Cerita Polwan Cantik Rela Nyamar jadi PSK Demi Bongkar Sindikat Perdagangan Orang
Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Minggu, 28 Desember 2025
0 dilihat
Penyamaran Bripka Poppy Puspasari sebagai PSK menjadi kunci membongkar sindikat perdagangan orang di Bali. Foto: Repro Kumparan/Merdeka.
" Nama Bripka Poppy Puspasari kembali diperbincangkan setelah terungkap kisah penyamarannya sebagai PSK di Bali demi membongkar jaringan perdagangan orang "

GARUT, TELISIK.ID - Nama Bripka Poppy Puspasari kembali diperbincangkan setelah terungkap kisah penyamarannya sebagai PSK di Bali demi membongkar jaringan perdagangan orang yang menjerat perempuan asal Garut.
Profesi sebagai anggota kepolisian menuntut kesiapan menjalankan tugas dalam berbagai situasi, termasuk menghadapi risiko yang tidak biasa.
Hal tersebut pernah dijalani Bripka Poppy Puspasari saat bertugas di Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satuan Reserse Kriminal Polres Garut pada 2018.
Dalam sebuah operasi penyelidikan, Poppy mendapatkan tugas khusus untuk menyamar sebagai Pekerja Seks Komersial di Bali. Penyamaran ini dilakukan guna mengungkap dugaan sindikat perdagangan orang yang menargetkan perempuan muda asal Garut dan mengirim mereka ke luar daerah dengan modus pekerjaan.
Kisah ini diungkap langsung oleh Poppy dalam wawancara bersama iNews dan terekam dalam tayangan Special Report yang masih dapat disaksikan melalui kanal resmi iNews. Dalam wawancara tersebut, Poppy menceritakan bagaimana misi tersebut dijalankan secara singkat namun penuh kewaspadaan.
Penyelidikan berawal dari laporan masyarakat yang mencurigai adanya praktik perdagangan manusia. Informasi tersebut menyebutkan bahwa sejumlah korban telah diberangkatkan ke Bali dan diduga dipekerjakan secara paksa. Berdasarkan laporan itu, tim Unit PPA Polres Garut segera melakukan pendalaman kasus.
Baca Juga: Cerita Karyawati Bank Cantik Nyambi jadi PSK, Tak Sekadar Lepas Hasrat Ranjang usai Menjanda
Poppy bersama seorang rekan ditugaskan berangkat ke Bali untuk memastikan kebenaran informasi. Dalam operasi tersebut, penyamaran menjadi pilihan strategi agar dapat mengumpulkan bukti awal dan memastikan keberadaan korban serta pelaku di lokasi yang dicurigai.
Saat menjalankan misi, Poppy hanya satu kali melakukan penyamaran sebagai PSK. Ia menjelaskan durasi penyamarannya relatif singkat karena tim bergerak cepat setelah memperoleh informasi yang dianggap cukup kuat untuk melakukan penindakan.
“Ya saya hanya satu kali, di sana sekitar 1–2 jam,” ujar Poppy dalam wawancara, seperti dikutip dari iNews, Minggu (28/12/2025).
Poppy tidak mengungkap secara rinci teknis penyamaran yang dilakukan. Ia hanya menyebut menggunakan identitas samaran dan berusaha menyesuaikan diri dengan situasi sekitar agar tidak menimbulkan kecurigaan. Setelah informasi dinilai akurat, tim kepolisian segera melakukan penyergapan terhadap tersangka.
Dalam momen tersebut, Poppy juga menyaksikan langsung kondisi korban yang berada dalam tekanan. Ia mengungkapkan bahwa korban menunjukkan respons emosional saat mengetahui dirinya adalah anggota kepolisian.
“Korban langsung memeluk saya setelah tahu saya polisi,” kata Poppy.
Mengenai rasa takut, Poppy mengakui penyamaran tersebut memiliki risiko. Namun, ia memilih memusatkan perhatiannya pada keselamatan korban yang berada dalam kondisi jauh lebih rentan.
“Rasa takut ada, tetapi saya memikirkan bahwa rasa takut saya itu lebih dirasakan oleh korban yang berada di sana,” ujarnya.
Baca Juga: Marcel Krass, Mualaf Jerman yang Temukan Kedamaian Setelah Berjuang Lawan Keraguan
Poppy menambahkan, selama penyamaran ia tidak menemukan kendala berarti karena mendapat dukungan penuh dari tim yang terus memantau pergerakannya. Koordinasi dilakukan secara intensif untuk memastikan operasi berjalan aman dan sesuai rencana.
Menariknya, Poppy mengungkapkan bahwa misi penyamaran sebagai PSK tersebut merupakan pengalaman pertamanya. Sebelumnya, ia belum pernah menjalani tugas penyamaran dengan metode serupa dalam karier kepolisiannya.
Kisah Bripka Poppy Puspasari menjadi bagian dari upaya aparat penegak hukum dalam memberantas perdagangan orang. Operasi tersebut juga menunjukkan pendekatan penyelidikan yang mengedepankan perlindungan korban serta penindakan berbasis bukti lapangan. (C)
Penulis: Ahmad Jaelani
Editor: Kardin
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS