depan Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi. (adv)