Mengenal Budaya Kasebu, Pesta Panen Masyarakat Wasilomata

Nur Fauzia, telisik indonesia
Senin, 24 Juni 2024
0 dilihat
Mengenal Budaya Kasebu, Pesta Panen Masyarakat Wasilomata
Gendang yang menjadi simbol generasi pada budaya Kasebu. Foto: Nur Fauzia/Telisik

" Budaya Kasebu merupakan event budaya yang digelar setiap tahunnya di Baruga, tepatnya Desa Wasilomata, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah "

BUTON TENGAH, TELISIK.ID - Budaya Kasebu merupakan event budaya yang digelar setiap tahunnya di Baruga, tepatnya Desa Wasilomata, Kecamatan Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah.

Salah satu Saha atau yang biasa dikenal dengan tokoh adat Wasilomata, Zulkifli menjelaskan, kata 'Kasebu' berarti duduk bersila untuk bermusyawarah yang saat ini dalam bahasa daerah Wasilomata yaitu 'poseba'.

Kata dia, dahulu masyarakat setempat hidup secara individual atau masing-masing sehingga timbul inisiatif untuk bersatu membentuk sebuah persatuan kampung. Setelah kampung itu terbentuk kemudian tibalah saatnya panen sehingga Kasebu ini digelar untuk merayakan pesta panen tersebut.

Baca Juga: Ribuan Warga Buton Tengah Padati Acara Joget Event Budaya Kasebu

Salah satu simbol budaya Kasebu yaitu pada saat tengah malam para Saha duduk bersila kemudian empat orang Saha memukul gendang sambil bernyanyi menggunakan bahasa daerah, makna dari gendang tersebut yaitu generasi kedepan sehingga para Saha datang dan duduk di sekitar gendang hingga subuh untuk bertafakur mendoakan generasi agar menjadi generasi yang berbakti bagi bangsa dan negara.

Setiap Saha yang duduk untuk berdoa  disuguhi kopi, kapur, pinang, dan sirih yang dilayani oleh Lopo atau para remaja yang melayani Saha setiap 1 jam sekali. Hal ini dilakukan agar para Saha tetap terjaga dan tidak mengantuk sampai pagi hari.

Baca Juga: Gua Liangkabori Muna, Situs Sejarah Peninggalan Manusia Purba yang Dikelilingi

Dirman, salah satu Lopo mengungkapkan, tugas mereka dalam kegiatan kebudayaan ini yaitu untuk melayani para orang tua atau tokoh adat seperti menggelarkan tikar, melayani kebutuhannya saat prosesi adat berlangsung, serta mengantar jemput para Saha ke rumahnya masing-masing.

Dirman mengungkapkan, kegiatan Kasebu ini merupakan budaya yang sudah ada dari nenek moyang mereka. Namun acara tersebut hanya ramai setiap dua tahun sekali, karena setiap dua tahun sekali selalu diadakan lomba voli, bola, dan beberapa lomba sehingga banyak menarik perhatian orang banyak selain itu juga para saudara yang ada diperantauan akan pulang untuk meramaikan acara tersebut.

"Tahun ini bukan jadwalnya jadi hanya dirayakan sekedarnya saja, tapi karena Kasebu ini tidak bisa ditinggalkan maka tetap dirayakan untuk mensyukuri hasil panen pemberian sang kuasa," pungkasnya. (B)

Penulis: Nur Fauzia

Editor: Fitrah Nugraha

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Baca Juga