Kisah Seorang Pemulung Berjuang Sekolahkan Anak-Anaknya

Wa Ode Umratul Khazanah, telisik indonesia
Sabtu, 25 September 2021
0 dilihat
Kisah Seorang Pemulung Berjuang Sekolahkan Anak-Anaknya
Jasmin, seorang bapak tua, yang sehari hari bekerja sebagai pemulung. Foto: Wa Ode Umratul Khazanah/Telisik

" Pria kelahiran 1959 ini mengaku, sering dicemooh dan dianggap sebagai maling karena pekerjaan yang sehari-hari ia lakoni "

KENDARI, TELISIK.ID - Tidak semua ucapan orang harus didengarkan. Apalagi jika itu hanya sebatas prasangka atau penilaian sepihak dari orang yang mungkin tidak sepenuhnya mengenal kita.

Maka lebih baiknya dengan menjauhi mereka dan fokus untuk terus memperbaiki diri.

Hal inilah yang dilakukan Jasmin, seorang bapak tua yang sehari-hari bekerja sebagai pemulung.

Pria kelahiran 1959 ini mengaku, sering dicemooh dan dianggap sebagai maling karena pekerjaan yang sehari-hari ia lakoni.

“Saya ini suka dibilangi maling, sama tetangga saya, tapi saya tidak mau ambil pusing. Toh, nyatanya juga saya bukan maling,” katanya kepada Telisik.id, Sabtu (25/9/2021).

Saat itu, Jasmin tinggal bersama seorang isteri di sebuah rumah sederhana di Jl. Kijang, Andonuhu, Kota Kendari.

Jasmin adalah seorang ayah dari empat orang anak, dua orang lainnya sudah menikah dan telah mempunyai kehidupan masing-masing.

Untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya, setiap hari Jasmin berkeliling mencari tempat pembuangan sampah, mengais, dan memilah sampah plastik dan kardus untuk dijualkan kembali kepada penadah.

Ia mengaku pendapatannya pun tidak menentu. Beruntug jika dalam sehari ia bisa mengumpulkan uang Rp 30 ribu – Rp 50 ribu. Namun jika bernasip kurang berpihak dengannya, ia hanya bisa membawa pulang uang Rp 15 ribu.

Baca Juga: Kisah Janda Penjual Gado-gado yang Ingin Umrah

Baca Juga: Kisah Suku Pemburu di Kalimantan Jadikan Kepala Manusia sebagai Mas Kawin

Namun begitu, ia tak ingin anak-anaknya bernasib sama seperti dirinya. Setiap hari ia bekerja keras mengumpulkan pundi-pundi rupiah agar bisa menyekolahkan anak-anaknya, agar kelak mereka bernasib lebih baik darinya.

“Saya bilang sama anak-anak saya, kalian harus sekolah, kalau perlu sampai lanjut kuliah. Jangan pikirkan masalah biaya, biar bapak saja yang kerja,” tambahnya.

Menurut Jasmin, tak perlu menjadi orang kaya untuk bisa menjadi orang berpendidikan. Asal ada kemauan berusaha dan berdoa, tidak ada yang tidak mungkin.

Meski demikian, ia tak ingin menjadi hamba yang durhaka pada Tuhannya. Setiap hari, Jasmin tidak pernah melalaikan kewajibannya sebagai seorang Muslim, shalat 5 waktu.

“Sudah begini nasib saya. Saya ikhlas dan ridho. Saya bersyukur atas semua nikmat yang sudah Allah kasih ke saya, tak terbilang banyaknya," pungkasnya. (C)

Reporter: Wa Ode Umratul Khazanah

Editor: Fitrah Nugraha

Baca Juga