Laba Tembus Rp 243 Triliun, Ini Komoditas Ekspor Nonmigas Andalan RI ke Negeri Paman Sam
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 03 Agustus 2025
0 dilihat
Ekspor nonmigas RI ke AS capai Rp 243 triliun di tahun 2025. Foto: Repro Mimbarmaritim.
" Ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat kembali menunjukkan tren positif sepanjang paruh pertama 2025 "

JAKARTA, TELISIK.ID - Ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat kembali menunjukkan tren positif sepanjang paruh pertama 2025.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nonmigas ke Negeri Paman Sam tembus US$14,79 miliar atau setara Rp243,91 triliun (kurs Rp16.492 per dolar AS).
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, mengungkapkan pencapaian tersebut dalam konferensi pers. “Nilai ekspor nonmigas ke Amerika Serikat tercatat sebesar US$14,79 miliar,” jelasnya sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia, Minggu (3/8/2025).
Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor terbesar kedua setelah China. Sekitar 11,52 persen dari total ekspor nonmigas Indonesia ditujukan ke Negeri Paman Sam, menandakan peran strategis AS dalam perdagangan luar negeri Indonesia.
Namun, capaian ini terjadi di tengah bayang-bayang kebijakan baru dari Presiden AS Donald Trump. Pemerintah AS dikabarkan akan mulai menerapkan tarif resiprokal sebesar 19 persen terhadap produk Indonesia mulai 7 Agustus 2025.
Meski demikian, sejumlah komoditas unggulan tetap menjadi penyumbang utama nilai ekspor ke Amerika Serikat. Berdasarkan data BPS, terdapat tiga komoditas utama yang menjadi andalan Indonesia dalam perdagangan dengan AS.
Berikut daftar tiga besar komoditas ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat
1. Mesin dan Perlengkapan Elektrik (HS 85)
Komoditas ini menjadi penyumbang terbesar ekspor nonmigas Indonesia ke AS dengan nilai US$2,80 miliar atau setara Rp46,17 triliun selama semester I 2025.
Baca Juga: Daftar Barang Ekspor Amerika Bebas Tarif Masuk Pasar Tanah Air
2. Alas Kaki (HS 64)
Posisi kedua ditempati oleh alas kaki dengan nilai ekspor mencapai US$1,29 miliar atau Rp21,27 triliun.
3. Pakaian dan Aksesoris Rajutan (HS 61)
Ekspor produk ini tercatat sebesar US$1,28 miliar atau senilai Rp21,10 triliun ke pasar Amerika Serikat.
Selain ketiga komoditas tersebut, beberapa produk lain juga mencatatkan angka ekspor yang signifikan ke AS. Produk-produk ini termasuk pakaian bukan rajutan, lemak dan minyak nabati, serta berbagai produk kimia dan furnitur.
Berikut komoditas lain yang juga mencatat nilai ekspor signifikan ke AS:
Pakaian dan aksesoris bukan rajutan (HS 62)
Lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15)
Karet dan barang dari karet (HS 40)
Perabot, lampu, dan alat penerangan (HS 94)
Ikan, crustacea, dan mollusca (HS 03)
Mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS 84)
Berbagai produk kimia (HS 38)
Sementara itu, negara tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia pada semester I 2025 masih dipegang oleh China. Nilai ekspor nonmigas ke Negeri Tirai Bambu tercatat sebesar US$29,31 miliar, hampir dua kali lipat dari nilai ekspor ke Amerika Serikat.
Secara keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia menunjukkan performa yang positif sepanjang Januari hingga Juni 2025.
Surplus neraca perdagangan barang nasional mencapai US$19,48 miliar, menunjukkan ketahanan sektor perdagangan luar negeri Indonesia.
Khusus pada bulan Juni 2025, surplus neraca perdagangan tercatat sebesar US$4,1 miliar. Pudji Ismartini menjelaskan bahwa surplus ini sebagian besar berasal dari komoditas nonmigas.
“Surplus komoditas nonmigas mencapai US$5,22 miliar pada Juni 2025,” katanya.
Tiga komoditas yang paling banyak menyumbang surplus neraca perdagangan nonmigas adalah:
Baca Juga: Heboh Trump Minta Data Warga Indonesia Ditransfer ke Amerika, Prabowo Masih Nego
1. Lemak dan minyak hewani/nabati (HS 15)
2. Bahan bakar mineral (HS 27)
3. Besi dan baja (HS 72)
Namun, tidak semua sektor mengalami surplus. Neraca perdagangan komoditas migas justru mencatatkan defisit sebesar US$1,11 miliar selama semester I 2025. Defisit ini terutama disumbang oleh impor minyak mentah dan hasil minyak olahan.
“Impor komoditas minyak mentah tertinggi pada Januari-Juni 2025 adalah crude petroleum oil (HS 27090010) sebesar US$3,9 miliar dengan volume 7,3 juta ton,” kata Pudji.
Selain itu, impor motor spirit dengan RON antara 90 dan 97 (HS 27101224) juga tinggi, mencapai US$5,4 miliar dengan volume 8,1 juta ton.
Dengan latar belakang tersebut, pelaku usaha di sektor ekspor diharapkan mampu mengantisipasi dampak dari kebijakan tarif baru yang akan diberlakukan oleh pemerintah Amerika Serikat.
Strategi diversifikasi pasar dan peningkatan daya saing produk ekspor menjadi penting untuk menjaga stabilitas pertumbuhan perdagangan luar negeri Indonesia. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS