Masjid Kerajaan Wuna Berdiri 1716 Masehi Rusak Dihantam Angin Kencang, Bupati Kebut Dinas PUPR Perbaiki

Sunaryo, telisik indonesia
Kamis, 04 September 2025
0 dilihat
Masjid Kerajaan Wuna Berdiri 1716 Masehi Rusak Dihantam Angin Kencang, Bupati Kebut Dinas PUPR Perbaiki
Bupati Muna, Bacrhun Labuta, Wabup, La Ode Asrafil Ndoasa, Sekda, Eddy Uga dan Kadis PUPR, Mustajab meninjau Mesjid Tua Kerajaan Wuna yang rusak. Foto : Sunaryo/Telisik

" Mesjid tua Kerajaan Wuna yang terletakan do Kotano Wuna, Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna mengalami kerusakan pasca dihantam angin kecang beberapa waktu lalu "

MUNA, TELISIK.ID - Mesjid tua Kerajaan Wuna yang terletakan do Kotano Wuna, Kecamatan Tongkuno, Kabupaten Muna mengalami kerusakan pasca dihantam angin kecang beberapa waktu lalu.

Atap dan ventilasi bagian atas mesjid porak poranda. Kaca-kaca ventilasi pecah-pecah.

Bupati Muna, Bachrun Labuta bersama Wakil Bupati (Wabup), La Ode Asrafil Ndoasa dan Sekda, Eddy Uga yang mendapat informasi itu langsung turun meninjau kondisi mesjid.

Baca Juga: APBD Perubahan Kolaka Utara 2025 Tekor Rp 104 Miliar

Tanpa panjang lebar, Bachrun langsung memerintahkan Kadis PUPR, Mustajab agar segera memperbaiki mesjid sakral itu.

"Kita sudah lihat kondisinya. Dinas PUPR, sudah perintahkan untuk cepat melakukan perbaikan," kata Bachrun, Kamis (4/9/2025).

Sementara itu, Kadis PUPR Muna, Mustajab mengaku telah menurunkan tim tehnis untuk melakukan perbaikan. Sesuai analisa, jarak atap dan ventilasi yang sangat dekat dapat menimbulkan air masuk ke mesjid ketika hujan turun. Karenanya, pihaknya akan menaikan ventilasinya.

"Atapnya kita ganti yang rusak dan ventilasi, kita naikan," ujarnya.

Untuk anggaran bersumber dari swakelola pemeliharaan bangunan PUPR. Nah, saat ini, pihaknya masih menghitung berapa besar anggaran yang dibutuhkan.

"Anggarannya sudah tersedia. Kita masih hitung berapa yang ddibutuhkan, " tandasnya.

Mesjid tua itu konon berdiri pada 1716 masehi yang merupakan peninggalan Kerajaan Wuna. Mesjid itu merupakan salah satu wisata religi yang memiliki nilai sakral.

Baca Juga: Kolaka Utara Sumbang 7 Hektare Lahan Demi Sekolah Rakyat Prabowo

Mesjid itu hanya digunakan untuk salat Jumat, idhul fitri, adhul adha dan peringatan maulid Nabi Muhamad.

Untuk salat Jumat, tata cara penyelenggaraannya masih mempertahankan tradisi turun temurun zaman Kerajaan Wuna. Adzan dikumandangkan oleh empat muadzin. Khotbah secara keseluruhan masih berlafazkan bahasa arab.

Pembacaan khotbah Jumat, diawali dengan penyerahan tongkat yang terbuat dari perak, yang dikenal Katuko Salaka dalam bahasa lokal atau bahasa Muna. Tongkat tersebut diserahkan oleh imam besar (modhi bhalano) kepada khatib. (B)

Penulis: Sunaryo

Editor: Ahmad Jaelani

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga