Warga Konsel Keluhkan Jalan Rusak Parah
Hamka Dwi Sultra, telisik indonesia
Minggu, 12 Juli 2020
0 dilihat
Jalan rusak di sekitaran Desa Boro-boro, Konawe Selatan. Foto: Ist.
" Kondisi jalan di Desa Boro-boro ini semakin hari semakin rusak, diperparah lagi saat ini memang musim hujan. "
KONAWE SELATAN, TELISIK.ID - Jalan poros Desa Boro-boro, Kecamatan Ranomeeto, Konawe Selatan (Konsel) rusak parah dan sulit dilalui kendaraan yang melintasi daerah tersebut.
Kerusakan terjadi di sepanjang ruas jalan akibat adanya kendaraan truck yang sering lalu lalang dengan kapasitas 10 ton.
Forum Pemuda Mahasiswa Ranomeeto, Muhammad Ifan Permana mengatakan, warga setempat berharap Pemerintah Provinsi maupun Daerah segera mengambil langkah untuk menanggulangi kerusakan jalan tersebut.
"Kondisi jalan di Desa Boro-boro ini semakin hari semakin rusak, diperparah lagi saat ini memang musim hujan," kata Ifan Permana kepada Telisik.id, Minggu (12/7/2020).
Pasalnya, berdasarkan Undang-undang Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan pasal 24 ayat 1 Diterangkan, penyelenggara jalan wajib segera dan patut untuk memperbaiki jalan yang rusak yang dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas.
Baca juga: Tolak RUU Omnibus Law, Pemuda Ini Bersepeda dari Yogyakarta ke Jakarta
"Sampai hari ini bahkan rambu-rambu atau tanda hati-hati belum ada, untuk mengantisipasi kecelakaan lalu lintas," tambah Ifan Permana.
Sementara itu, salah satu warga Desa Boro-boro, Kecamatan Ranomeeto, Konsel, Akbar Muhammad Nur mengungkapkan, bahwa selama kondisi jalan rusak parah sudah ada korban supir truck yang kecelakaan.
"Sempat jalan ini kami mau timbun, tapi katanya dilarang dan sudah pernah ada mobil muatan sawit yang terbanting," ungkapnya.
Di tempat terpisah, salah seorang supir dump truck bernama Muhammad Rusdin, mengaku ikut resah dengan kondisi jalan yang sampai saat ini belum dilirik oleh pemerintah untuk diperbaiki.
"Banyak yang patah as roda dump trucknya apalagi kondisi hujan jalannya licin, kita sebagai supir jika tidak berhati-hati bisa berbahaya," ujarnya.
Reporter: Hamka Dwi Sultra
Editor: Haerani Hambali