Kronologis Awal Perseturuan Bupati Meranti hingga Sebut Kemenkeu Iblis dan Setan
Nur Khumairah Sholeha Hasan, telisik indonesia
Selasa, 13 Desember 2022
0 dilihat
Bupati Meranti merasa tidak mendapat kejelasan terkait Dana Bagi Hasil (DBH) yang mestinya diterima daerahnya. Foto: Repro Harianmassa.id
" Viral di media sosial, pernyataan Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil, yang menyebut pegawai Kementerian Keuangan sebagai iblis atau setan "
RIAU, TELISIK.ID - Belakangan viral di media sosial, pernyataan Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil, yang menyebutkan pegawai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) sebagai iblis atau setan, menimbulkan kontroversi.
Dalam beberapa video yang beredar, ia juga menyebut akan berpindah ke Malaysia jika pemerintah pusat tak ingin mengurus warga di daerahnya.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut ini deretan kronologis awal perseteruan Bupati Meranti dan Kemenkeu.
1. Bupati Meranti kecewa pada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan
Mengutip Tempo.co, dalam rapat koordinasi Pengelolaan Pendapatan Belanja Daerah se-Indonesia di Pekanbaru, Adil menyatakan kecewa kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan, Kemenkeu Lucky Alfirman. Pada sesi tanya jawab, Adil mempertanyakan ihwal dana bagi hasil (DBH) minyak di Kepulauan Meranti kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Kemenkeu.
Baca Juga: Pejabat di Kabupaten Kolaka Utara Tewas Usai Mobil Dikendarai Masuk Jurang
Adil mengatakan, Kemenkeu telah mengeruk keuntungan dari eksploitasi minyak di daerah Kepulauan Meranti. Kepulauan Meranti bahkan memproduksi 8 ribu barel minyak per hari. Namun, ia mengaku tak pernah menerima rincian penerimaan daerah atas hasil sumber daya alam daerahnya. Daerahnya mendapatkan keuntungan yang kecil dari eksplorasi sumber daya alamnya karena DBH migas yang diterima minim.
Adil sempat mengajak Kemenkeu untuk berdiskusi soal hal itu, namun dirinya merasa kecewa lantaran pihak Kemenkeu malah menawarkan pertemuan secara virtual atau online.
2. Ancam angkat senjata dan gabung dengan Malaysia
Dilansir dari Sindonews.com, perseteruannya dengan Kemenkeu langsung memuncak usai menyebut Kementerian Keuangan diisi iblis atau setan dalam video yang beredar luas di media sosial. Adil bahkan menuding Kemenkeu telah mengeruk keuntungan dari eksploitasi minyak di Kepulauan Meranti.
Bahkan, ia mengancam akan angkat senjata dan bergabung dengan Malaysia karena kecewa dengan pemberian Dana Bagi Hasil (DBH) oleh Kemenkeu. Pernyataannya menjadi viral dan menuai berbagai komentar.
Baca Juga: Stok Beras Menipis, Pergudangan Bulog Reo Pastikan Tetap Aman Untuk Kebutuhan Nataru
3. Menjadi daerah termiskin di Indonesia
Mengutip.Cnbcindonesia.com, dana yang tidak terserahkan ini menjadi masalah karena Meranti merupakan daerah miskin esktrem dengan jumlah penduduk miskin mencapai 25,68 persen. Padahal, Presiden Joko Widodo telah memerintahkan penuntasan kemiskinan ekstrem pada 2024.
Melansir Bisnis.com, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2021, Meranti menjadi salah satu daerah termiskin di Indonesia. Adil mengatakan, dengan asumsi kenaikan jumlah produksi minyak Meranti dari 13 sumur yang dibor pada tahun ini dan bertambah menjadi 19 sumur, serta target produksi mencapai 9000 barel per hari, harusnya DBH yang diterima daerahnya bertambah besar.
“Pertanyaan saya bagaimana kami tidak miskin, uang kami tidak dikasihkan. Bapak bilang bagi rata, dibagi rata se-Indonesia atau gimana?” tanya dia. (C)
Penulis: Nur Khumairah Sholeha Hasan
Editor: Haerani Hambali
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS