Menag Minta Akhiri Perdebatan 'Pilih Amin Berarti Bidah'

Mustaqim, telisik indonesia
Sabtu, 16 September 2023
0 dilihat
Menag Minta Akhiri Perdebatan 'Pilih Amin Berarti Bidah'
Yaqut meminta polemik guyonannya diakhiri. Dia mengajak masyarakat bersikap santai dalam menghadapi situasi politik hingga setahun ke depan. Foto: Ist.

" Yaqut beralasan tak ada maksud politis di balik pernyataannya itu. Dia mengatakan pernyataannya terkait 'pilih amin berarti bidah' itu hanya sebatas guyonan "

JAKARTA, TELISIK.ID – Kehadiran Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, di kantor KPU RI di Jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat, pada Jumat (15/9/2023) sore, dimanfaatkan oleh para wartawan untuk menanyakan polemik pernyataannya soal ‘pilih amin berarti bidah’.

Yaqut hadir di KPU RI untuk penandatangan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) terkait dukungan dalam penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Yaqut beralasan tak ada maksud politis di balik pernyataannya itu. Dia mengatakan pernyataannya terkait 'pilih amin berarti bidah' itu hanya sebatas guyonan.

“Jadi dulu kepala Balitbang Kemenag namanya Suyitno. Ketika MC memanggil namanya, kok ada tambahan 'Amin', itu kaget saya. Setahu saya namanya Suyitno nggak ada 'Amin'nya. Nah, saya bilang ini kok aneh ada nama Amin karena lagi ramai-ramai Pilpres, kemudian begitu. Nggak ada konteks apa-apa, jadi konteksnya bercanda,” jelas Yaqut di kantor KPU RI, usai penandatanganan MoU.

Dia lalu menjelaskan arti kata ‘bidah’. Menurutnya, harusnya orang senang jika dikaitkan dengan ‘bidah’. “Bidah itu artinya kreatif, novelty, kebaruan. Itu arti leterleknya begitu. Harusnya senang dong orang kalau ini disinggung-singgungkan dengan urusan politik, padahal nggak ada,” kata Yaqut.

Baca Juga: PKB dan NasDem Siapkan Kejutan Kapten Timnas Pemenangan AMIN

Yaqut meminta polemik guyonannya diakhiri. Dia mengajak masyarakat bersikap santai dalam menghadapi situasi politik hingga setahun ke depan.

“Santai saja menghadapi pemilu ini. Kita riang gembira, kita hadapi perbedaan yang memang sudah jadi kodrat kita, takdir kita ini semua kan berbeda-beda,” ujarnya.

Yaqut meminta agar semua masyarakat menikmati perbedaan dan tidak tegang. “Indonesia merayakan demokrasi ini dengan kegembiraan, dengan ketawa-tawa aja gitu loh. Serius boleh tapi jangan tegang. Clear kan?" harapnya.

Polemik pernyataan Yaqut soal ‘amin berarti bidah’ muncul pasca deklarasi pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar, yang diusung oleh Partai NasDem dan PKB. Parpol pengusung Anies-Muhaimin menyepakati akronim ‘AMIN’ sebagai representasi bagi pasangan yang diusungnya.  

Pada sebuah acara, Yaqut lalu menyebut yang memilih Amin berarti ‘bidah’. Pernyataan itu dilontarkan Yaqut saat membuka orientasi PPPK Kemenag RI di Surabaya, Jawa Timur. Awalnya dia melempar candaan kepada Kepala Balitbang Diklat Kemenag, Amin Suyitno. Setelah itu, Yaqut menyinggung soal ‘amin’ yang sedang ramai.

“Prof Amin Suyitno, ini aminnya tambahan atau sudah lama, Pak? Karena lagi ramai ini amin-amin, lagi ramai,” kata Yaqut di sela-sela sambutannya di Diklat Keagamaan Surabaya seperti dilansir detikcom, Rabu (13/9/2023).

Yaqut keasyikan bercanda soal nama Amin. Dia mengaku tak tahu nama Suyitno diawali Amin.

“Saya nggak tahu ya, saya curiga, biasanya panggil Pak Yitno, bukan Amin Suyitno. Jangan-jangan ada capres singkatannya amin,” kata Yaqut ketika itu.

Yaqut kemudian berseru tidak akan memilih Amin. Dia juga mengatakan orang yang memilih Amin berarti bidah.

“Tapi saya nggak pilih itu (Amin, red) Pak, jelas ya? Masih ada yang pilih itu bidah,” tuturnya.

Baca Juga: Sebut Sebagai Poros Tengah, Prabowo akan Lanjutkan Kebijakan Jokowi

Sebelumnya, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI, Rahmat Bagja, mengingatkan para pejabat negara untuk tidak mengeluarkan pernyataan memancing jelang Pemilu 2024. “Harusnya teman-teman pejabat negara itu harus bisa menahan diri,” imbau Bagja.

Pernyataan Yaqut itu juga sudah ditanggapi oleh Muhaimin Iskandar alias Cak Imin. Cak Imin enggan menanggapi kelakar Yaqut soal akronim Amin. Dia mengatakan ucapan tersebut tidak memiliki subtansi.

“Apa perlu ditanggapi? Nggak ada, nggak ada dan nggak ada substansinya. Nggak ada substansinya. Tidak perlu ditanggapi,” kata Cak Imin di Klenteng Kong Miao Taman Mini, Jakarta, Kamis (14/9/2023).

Cak Imin juga menepis kata ‘Amin’ sebagai sebuah politisasi. Dia pun menjawab dengan candaan. “Politisasi apa, politisasi masjid? Kami tidak pernah mempolitisasi masjid. Tapi nggak tahu di masjid kok banyak Amin,” balas Cak Imin. (A)

Reporter: Mustaqim

Editor: Haerani Hambali

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga