Kisah Pria Wakatobi Berbisnis Ayam Hias Jenis Filiphina dan Peru

Boy Candra Ferniawan, telisik indonesia
Jumat, 09 Juli 2021
0 dilihat
Kisah Pria Wakatobi Berbisnis Ayam Hias Jenis Filiphina dan Peru
Peternakan ayam hias di Wakatobi. Foto: Boy Candra/Telisik

" La Sa Ari mengaku usaha ternak ayam hias jenis Filiphina dan Peru tersebut dimulai dari tahun 2018 "

WAKATOBI, TELISIK.ID - Hobi terkadang bisa menjadi ladang rezeki ketika seseorang dapat memanfaatkannya dengan baik.

Seperti yang dilakukan La Sa Ari (60). Pria asal Desa Maleko, Kecamatan Wangi-Wangi, Kabupaten Wakatobi ini memiliki hobi memelihara ayam ternak yang kini menjadi ladang rezekinya.

La Sa Ari mengaku usaha ternak ayam hias jenis Filiphina dan Peru tersebut dimulai dari tahun 2018.

Awalnya, ia mengaku membeli induk ayam jenis Peru di Ternate kemudian dibawa untuk dibudidayakan dan diternak di Dusun Kangka.

Menurut Sa Ari, hobi memelihara ayam memang sudah ada dari kecil, apalagi beternak ayam hias cukup menguntungkan dan peminatnya juga lebih banyak.

"Awalnya saya membeli induknya dengan ukuran kecil, namun dengan keuletan akhirnya ayamnya dapat tumbuh besar. Kemudian saya mengambil langkah untuk dikawinkan dengan ayam Filiphina yang dibeli di daerah sini," katanya kepada Telisik.id, Kamis (8/7/2021).

"Namanya juga hobi dari dulu, hingga akhirnya saya bisa beternak dan Alhamdulillah dapat menghidupi kebutuhan sehari-hari,” sambungnya.

Saat ini, di atas lahan seluas 800 meter dengan lebar kurang lebih 50 meter ia merawat sekitar 50-60 lebih ekor ayam Filipina.

Baca Juga: Mosehe Wonua, Tradisi yang Diyakini Dapat Mensucikan Daerah dan Menolak Bencana

Baca Juga: Jadi Mualaf, Pria Keturunan Tionghoa Ini Belajar Salat dan Puasa dari Sang Istri

Untuk perawatannya, La Sa Ari harus mengeluarkan gocek yang tidak sedikit tiap bulannya untuk merawat ayamnya dengan pemberian makanan  2-3 kali dalam sehari.

“Saya biasanya datang 2-3 kali dalam sehari untuk memeriksa, wilayah peternakan saya pagari menggunakan jaring karena biasanya banyak anjing yang berkeliaran di tempat ini. Ayam Filiphina memiliki kecenderungan yang ganas, sehingga agak kewalahan bila diberi makan apalagi di usia yang tidak lagi muda seperti sekarang,” tuturnya.

Dari kesenangannya memelihara ayam Filipina dan Peru,  kini ayam miliknya mulai memiliki penggemar ayam hias yang rela mengeluarkan uang untuk mendapatkan ayamnya. 

Untuk ayam jantannya saja dijual dari kisaran Rp 700 ribu - Rp 1 juta. Hal ini ditentukan dengan kualitas ayam tersebut.

“Ayam Filiphina sangat bagus dipelihara karena bulunya bagus dan banyak jenisnya bisa disilang-silangkan. Anatara Ayam jenis satu bisa disilangkan dengan jenis lainnya. Nah, untuk itu harganya mahal karena perawatannya yang harus dijaga dengan pemberian vitamin secara rutin,” ungkap Iki (21) pemuda asal Wakatobi yang juga memiliki hobi memelihara ayam. (B)

Reporter: Boy Candra Ferniawan

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga