Larang Demo dengan Spanduk Koruptor, Kepala Cabang Dikbud Sulawesi Tenggara Dinilai Intimidasi Pelajar
Sunaryo, telisik indonesia
Sabtu, 18 Juni 2022
0 dilihat
Kepala Cabang Dikbud Sulawesi Tenggara, Yamir memediasi pelajar SMA 1 Kontunaga dan orang tuannya agar tidak terjadi riak. Foto: Sunaryo/Telisik
" Pelajar SMA 1 Kontunaga, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, masih terus melakukan aksi penolakan terhadap Kepala Sekolah (Kepsek), Asmaltifa "
MUNA, TELISIK.ID - Pelajar SMA 1 Kontunaga, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, masih terus melakukan aksi penolakan terhadap Kepala Sekolah (Kepsek), Asmaltifa.
Kali ini, para pelajar didukung oleh orang tuanya. Mereka tak inginkan Asmaltifa kembali di sekolah. Pasalnya, selama ini, Asmaltifa tidak transparan dalam mengelola dana di sekolah.
Duit dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) tahun 2021 sebesar Rp 100 juta dialihkan dari rekening sekolah ke rekening pribadi Asmaltifa. Penggunaanya pun tidak jelas.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Sulawesi Tenggara, Yamir ditunjuk sebagai Plt kepsek. Ia pun berusaha meredam polemik yang terus terjadi.
Sabtu (19/6/2022), mantan Camat Duruka itu mencoba mediasi persoalan itu bersama komite sekolah dan orang tua pelajar.
Yamir berani menjamin, bila Asmaltifa tidak akan lagi menjadi kepsek. Hanya saja, Ia mengingatkan para pelajar agar tidak melakukan demonstrasi lagi dengan menuliskan di spanduk tulisan koruptor. Karena, takutnya bisa berdampak proses hukum.
"Memang ada kesalahan yang dilakukan kepsek, tapi hanya administrasi. Belum ada proses hukum. Jangan sampai, kepsek tersinggung dan melaporkan ke polisi," kata Yamir.
Baca Juga: Desa Togomangura Buton Dilanda Banjir, Kerugian Diperkirakan Capai Ratusan Juta
Pernyataan Yamir itu mendapat reaksi dari orang tua pelajar. Mereka menyemprot Yamir dengan bahasa-bahasa pedas. La Ode Ngadi, orang tua pelajar mengatakan, pernyataan Yamir terkesan mau mengintimidasi para pelajar.
"Jangan main ancam. Anak-anak menutut haknya," tegas Ngadi.
Yamir mengaku, tidak mengancam. Tetapi hanya mengingatkan para pelajar jangan sampai terlibat proses hukum.
"Tidak ada ancaman. Saya hanya ingatkan," kata Yamir.
Camat Kontunaga, Andi April mencoba menenangkan orang tua pelajar yang bersitegang dengan Yamir. Andi April hanya mau tahu, bagaimana nasib pelajar dengan telah dinon aktifkannya kepsek. Karena, saat ini, para pelajar belum menerima ijazah dan rapor.
Baca Juga: Warga Minta Tindak Galian C Ilegal di Biru-Biru Deli Serdang, Ini Respon Polda Sumatera Utara
Yamir mengaku, untuk rapor tidak ada masalah. Ia bisa menandatanganinya. Namun, untuk ijazah, Ia masih akan merayu kepsek.
"Saya sengaja mengumpulkan orang tua pelajar agar tidak ada riak lagi. Sehingga, saya bisa bujuk ibu Asmaltifa untuk menandatangani ijazah. (A)
Penulis: Sunaryo
Editor: Musdar