Kisah Penjual Jalangkote Legend yang Sudah 29 Tahun Temani Mahasiswa FISIP UHO
Tim Telisik, telisik indonesia
Senin, 20 Oktober 2025
0 dilihat
Penjual jalangkote legendaris di FISIP UHO saat berbincang dengan mahasiswa di sela aktivitasnya berjualan. Foto: Nurfadila/Telisik.
" Bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO), suara sapaan “Korang ndak lapar kah?” "

KENDARI, TELISIK.ID - Bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO), suara sapaan “Korang ndak lapar kah?” sudah menjadi hal yang akrab di telinga. Kalimat sederhana itu berasal dari seorang penjual jalangkote yang telah berjualan di lingkungan kampus sejak Juli 1995.
Namanya Wabio, mulai menjajakan dagangannya dengan berkeliling ke seluruh fakultas, kecuali Fakultas Teknik yang saat itu masih berada di kampus lama. Namun, sejak beberapa tahun terakhir, ia memilih menetap di FISIP karena suasananya yang ramai dan dekat dengan mahasiswa.
“Awalnya saya menjual di semua fakultas, tapi karena di FISIP ramai dan dekat dengan mahasiswa, saya menetap di sini sampai sekarang,” ungkap Wabio, Senin (20/10/2025).
Selama hampir tiga dekade berjualan, ia telah melalui banyak suka dan duka. Hubungan baik dengan mahasiswa menjadi salah satu hal yang paling ia syukuri.
“Sukanya, hubungan dengan mahasiswa itu baik-baik saja. Tantangannya, kita harus bisa menghadapi mahasiswa dengan berbagai karakter. Kalau jualan di kampus itu harus berjiwa kekanak-kanakan,” ujarnya sambil tersenyum.
Baca Juga: Band Ungu Pukau Ribuan Warga Kendari di Penutupan STQH Nasional
Cuaca buruk menjadi kendala yang kerap dihadapi karena saat hujan pembeli berkurang. Meski begitu, semangatnya tak pernah padam. Bahkan dengan hadirnya pedagang baru ia tetap berpikir positif.
“Saya tidak pernah anggap itu saingan. Kita semua cari rezeki dan rezeki itu tuhan yang atur,” ungkapnya.
Selain berjualan, ia juga bekerja sebagai cleaning service di kampus selama lebih dari 10 tahun. Dari hasil kerja kerasnya, ia berhasil membeli rumah dan tanah, serta menanggung hidup enam keponakan, yang kini telah sukses dan bekerja sebagai PNS.
Baca Juga: Area Eks MTQ Kendari Jadi Arena Baru Komunitas Skateboard dan Sepatu Roda
Uniknya, teknik pemasarannya yang khas membuatnya dikenal luas di kalangan mahasiswa. Sapaan “Korang ndak lapar kah atau ko ndak pakaikah korang punya uang?” sudah menjadi semacam slogan yang melekat hingga kini.
“Itu spontan saja. Saya anggap mahasiswa ini anak-anak saya, jadi saya tawari dengan cara bercanda. Lama-lama jadi kebiasaan dan akhirnya jadi ciri khas,” ujarnya.
Kini, meski generasi mahasiswa terus berganti, sosok penjual jalangkote itu tetap hadir setiap hari di sudut kampus, menjadi saksi perjalanan dan kenangan banyak mahasiswa FISIP UHO. (C)
Penulis: Nurfadila
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS