Laki-Laki Ini Kerap Dianiaya Istri yang Pemabuk
Thamrin Dalby, telisik indonesia
Jumat, 25 Desember 2020
0 dilihat
Pasangan AT dan HS. Foto: Thamrin Dalby/Telisik
" Saya sudah tidak tahan Pak dengan perlakuan istri saya, karena setiap kali saya pulang kerja dari kantor, istri saya selalu tidak ada di rumah, dan nanti malam baru pulang. Itu pun sering dalam keadaan mabuk. Jika saya tegur, dia selalu marah. Bahkan memukul saya. Namun saya diamkan saja karena malu ditau sama keluarga saya. "
KENDARI, TELISIK.ID - Seorang laki-laki dianiaya oleh istrinya yang sedang mabuk. Kejadian langka ini dialami AT, warga Jalan Sam Ratulangi Kelurahan Mandonga, Kecamatan Mandonga, Kota Kendari, Kamis malam (24/12/2020).
Diketahui dari keterangan korban AT, kejadian seperti itu sudah kerap terjadi. Diduga karena sang istri sering keluar malam bersama teman warianya dan pulang dalam keadaan mabuk, tak pernah mengurus suaminya setiap pulang kerja. Jika ditegur, sang istri tidak segan menganiaya suaminya.
Seperti yang terjadi semalam, pasangan yang sudah menikah empat tahun dan memiliki satu anak ini, sampai bertengkar di tengah Jalan Sam Ratulangi. AT bersama istrinya HS, terpaksa diamankan oleh aparat Polsek Mandonga. Dalam keadaan penuh luka di tangan akibat tusukan sang istri, AT hanya pasrah ketika digiring ke mobil patroli.
Di depan polisi, AT mengaku sudah tidak tahan dengan perlakuan istrinya, karena sang istri sering keluar mulai pagi hingga malam hari. Bahkan terkadang tidak pulang ke rumah.
Baca juga: Korban Pembusuran Malam Pilkada Meninggal, Baru Dua Pelaku Ditangkap
"Saya sudah tidak tahan Pak dengan perlakuan istri saya, karena setiap kali saya pulang kerja dari kantor, istri saya selalu tidak ada di rumah, dan nanti malam baru pulang. Itu pun sering dalam keadaan mabuk. Jika saya tegur, dia selalu marah. Bahkan memukul saya. Namun saya diamkan saja karena malu ditau sama keluarga saya," tutur AT.
Dia menambahkan, pernah sekali waktu, istrinya dalam keadaan mabuk minta uang untuk main judi. Karena tak punya uang, AT terpaksa meminjam pada temannya.
"Namun kali ini saya sudah pasrah dan minta untuk pisah saja. Istri saya sudah tiga kali menikah, dan saya yang ketiga. Ini sudah paling puncak pertengkaran kami. Karena dia datang ke rumah orang tua saya sambil mengamuk dan saudara saya juga dipukul ketika berusaha melerai. Hingga semua tetangga terbangun," tambahnya.
Walau lengan kirinya terluka dan berdarah, AT tidak mau membawa kasus penganiayaan tersebut ke jalur hukum. Dia cuma meminta dimediasi saja dan membuat surat kesepakatan bersama untuk dia ajukan ke pengadilan agama guna mengurus perceraian. (A)
Reporter: Thamrin Dalby
Editor: Haerani Hambali