Tradisi Unik Masyarakat Muna Sambut Hari Raya Idul Fitri

Ahmad Jaelani, telisik indonesia
Jumat, 21 April 2023
0 dilihat
Tradisi Unik Masyarakat Muna Sambut Hari Raya Idul Fitri
Salah satu tradisi yang masih dilestarikan di Kota Raha Kabupaten Muna adalah haroa atau baca-baca. Foto: Ahmad Jaelani/Telisik

" Hari raya Idul Fitri 1444 H sebentar lagi tiba dan masyarakat di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, memiliki kebiasaan unik dalam menyambut hari yang penuh sukacita ini. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan di Kota Raha adalah haroa atau baca-baca "

MUNA, TELISIK.ID - Hari raya Idul Fitri 1444 H sebentar lagi tiba dan masyarakat di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, memiliki kebiasaan unik dalam menyambut hari yang penuh sukacita ini. Salah satu tradisi yang masih dilestarikan di Kota Raha adalah haroa atau baca-baca, sebuah bentuk kesyukuran pada sang pencipta setelah sebulan penuh berpuasa.

Sejak pagi hari, salah satu warga setempat, Wa Ode Nurfadillah mulai mempersiapkan isian haroa yang terdiri dari berbagai makanan khas Muna. Para wanita di sana biasanya membuat lapa-lapa, kue cucur, pisang goreng srikaya dan wajik yang membutuhkan ketelatenan dan kesabaran yang tinggi.

Sementara itu, para pria seperti Madan membantu mempersiapkan ayam parende dan ayam kagule, dari menyembelih, membersihkan bulu-bulu ayam kampung, hingga memasaknya.

Baca Juga: Tak Ada Suara Takbiran, 4 Tradisi Perayaan Idul Fitri di Jepang

Setelah semua isian haroa siap, mereka meletakkannya di dalam sebuah tudung berbentuk lingkaran, yang biasanya ditutupi dengan kain putih dan diberi alas dari daun pisang.

Lepas Salat Magrib, tradisi haroa atau baca-baca sudah bisa dilaksanakan. Hari ini, Jumat (21/4/2023), orang tua kampung, La Olo K memimpin haroa tersebut dengan jumlah belasan orang duduk bersila untuk doa bersama.

Suasana pagi hingga siang terlihat cerah, namun pukul 16.47 Wita, cuaca mulai agak mendung. Meskipun proses persiapan haroa memakan waktu dan tenaga, namun masyarakat di Kota Raha masih tetap menjaga dan melestarikan tradisi itu.

"Saya senang bisa berpartisipasi dalam tradisi haroa ini. Meskipun melelahkan, namun kebersamaan dan kerja sama yang terjalin di antara warga membuat semuanya terasa lebih mudah dan menyenangkan," ucap seorang warga, Wa Ode Nurfadillah.

Tradisi haroa telah menjadi bagian dari identitas budaya masyarakat Kabupaten Muna, yang dipandang sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT.

Baca Juga: Sejarah Tradisi Salam Tempel saat Lebaran di Indonesia

Tradisi itu merupakan warisan leluhur yang terus dilestarikan. Haroa juga dilakukan di berbagai daerah di Sulawesi Tenggara.

Seiring dengan perkembangan zaman, ada perubahan dalam pelaksanaannya, namun nilai-nilai kebersamaan, kerja sama dan syukur tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi haroa.

Terus dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat di Kabupaten Muna dan daerah-daerah lain di Sulawesi Tenggara, sehingga nilai-nilai kearifan lokal tersebut tetap terjaga dan tidak hilang seiring dengan perkembangan zaman. (A)

Penulis: Ahmad Jaelani

Editor: Kardin 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS 

Baca Juga