Kurangi Sengketa Lahan, Pemkab Buton Serahkan SHM Transmigran

Iradat Kurniawan, telisik indonesia
Minggu, 08 November 2020
0 dilihat
Kurangi Sengketa Lahan, Pemkab Buton Serahkan SHM Transmigran
Bupati Buton menyerahkan secara simbolis sertifikat tanah. Foto: Ist.

" Saya berharap warga trans bisa menggunakan sertifikatnya dengan baik dan benar tidak boleh dijual. "

BUTON, TELISIK.ID - Ratusan warga transmigrasi Unit Permukiman Transmigrasi (UPT) Bina Lapokamata Desa Rejosari, Kecamatan Lasalimu Selatan, Kabupaten Buton, mendapatkan Sertifikat Hak Milik (SHM) dari Pemerintah Kabupaten Buton, bekerjasama dengan Kantor Pertanahan Buton.

Hal tersebut dilakukan dalam rangka memberikan bukti kepemilikan tanah yang sah dan memberi kepastian hak atas kepemilikan tanah yang berkekuatan hukum serta mengurangi sengketa tanah.

Bupati Buton, Drs La Bakry, M.Si menyerahkan secara simbolis sertifikat tersebut kepada lima perwakilan kepala keluarga transmigran Lapokamata.

"Saya berharap warga trans bisa menggunakan sertifikatnya dengan baik dan benar tidak boleh dijual," tegas La Bakri, Sabtu (7/11/2020).

Sertifikat yang dibagikan di UPT Lapokamata meliputi lahan pekarangan dan lahan usaha satu, sedangkan lahan usaha dua sejumlah 170 bidang tanah belum dilaksanakan pengukuran.

Bupati berjanji akan mengupayakan pembangunan jalan aspal dan jembatan gantung yang sangat dibutuhkan warga di Desa Rejosari, khususnya UPT Lapokamata.

Baca juga: Jalan Penghubung Konawe Diblokade Warga

"Ini pertama kalinya saya mengunjungi Lapokamata, Desa Rejosari dan melihat secara langsung kondisi desa transmigran, juga berdialog langsung dengan warga apa yang menjadi kebutuhan paling urgen dan harapan warga," ungkapnya.

Dalam waktu dekat, La Bakry akan menginstruksikan Plt. Kepala Dinas PUPR untuk meninjau langsung dan mengupayakan porsi anggaran untuk pembangunan jalan aspal dan jembatan gantung dengan bentangan 50 meter di desa tersebut.

Pemerintah juga akan membagikan bibit tanaman akhir tahun ini, berupa bibit kelapa dan pala untuk ditanam di lahan warga.

"Kelapa dan pala merupakan tanaman yang produktif dan bernilai ekonomis tinggi karena bisa dipanen sepanjang tahun," katanya.

Dua tanaman tersebut sudah diujicoba dan diharapkan masyarakat bisa turut menanam dan menuai hasilnya sebagai penghasilan demi peningkatan kesejahteraan. (B)

Reporter: Iradat Kurniawan

Editor: Haerani Hambali

TAG:
Artikel Terkait
Baca Juga