Lestarikan Budaya, Pemkab Bombana Bangun Rumah Adat Moronene
Hir Abrianto, telisik indonesia
Selasa, 16 Agustus 2022
0 dilihat
Rumah Adat Moronene di Kelurahan Taubonto dibangun secara bertahap sejak tahun 2018 oleh Pemkab Bombana. Foto: Hir Abrianto/Telisik
" Pembangunan Rumah Adat Moronene di Kelurahan Taubonto dianggarakan secara bertahap sejak 2018 hingga 2021 "
BOMBANA, TELISIK.ID - Guna menjaga kelestarian budaya dan kearifan lokal masyarakat, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bombana memberikan perhatian khusus terhadap infratruktur pendukungnya, diantaranya dengan membangun Rumah Adat Moronene.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bombana, Andi Muhammad Arsyad menyebutkan, pembangunan Rumah Adat Moronene di Kelurahan Taubonto dianggarakan secara bertahap sejak 2018 hingga 2021.
Pada 2018, pemerintah merencanakan pembangunan kawasan adat dan budaya Taubonto termasuk Rumah Adat Moronene, pemerintahan menyiapkan anggaran pradesain sebasar Rp 15 juta, kemudian pada 2020 sebesar Rp 750 juta untuk pembangunan kawasan adat dan budaya Taubonto Tahap I.
Kemudian pada 2021, untuk menuntaskan pembangunan, kembali dikucurkan anggaran senilai Rp 1 miliar dan pada tahun yang sama juga mendapatkan dan alokasi untuk pembangunan tanggul pagar Rumah Adat Moronene senilai Rp 300 juta.
“Dengan besaran anggaran itu merupakan wujud perhatian kami (Pemerintah) menjaga kelestarian budaya dan kearifan lokal yang ada sejak zaman nenek moyang masyarakat di Tanah Moronene,” ucapnya.
Baca Juga: Tari Lumense Go Istana, Kebanggaan bagi Masyarakat Bombana
Bupati Bombana, Tafdil dalam peresmian Rumah Adat Moronene mengatakan, pihaknya amat berhati-hati dalam mengelola kearifan lokal di Wonua Bombana.
"Saya sudah dua priode di Bombana, Saya sangat alergi dan menghidari disebut orang tidak beradab. Jadi kita berikan dorongan dan suplai anggaran secara bertahap membangun ini (rumah adat) sebagai wujud komitmen untuk melestarikan budaya di sini," kata Tafdil.
Baca Juga: Hadiri Sidang Paripurna DPRD, KSK: Mari Gelorakan Kembali Semangat Juang
Tafdil mengaku bangga bisa berkontribusi dalam pengembangan budaya Moronene sebab dirinya adalah diri yang lahir lingkungan keluarga etnik Bugis.
"Satu kebanggan yang sangat berharga karena Saya orang Bugis tapi mampu berkontribusi dalam pelestarian adat Moronene dan saya pernah tegaskan bahwa tidak mungkin bangun adat dan budaya bugis di sini (Bombana) karena ini adalah orang Bugis itu adanya di Selatan. Satu hal yang sesalkan, yakni tidak bisa bahasa moronene," pungkasnya.
Agustinus Powatu, Penasehat Raja Moronene Pauno Rumbia VII berharap dengan adanya rumah adat Moronene dapat menjadi pusat pelestaraian budaya dan adat Moronene. (B)
Penulis: Hir Abrianto
Editor: Kardin